Cinta Tanpa Syarat dari Ibu Luar Biasa untuk Anak Istimewa

cinta tanpa syarat

Bayi perempuan itu terlahir normal sempurna, komplit, tidak kurang dan tidak lebih. Tentu saja membuat bahagia orang tuanya dan juga keluarga besarnya. Bayi itu adalah anak pertama pasangan suami istri muda, seorang perempuan berusia 23 tahun yang telah menikah dengan seorang laki-laki berusia 25 tahun. Namun, 8 bulan kemudian di saat anak tersebut sedang lincah-lincahnya belajar berjalan (rambatan), tiba-tiba ibunya kaget karena kaki kiri bocah itu tidak lagi bisa menapak. Ternyata kaki kiri tersebut menjadi lumpuh terserang virus polio. Sejak itulah perjuangan ayah ibunya dimulai.

Anak perempuan itu adalah saya. Di era kelahiran saya memang belum ada imunisasi polio. Sehingga di era itu banyak anak-anak seusia saya yang terserang virus polio. Bukan perkara mudah bagi saya untuk membuka kenangan lama kedua orang tua saya untuk menceritakan masa-masa sulit menghadapi kenyataan yang terjadi pada anak pertamanya. Karena itu, saya mencoba menyelami perasaan ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus lewat buku “Diary Dreams, Cinta Tanpa Syarat, Kado untuk Ibu dengan Anak Istimewa”.

Buku yang diterbitkan oleh Shira Media ini berisi kisah nyata yang dialami oleh 4 orang ibu muda yang memiliki anak berkebutuhan khusus (kids with special needs). Anak-anak berkebutuhan khusus itu bisa sama kasusnya tetapi juga bisa berbeda-beda. Seperti di dalam buku ini, 4 (empat) ibu muda dengan masing-masing memiliki anak berkebutuhan khusus yang berbeda-beda diagnosanya.

Flashback sejenak, ketika hamil anak kedua Januari-Oktober 2017 yang lalu, saya pasrah sepenuhnya kepada Tuhan. Apapun dan bagaimanapun nanti bayi saya, saya pasrah pada Tuhan. Yang penting saya menjaga kesehatan saya dan janin selama kehamilan hingga kelahiran. Kenapa saya pasrah? Ya, karena melihat kenyataan di sekitar saya dimana banyak saya lihat terlahir anak-anak berkebutuhan khusus. Alhamdulillah anak kedua saya lahir tepat pada waktunya dan lengkap (tidak kurang dan tidak lebih).

Saya masih teringat sekali dimana pada suatu hari, dalam kondisi hamil Dimas, ketika saya sedang berada di RS Panti Rapih ada seorang ibu yang bertanya kepada saya dimana bisa membeli pulsa. Dia membutuhkan pulsa untuk bisa pesan taksi. Ibu itu menggendong anaknya yang menderita Hydrochepalus. Ga mungkin tega saya membiarkan ibu itu pergi keluar membeli pulsa sambil menggendong anaknya tersebut. Bersyukur saya bisa membelikannya pulsa lewat mobile banking. Kemudian suami saya bilang,“Berapapun pulsa yang kau beli, ikhlaskan saja untuk ibu itu, siapa tahu mereka itu malaikat.”

Saya orang beriman, saya yakin bahwa Allah SWT memberikan cobaan dan ujian itu sesuai dengan kemampuan hambaNYA. Ibu dengan anak Hydrochepalus tersebut pasti ibu yang luar biasa. Sedangkan saya, karena secara fisik saya lemah maka Allah menganugerahkan anak-anak yang kuat dan insyaallah siap menjadi bodyguard ibunya kelak.

Berarti keempat ibu muda yang tergabung dalam DREAMS yang dianugerahi anak berkebutuhan khusus itu adalah ibu-ibu luar biasa ya? Iya benar sekali! Mereka adalah ibu-ibu sangat luar biasa di mata Allah. Sebagai manusia biasa mereka pasti berderai-derai air mata dalam mengasuh anaknya yang berkebutuhan khusus. Perjuangan mereka pasti tidak hanya sebatas berdoa, namun juga pontang-panting kesana kemari demi untuk anak-anak mereka.

cinta tanpa syarat

Tadinya saya pikir DREAMS itu sejenis dengan “impian” hehehe.. maklumlah saya terbiasa membaca buku motivasi, tapi ternyata itu adalah inisial dan singkatan dari keempat nama ibu-ibu luar biasa penulis buku tersebut, yaitu Diaz, Rita, Elsie, Aya — Moms of Special Needs Kids. Nah, kebetulan saya kenal baik dengan salah satu penulisnya, yaitu Aya, saya juga sudah beberapa kali bertemu dengan putri bungsunya.

Diaz memiliki anak istimewa yang mengalami craniosynostosis, mikrocefalli, dan GDD (Global Development Delay). Rita memiliki anak istimewa dengan diagnosis labiopalastokisis, hiperteroid jantung bocor, dan kehilangan kemampuan mendengar. Elsie memiliki anak istimewa (yaitu anak pertama) dengan diagnosis ADD (Attention Deficit Disorder). Sedangkan Aya memiliki anak istimewa dengan diagnosis West Syndrome dan Lennox Gastaut Syndrome.

Membaca nama-nama diagnosis tersebut, mungkin enggak asing ya, tetapi artinya apa dan bagaimana penanganannya, nah itu perlu tahu lebih jauh dengan membaca buku ini. Keempat ibu hebat ini menerangkannya dengan sangat detil. Mulai dari penyebabnya, hingga cara penanganannya.

Saya tidak tahu apakah pernah ada diterbitkan buku semacam ini, kalau pun ada mungkin saya yang kudet (kurang update). Oleh karenanya saya sangat senang ada buku ini. Sebagaimana dituangkan di dalam bagian Pengantar, keempat ibu hebat tadi menulis buku ini sebagai media berbagi untuk menguatkan ibu-ibu dengan anak istimewa. Bahwasanya setiap ibu memiliki problematika yang harus dihadapi serta mengubah sudut pandang tentang anak-anak istimewa bahwa mereka juga sama dan berharga.

Isi dari buku ini enak dibaca karena ditulis berdasarkan pengalaman mereka sendiri dalam mengasuh anak-anak istimewa mereka. Ada bagian-bagian tertentu yang membuat perasaan kita ikut teraduk-aduk. Tidak sedikit bagian yang mengundang pembacanya turut meneteskan air mata.

Buku “Diary Dreams, Cinta Tanpa Syarat, Kado untuk Ibu dengan Anak Istimewa” ini dicetak dengan ukuran kecil yaitu 13 x 19 cm, sampul softcover, dengan ketebalan 192 halaman, sangat praktis untuk dibawa kemana-mana.

Di Instagram saya pernah mengutip tulisan dari dr.H.M.Komarudin, SP.A (Dirut RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta) yang tertulis di dalam buku tersebut.

 

View this post on Instagram

 

Buku ini adalah kisah tentang 4 (empat) ibu luar biasa yang dikaruniai anak-anak dengan ‘special needs’ (anak berkebutuhan khusus). . Saya berminat membaca buku “CINTA TANPA SYARAT” ini bukan karena dikaruniai anak spesial juga, tetapi karena saya adalah si ‘special needs’ itu sendiri. Ibu saya pasti pernah merasakan banyak hal seperti yang dirasakan oleh Diazwara Anjani, Rita Octavia, Elsie Nitria dan @kartikanugmalia meskipun beda kadarnya. . Berikut saya mengutip kesan dan pesan dari dr. H. Komarudin, Sp.A (Dirut RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta) yang tertulis di buku ini: . Anak adalah anugerah terindah. Allah SWT menitipkan “anak Istimewa” kepada seorang ibu karena dia wanita terpilih dimana doa, air mata, usaha, dan keikhlasannya akan menjadi kekuatan terbesar untuk buah hatinya. Jika mendidiknya dengan benar, anak akan mempunyai konsep diri yang positif dan mampu menemukan serta mengembangkan potensi yang dimiliki. . Jangan jadikan anak sebagai proyek dan jangan pula membebani mereka dengan berbagai keinginan kita. Cintailah mereka apa adanya dan milikilah waktu untuk mereka. . Buku ini menggambarkan begitu indah cinta, kasih, dan sayang ibu pada “anak Istimewa”-nya dan mengajarkan pada kita untuk selalu bersyukur atas titipan-NYA. . Terimakasih @kartikanugmalia atas pesan yang kau tulis dengan jemarimu (pict.2), hanya ini support yang bisa aku berikan, tetaplah menjadi ibu hebat untuk anak-anak istimewamu ya, dear Aya, dan teruslah menebar inspirasi 🙂 . . #diarydreams #cintatanpasyarat #anakistimewa #ibuhebat #specialneeds #anakberkebutuhankhusus

A post shared by Wiwin Pratiwanggini (@pratiwanggini) on

Buku ini recommended banget. Bukan karena saya kenal penulisnya hehehe… Tapi bener-bener banyak hal yang akan Anda dapatkan dari buku ini, yaitu antara lain:

  1. Buku ini bisa membuat kita lebih memahami arti keberadaan seorang anak di dunia.
  2. Buku ini menginspirasi dan memotivasi para orang tua lain di luaran sana tentang bagaimana orang tua harus terus berjuang dan tidak menyerah untuk anaknya, apapun yang terjadi.
  3. Buku ini mengajarkan perjuangan, kasih sayang, dan penerimaan dari orang tua menjadi “energi” luar biasa bagi perkembangan putra-putrinya.
  4. Buku ini menggambarkan begitu indah cinta, kasih dan sayang ibu pada “anak istimewa”-nya dan mengajarkan pada kita untuk selalu bersyukur atas titipan-Nya.
  5. Buku ini menginspirasi para orang tua lain yang memiliki pengalaman serupa untuk mengupayakan yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
  6. Buku ini mengajarkan kita untuk memahami anak berkebutuhan khusus dengan perspektif yang berbeda. Bukan menjadikannya sebagai beban hidup, tapi justru semangat untuk menjalani hidup dengan kesabaran dan keikhlasan.
  7. Buku ini menjadi teman untuk membangun empati dan simpati kepada anak-anak berkebutuhan khusus dan keluarganya.

Trus gimana cara mendapatkan buku ini? Alhamdulillah, buku ini dijual bebas di toko-toko buku. Anda bisa mendapatkannya di toko buku terdekat di kota Anda, seperti Gramedia, Toga Mas, atau Gunung Agung. Dan jika Anda ingin ngobrol atau sharing langsung dengan penulisnya, silakan mengontak penulisnya ya.. Anda bisa menghubungi Aya di akun Instagramnya, silakan klik aja: IG @kartikanugmalia.