Tidak terasa saya sudah punya anak bujang usia 17 tahun. Anak kecil yang dulu sekarang sudah menuju dewasa. Kalau sudah begini, saya jadi merasa sudah uzur, hehehe… Oiya, Satria, anak pertama saya ini, lahir pada tanggal 09 Oktober 2002 di Rumah Bersalin Bhakti Ibu di Golo Yogyakarta. Ia lahir melalui tindakan Sectio Caesarean (SC). Terlahir dengan berat badan 2020 gram dan panjang 42 cm. Begitu lahir, karena BBLR, selama 2 minggu Satria dirawat di poli NICU di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Alhamdulillah setelah itu tumbuh normal seperti bayi pada umumnya dan sehat wal afiat hingga hari ini.
Dan di hari lahirnya yang ke-17 ini, Satria enggak minta apa-apa. Ayah ibunya juga tidak membiasakan mengadakan pesta atau bagi-bagi hadiah. Kami lebih suka yang sederhana saja. Insyaallah hadiah untuk Satria nanti adalah KTP baru, SIM baru, dan paspor baru. Satria harus bisa keliling dunia, jangan seperti ayah ibunya yang sampai kepala empat belum pernah keluar dari Indonesia ๐
Dan di hari lahirnya kemarin, saya hanya kirim nasehat dan doa kepada Satria lewat WhatsApp dan Instagram. Lah, koq lewat socmed? Iyaaaa, karena kami tidak tinggal serumah; Satria mondok di rumah simbahnya sejak awal tahun 2019.
“17 tahun.
Sebenarnya tidak tepat jika doanya semoga panjang umur.
Kenapa?
Karena sebenarnya jatah umurmu di dunia sudah berkurang sebanyak 17 tahun.
Kita tidak pernah tahu Allah ngasih jatah umur berapa tahun untuk Satria.
20 tahun?
50 tahun?
100 tahun?
Tidak ada yg tahu.
Yang jelas, kuota umurmu sudah berkurang.
Artinya apa?
Saatnya Satria mencatat semua kebaikan yang Satria rasakan selama 17 tahun itu.
Lalu, syukuri.
Saatnya Satria mencatat semua kesalahan dan kekurangan selama 17 tahun itu.
Lalu, jadikan pelajaran dari semua kesalahan, perbaiki semua kekurangan.
Setelah itu tulis rencana untuk masa depanmu.
Tuliskan apa yang akan Satria lakukan di sisa waktu di sisa umur Satria mulai hari ini.
Pesan ibu, jangan abaikan belajar karena tugasmu sekarang belajar, maka jadilah yang terbaik.
Do your best.
Be the best.
Jadilah teladan untuk adikmu satu-satunya.
Kalian sama-sama laki-laki, dia akan mencontoh kakaknya, bukan orang lain.
Satria jangan pernah lupa sholat, karena itulah tiang agamamu.
Makasih ya nak, telah menemani ibu selama 17 tahun ini.
Semoga kita masih akan terus bersama sampai maut memisahkan kita.”
Nah, tadi pagi saya punya kesempatan nge-date dengan anak bujang ini. Mungkin memang sudah dibuat skenarionya oleh Gusti Allah, bahwa saya harus mengurus KTP dan KK lagi karena nama yang tertulis disitu berbeda dengan nama yang tertera di akta kelahiran. Saya menyadarinya ketika kemarin hendak mengurus paspor. Daripada nantinya bermasalah di imigrasi, lebih baik saya bereskan semuanya dari sekarang. Nah, kebetulan jadwal pengurusan KTP-nya Satria adalah hari ini, 10 Oktober 2019. Ya sudah, akhirnya saya urus sekalian saja. Sampai saat ini belum tahu sih kapan jadi, tapi estimasinya adalah 2 minggu. Okelah, kita tunggu saja ya, nak… ๐
Happy Birthday 17th, Satria! We love you… ๐
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.