Sebagian besar dari aktivitas ibu di rumah dilakukan di dapur. Terkadang dapur menjadi semacam ruang kerja bagi seorang ibu. Maka dari itu dapur seringkali dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan kenyamanan. Namun demikian, tidak jarang dapur juga menjadi tempat terjadinya kecelakaan. Karena dapur identik dengan panas dan api, maka biasanya kecelakaan itu menimbulkan luka bakar ringan.
Menurut survei yang dilakukan oleh Combiphar, dari 2,9% kejadian luka bakar di Indonesia, yang 69% sendiri terjadi di rumah dimana yang 21,5%-nya diakibatkan air panas dan minyak panas. Sedangkan menurut survei ANZBA yang dilakukan pada tahun 2013, menyebutkan bahwa 82% luka bakar juga terjadi di rumah dimana yang 55% diakibatkan oleh air atau uap panas dan 12% diakibatkan oleh kontak (peralatan masak yang panas, setrika, api, rokok, dan lain-lain).
Tuh ‘kan, sebagian besar disebabkan oleh air atau uap panas dan minyak panas. Kita semua tahu dimanakah itu tempatnya? Iyaaa, bener banget, di dapur! Dan tidak hanya ibu yang mengalami luka bakar tapi anak-anak pun juga bisa, karena tahu sendiri ‘kan ya anak-anak ‘kan suka mengikuti kemana ibunya… hehehe…

Contoh luka bakar akibat kecelakaan di dapur.
Daftar Isi:
Tips Aman di Dapur
Karena itu sebelum menyesal kemudian, alangkah baiknya kalau kita meminimalkan resiko luka bakar. Untuk itu, ada dua hal penting yang harus diperhatikan agar keamanan di dapur terjaga yaitu interior dapur yang aman dan keamanan saat memasak.
Interior dapur yang aman, meliputi:
- Lantai dibuat sama rata untuk mencegah terpeleset atau tersandung.
- Ada ventilasi atau jendela atau exhaust fan untuk mengeluarkan panas dari dapur.
- Sumber listrik dan alat listrik seperti stop kontak dan microwave atau oven terletak jauh dari sumber air dan api.
- Gunakan interior dapur yang tahan basah dan tidak cepat keropos.
- Jarak yang berdekatan antara kompor dengan wastafel atau sumber air.
- Kompor diletakkan sejajar pinggang.
- Tabung gas diletakkan di tempat yang terbuka dan cukup sirkulasi udara.
Menjaga keamanan saat memasak antara lain dengan cara sebagai berikut:
- Pastikan badan dalam kondisi sehat atau fit.
- Pastikan semua sudut dapur, peralatan masak dan bahan makanan dalam keadaan bersih.
- Pastikan ibu tahu cara penggunaan peralatan dapur.
- Selalu siapkan keset atau lap di lantai.
- Jangan meninggalkan kompor menyala tanpa pengawasan.
- Ketika menggunakan pisau, alasi dengan permukaan datar dan tidak licin.
- Selalu sediakan kitchen towel (kain yang tebal) atau pemadam api ringan.
Nah, dengan memperhatikan hal-hal di atas, diharapkan resiko luka bakar atau luka apapun yang terjadi di dapur bisa diminimalisir. Lebih baik mencegah dari menyesal kemudian. Karena kita semua tahu bahwa penyesalan selalu datang belakangan, regret comes later. 🙂

Salah satu lampin yang biasa saya gunakan di dapur.
O iya satu hal ini jangan sampai lupa ya, ibu-ibu. Jangan sekali-kali meninggalkan kompor menyala tanpa pengawasan. Jika terjadi kebakaran kecil segera padamkan dengan pemadam api ringan yang telah disediakan atau basahi kain tebal (kitchen towel) lalu tutup sumber api perlahan. Jangan sesekali melemparkan air secara langsung karena justru akan memperbesar api.
Huhuhu… saya ingat banget pernah mengalami kebakaran di dapur gara-gara kami pergi serumah tapi lupa mematikan kompor hingga setengah hari. Kami pergi selepas Dzuhur dan baru ingat kompor masih menyala itu sudah selepas Maghrib. Alhamdulillah Tuhan masih melindungi rumah, sehingga kebakaran hanya terjadi pada kompor, tidak sampai kemana-mana. Sejak itu, setiap pergi kemanapun suami saya selalu bertanya terlebih dahulu: “Meninggalkan kompor menyala atau tidak?” Ya, karena dia trauma, saya pun demikian. Jadi, jangan sampai terulang lagi.
Luka Bakar Ringan
Tapi ‘kan tidak menutup kemungkinan meskipun keamanan di dapur sudah dipersiapkan sedemikian rupa, namun ternyata terjadi juga kecelakaan yang mengakibatkan luka bakar? Iya benar, namanya juga usaha, namanya juga meminimalisasi, maka kemungkinan terjadi kecelakaan akan selalu ada. Tapi sebagai ibu, kita ga perlu panik asalkan kita tahu langkah-langkah menangani kejadian luka bakar.
Bersyukur sekali saya dan teman-teman blogger bisa mengikuti acara Mebo Mederma Women’s Community yang diselenggarakan oleh Combiphar dan komunitas Ibu-Ibu Profesional di Hotel Rich Yogyakarta pada hari Sabtu 28 September 2019. Acara ini mengusung thema “Regrets Comes Later”: Bebas beraktivitas di Rumah dengan Meminimalkan Resiko Luka Bakar Ringan dengan menghadirkan narasumber yang ahli di bidang luka bakar ringan, yaitu dokter Hadi yang memiliki nama lengkap dr. Bayu Suhartadi, Sp.BP, RE (beliau adalah spesialis bedah plastik di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten) dan Hernita Astriani, S.Farm, Apt. (Brand Manager Mebo Mederma Combiphar). Serta menampilkan mba Ika Puspita, blogger dari Semarang, yang memberikan sharing seputar pengalamannya mengalami dan menangani luka bakar ringan.
Menjelang akhir acara dihadirkan pula Bapak Rohmat, seorang chef dari Hotel Rich Yogyakarta yang memberikan tips-tips agar aman beraktivitas di dapur. Tentu saja tidak hanya memberikan tips aman, tetapi juga memberikan satu menu istimewa yang bisa dicicipi oleh semua audiens.
Nah, di dalam acara ini saya dan semua audiens mendapatkan ilmu seputar luka bakar ringan. Mulai dari jenis-jenis penyebabnya, cara penanganannya, cara pengobatannya, hingga cara penyembuhan bekas lukanya.
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang sering disebabkan oleh panas dan bisa sangat menyakitkan hingga mengakibatkan gejala-gejala: kulit memerah, kulit mengelupas, luka melepuh, kulit hangus, dan pembengkakan. Akibat luka bakar juga bisa menimbulkan komplikasi yaitu timbulnya bekas luka, infeksi dan kontraktur. Dan seperti yang sudah saya sebutkan di awal tadi bahwa luka bakar sebagian besar terjadi di rumah, diakibatkan oleh air panas dan minyak panas.
Luka bakar bisa terjadi karena berbagai sebab. Penyebab-penyebab luka bakar antara lain:
- Api
- Air panas
- Cairan yang mudah terbakar atau gas
- Listrik
- Bahan kimia
- Therapeutic (efek dari operasi atau laser treatment)
- Radiasi matahari
Nah, kejadian yang disebabkan oleh nomor 1 hingga 4 seringkali terjadinya di rumah dan sebagian besar terjadi di dapur.
Gak ada salahnya kita mengetahui tentang kedalaman luka bakar. Berdasarkan penelitian oleh Jackson pada tahun 1950, terdapat 3 zona pada luka bakar:
- Zona Koagulasi. Pada zona ini, kerusakan jaringan sudah tidak dapat diperbaiki karena protein penyusun jaringan tersebut sudah mengalami koagulasi. Zona ini melambangkan kerusakan maksimal akibat cedera termis.
- Zona Stasis. Jaringan pada zona ini masih dapat diselamatkan, namun sudah terdapat penurunan perfusi di jaringan yang mengelilinginya. Perfusi di jaringan inilah yang berusaha ditingkatkan saat resusitasi luka bakar, sekaligus mencegah kerusakan menjadi ireversibel. Perlu diwaspadai bahwa adanya komorbiditas seperti hipotensi berkepanjangan, infeksi, maupun edema, memiliki potensi menjadikan jaringan di zona stasis rusak secara permanen.
- Zona Hiperemia. Perfusi jaringan ditemukan tertinggi pada zona hiperemia, yang merupakan zona terluar dalam luka bakar. Jaringan pada zona ini biasanya akan mengalami perbaikan. Namun, adanya perburukan kondisi sistemik seperti sepsis atau hipoperfusi jangka panjang dapat mengganggu proses perbaikan jaringan pada zona hiperemia.
Lebih cepat diberikan penanganan yang tepat, akan mengurangi bertambah luas dan dalamnya jaringan mati akibat luka bakar.
Menangani Luka Bakar Ringan
Proses penyembuhan luka bakar itu sangat tergantung dari pertolongan pertama yang diberikan. Waktu krusialnya terletak pada 4 jam pertama, sebelum bertambah parah dan terinfeksi. Berikut ini langkah-langkah penanganan luka bakar atau pertolongan pertama pada luka bakar:
- Stop: Diam di tempat dan hentikan gerakan yang tidak perlu seperti berlari karena akan semakin menyulut api. Biasanya orang yang terbakar akan panik sehingga membuat gerakan yang justru akan menambah kobaran api.
- Drop: Jatuhkan diri ke lantai.
- Roll and cover: Gulingkan badan ke kiri dan ke kanan hingga api padam dan usahakan untuk melindungi wajah dan mulut menggunakan tangan.
- Setelah itu segera lepas bajunya dengan tujuan untuk mempersingkat lama kontak dengan baju.
- Secepatnya didinginkan dengan air bersih suhu normal selama 20 menit. Cari sumber air bersih terdekat, tetapi jangan air dingin. Siram atau basuh dengan air mengalir agar panas tidak menempel terlalu lama. Ini paling lambat dilakukan 1-3 jam setelah kejadian.
- Jika sudah didinginkan, segera keringkan bagian yang terkena luka bakar dengan lembut.
- Oleskan secara tipis salep luka bakar pada bagian yang terkena luka bakar.
- Apabila area luka bakar cukup luas dan sudah muncul tanda kemerahan atau melepuh segera dirujuk ke rumah sakit atau dokter.
Banyak orang masih mempercayai mitos sehubungan dengan penanganan luka bakar. Bahkan mungkin kita sendiri pernah melakukannya. Berikut beberapa mitos yang masih banyak dipraktekkan untuk luka bakar:
- Mengoleskan minyak, kecap atau mentega.
- Mengoleskan odol atau mengompres dengan es batu.
- Membersihkan luka bakar dengan alkohol.
Padahal, dengan mengikuti mitos-mitos tersebut justru dapat membuat luka menjadi lebih parah. Lakukan saja langkah-langkah pertolongan pertama pada luka bakar yang sudah saya tuliskan di atas tadi.
Mengobati Luka Bakar Ringan
Luka bakar ringan tidak bisa dianggap ringan lho yaaa… Luka bakar dapat mengakibatkan kondisi yang berbahaya seperti infeksi, kekurangan cairan dalam jumlah banyak (hipovolemia), turunnya suhu tubuh secara drastis (hipotermia) hingga syok. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan luka bakar secara tepat.
Setelah bagian yang mengalami luka bakar didinginkan, langkah berikutnya adalah memberinya obat dengan mengoleskan salep luka bakar yaitu salep Mebo. Jika terdapat bula atau lepuhan, buang cairan pada lepuhan namun biarkan kulit lepuhannya. Kemudian tutup luka bakar menggunakan kain kasa steril untuk melindunginya dari infeksi. Hindari penggunaan plester karena memiliki perekat yang dapat menempel pada luka.
Salep Mebo diberikan untuk menyerap rasa panas berlebih pada luka bakar, membantu mempercepat proses penyembuhan luka, mengurangi nyeri serta mengurangi potensi terjadinya infeksi. Namun, salep ini tidak boleh digunakan untuk pasien yang alergi terhadap biji wijen.
Mebo mengandung bahan-bahan aktif:
- Coptidis rhizoma, Phellodendri chinensis, Scutellariae radix. Ketiganya berfungsi sebagai anti inflamasi, anti infeksi, dan membantu regenerasi sel.
- Sesame Oil (minyak wijen) dan Beeswax. Kombinasi keduanya mempunyai prinsip mendinginkan luka. Panas yang berlebih dari area luka bakar pada saat dioleskan Mebo akan diserap oleh Mebo sehingga akan mengurangi tingkat keparahan luka bakar.
Sesame oil (minyak wijen) dapat melindungi area luka sehingga mencegah penguapan air dari area luka dan membuat area luka menjadi lebih lembab/moist. Area luka yang moist akan membantu proses regenerasi sel lebih cepat sehingga penyembuhan berjalan dengan baik. Proses penyembuhan luka yang berjalan baik akan meminimalkan kemungkinan terjadinya bekas luka.
Mebo hanya untuk pemakaian luar. Cara pemakaiannya adalah dengan mengaplikasikannya pada luka dengan ketebalan 1 mm (oles tipis) setiap 4-6 jam.
Mebo merupakan salep luka bakar yang diproduksi oleh Combiphar, memiliki keunggulan sebagai berikut:
- Tidak mengandung antibiotik kimia.
- Mempercepat penyembuhan luka bakar sekitar 4-7 hari dengan minimal bekas luka dan sakit.
- Nomor 1 direkomendasikan oleh dokter-dokter di Indonesia.
Karena itu ibu-ibu wajib nih menyediakan salep Mebo di kotak P3K di rumah untuk penanganan luka bakar di rumah. Mebo ini bisa dibeli secara online misalnya di Lazada atau di apotek-apotek terdekat.
Mengatasi Bekas Luka Bakar
Luka bakar seringkali meninggalkan bekas yang merusak kecantikan dan keindahan kulit. Dan salah satu komplikasi dari luka bakar adalah terbentuknya skar (scar). Skar adalah proses alami untuk penutupan luka dimana baik oleh karena operasi maupun karena kecelakaan.
Skar ada beberapa jenis, antara lain:
- Skar Fungsional
- Skar Atrofi: bekas luka berbentuk cekungan, biasanya cukup kecil jika berada diwajah, akan tetapi jika berada di punggung atau dada bisa lebih besar dari 1 cm. Biasanya ini akibat jerawat atau cacar air.
- Skar Hipertrofi: bekas luka berbentuk parut yang menebal tetapi tidak melebar melebihi luka asli dan nantinya akan menghilang dengan sendirinya.
- Skar Keloid: bekas luka berupa pertumbuhan jaringan yang melebihi luka aslinya, bentuknya menggelembung dan mengkilap setelah lukanya sembuh.
Proses pudarnya bekas luka bakar dapat dipengaruhi dalam setiap tahapan dari pembentukan luka. Bekas luka akan lebih cepat memudar jika lebih cepat ditangani. Untuk hasil yang lebih baik, gunakan Mederma segera setelah luka tertutup atau segera setelah jahitan dilepas. Untuk luka baru, bekas luka akan pudar dalam waktu 8 minggu dan untuk luka yang sudah lama akan pudar dalam waktu 3-6 bulan.
Mederma mengandung 3 (tiga) bahan aktif yaitu cepalin, allantoin dan aloe vera. Cepalin adalah bahan anti-peradangan yang telah terbukti dapat membantu menyamarkan struktur bekas luka secara nyata. Allantoin mendorong proses penyembuhan, mengurangi gatal-gatal dan meratakan permukaan kulit. Aloe vera berfungsi melembabkan, memperbaiki dan meningkatkan vitalitas kulit.
Berkat kombinasi istimewa dari ketiga bahan aktif ini, Mederma mampu bekerja aktif di bagian dalam bekas luka. Formula gel proaktifnya efektif untuk digunakan baik pada bekas luka baru maupun lama.
Keunggulan Mederma:
- Produk pilihan untuk perawatan bekas luka oleh dokter Indonesia (sumber: Indonesia Medical Data Index 2013).
- Secara signifikan membantu proses penyembuhan luka dalam 8 minggu pemakaian (untuk bekas luka baru).
- Mederma tidak hanya bekerja di permukaan kulit tapi juga meresap dan memperbaiki bekas luka hingga ke bagian dalam kulit sehingga perawatan lebih efektif dan menyeluruh.
- Gel mengandung bahan alami Ekstrak Onion (Cepalin), Allantoin dan Aloe Vera.
- Telah dipasarkan di Indonesia oleh COMBIPHAR sejak tahun 2002.
Mederma menyembuhkan bekas luka secara efektif jika pengobatan dilakukan secepatnya saat luka sudah tertutup. Untuk hasil terbaik, selalu gunakan Mederma dengan benar. Untuk bekas luka baru, gunakan Mederma 3-4 kali sehari sekurangnya selama 8 minggu. Untuk bekas luka lama, gunakan Mederma 3-4 kali sehari sekurangnya selama 3-6 bulan.
Gunakan Mederma hanya ke luka yang sudah benar-benar tertutup. Dimulai dari tengah ke arah sisi luar, gel dipijat lembut pada skar. Dilanjutkan dengan gerakan memutar kecil sampai Mederma diserap seluruhnya.
Untuk mendapatkan produk ini tidak sulit ya, ibu-ibu, karena Mederma sekarang tersedia di Century, Guardian, Watsons, Apotik Kimia Farma, Apotik K-24 dan toko farmasi terdekat lainnya.
Tidak ada yang benar-benar dapat menghilangkan bekas luka secara menyeluruh. Namun, Mederma membantu mengurangi ketidaknyamanan, membantu proses penyembuhan dan membuat bekas luka Anda hampir tak terlihat. Asalkan dengan pemakaian rutin dan konsisten. Dengan demikian, Anda dapat kembali percaya diri dengan kulit Anda.
#mebocombiphar #medermacombiphar #mebomedermawomenscommunity #combiphar #Yogyakarta
Salam,
Wiwin Pratiwanggini