Lompat ke konten
Home » Kesehatan » Kesehatan dan Produktivitas Dimulai dari Tidur Berkualitas

Kesehatan dan Produktivitas Dimulai dari Tidur Berkualitas

  • oleh
webinar antangin good night

Kesehatan dan produktivitas dimulai dari tidur berkualitas. Benarkah? Bagi saya, cukup tidur itu penting. Alarm tubuh akan memberikan sinyal saat saya kekurangan tidur. Tapi, cukup tidur buat saya bukan berarti tidur dalam waktu lama. Jujur saja, gak ada waktu. Cukup tidur bagi saya adalah bisa nyenyak meski dalam waktu singkat.

Kalau dihitung-hitung dalam sehari waktu tidur saya rata-rata hanya 4-5 jam. Bangun jam 2.30 pagi, tidur lagi jam 10 atau 11 malam. Tanpa tidur siang karena saya bekerja full time. Biasanya kalau ada waktu, baru deh akhir pekan saya pakai untuk tidur. Alhamdulillah, meskipun jam tidur saya pendek tetapi saya tetap sehat dan produktif. Bangun dini hari, lalu bisa kelar satu artikel blog atau naskah buku itu rasanya bersyukur banget.

Bersyukur juga saya bukan penderita insomnia, hanya kadang-kadang saja ngerasa badan kurang nyaman karena ada gejala masuk angin. Karena masih pandemi saya harus peduli dengan alarm tubuh. Saat tubuh ngerasa kurang nyaman, biasanya saya mengonsumsi produk herbal yang bisa mengatasi masuk angin, lalu saya akan tidur dengan nyenyak dan bangun tidur dalam kondisi tubuh lebih sehat dan segar.

Nah, sekarang ada Antangin Good Night. Ini adalah produk herbal dengan bahan herbal passion flower dan valerian yang terbukti memiliki khasiat menenangkan dan dapat membantu tidur lebih baik dan pulas. Serta jahe yang terbukti efektif mengatasi masuk angin dan menghangatkan badan.

Oh iya, di masa pandemi ini tingkat stres kita pasti meningkat dibandingkan hari-hari biasa, untuk itulah Deltomed Laboratories menghadirkan solusi herbal terbaru yaitu Antangin Good Night. Seperti apa Antangin Good Night? Bagaimana pula caranya meningkatkan tidur berkualitas? Tenangggg… Kali ini saya mau berbagi informasi mengenai kedua hal tersebut.

banner webinar antangin good night

Bersyukur banget pada tanggal 18 Juni 2021 kemarin (sssttt… bertepatan dengan hari lahir saya lhoo…) saya bisa ikutan acara webinar yang diselenggarakan oleh Deltomed Laboratories bekerja sama dengan komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Webinar yang mengangkat thema “Kesehatan dan Produktivitas Berawal dari Tidur yang Berkualitas” tersebut dipandu oleh host (MC) cantik yang tidak asing lagi di dunia penulis yaitu Sara Neyrhiza. Selain itu webinar ini juga menghadirkan dua narasumber yang memang pakar pada bidangnya, yaitu:

  1. Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. dr. (Cand) Inggrid Tania, M.Si., yang memaparkan tentang Peran Herbal dalam Memperbaiki Kualitas Tidur.
  2. Chief Business Development and R&D Deltomed Laboratories, apt. Drs. Victor S. Ringoringo, S.E., M.Sc., yang mengenalkan dan menjelaskan lebih jauh tentang Antangin Good Night dalam paparannya yang bertajuk Kesehatan dan Produktivitas Dimulai dari Tidur Berkualitas.

Sebelum narasumber memaparkan materinya masing-masing, audiens diajak menjawab polling yang dishare oleh penyelenggara webinar. Adapun 5 (lima) pertanyaan yang digelar adalah sebagai berikut:

  1. Berapa lama rata-rata Ibu tidur setiap malam? A. Kurang dari 6 jam, B. 6 jam atau lebih. (Jawaban saya: A)
  2. Apakah Ibu sering merasa sulit tidur? A. Ya, B. Tidak (Jawaban saya: B)
  3. Jika Ibu terbangun di malam hari, apakah Ibu mudah tertidur kembali? A. Sulit tertidur kembali, B. Mudah tertidur kembali (Jawaban saya: B)
  4. Seberapa sering Ibu merasa lelah ketika bangun di pagi hari? A. Sering merasa lelah, B. Jarang atau tidak pernah merasa lelah (Jawaban saya: B)
  5. Apakah pada siang hari Ibu sering merasa ngantuk dan sulit konsentrasi? A. Iya, B. Tidak (Jawaban saya: B)

Dari polling tersebut tampak bahwa jawaban saya 80% adalah B, artinya tidur saya cukup berkualitas. Sedangkan jika Anda menjawab dan ternyata jawaban A-nya lebih dari satu, ada kemungkinan Anda memiliki indikasi gangguan tidur. Dan… tepat sekali Anda menyimak informasi edukatif yang saya bagikan ini 🙂

narasumber dan host
Bapak Victor (kiri atas), dokter Inggrid (kanan atas), dan Sara Neyrhiza (bawah)

Definisi Tidur

Tidur memiliki beberapa definisi sesuai dengan pemikiran para ahli, antara lain sebagai berikut:

  1. Menurut Guyton & Hall (2014), tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan tak sadar yang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik ataupun rangsangan lain.
  2. Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.
  3. Menurut Turpin (1986) dalam Leahy & Kizilay (1998, p.700), tidur merupakan suatu keadaan dimana organisme secara reguler, berulang, dan mudah kembali lagi (reversible) ditandai oleh keadaan yang relatif diam atau tanpa gerak dan meningkatnya ambang respon terhadap stimuli eksternal.

Sedangkan tidur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

  1. Dalam keadaan berhenti (mengaso) badan dan kesadarannya (biasanya dengan memejamkan mata).
  2. Mengistirahatkan badan dan kesadarannya.

Dalam paparannya, dokter Inggrid Tania menyampaikan bahwa tidur adalah saat dimana sistem-sistem dalam tubuh kita beristirahat, juga masa dimana tubuh mengalami detoksifikasi. Ada detoksifikasi di liver, ada juga di otak. Di otak misalnya, ada sampah-sampah metabolik, ada sel-sel sampah yang tidak berfungsi. Semua itu akan mengalami proses pembuangan. Sistem saraf neurotransmitter yang merupakan senyawa yang akan meregulasi semua sistem di dalam tubuh kita juga akan diseimbangkan ketika kita tidur.

Pada saat tidur pula, menurut para ahli, banyak sel yang menunjukkan peningkatan produksi protein, dimana kita ketahui protein mempunyai fungsi salah satunya adalah untuk memperbaiki sel-sel yang rusak akibat aktivitas yang berat atau akibat paparan sinar ultraviolet saat individu bekerja di luar ruangan.

brain detox
Tidur adalah waktunya otak melakukan detoksifikasi. (sumber: materi dokter Inggrid)

Pentingnya tidur berkuantitas dan berkualitas bagi kesehatan

Setelah mengerti apa itu definisi tidur, maka kita jadi tahu betapa pentingnya tidur berkuantitas dan berkualitas itu bagi kesehatan. Lalu apa itu kuantitas tidur dan kualitas tidur?

Kuantitas tidur menggambarkan seberapa lama kita tidur. Kebanyakan nih orang dewasa membutuhkan 7-9 jam tidur di malam hari. Tetapi kebutuhan kuantitas tidur setiap individu bisa saja berbeda. Ada yang butuh 6 jam, ada pula yang butuh 10-11 jam tidur di malam hari. Saya pribadi rata-rata membutuhkan 4-5 jam dalam semalam.

Sedangkan kualitas tidur menggambarkan seberapa nyenyak kita tidur. Tidur yang berkualitas misalnya dapat tertidur dalam waktu 30 menit atau kurang, tidur malam tanpa terbangun di tengah malam atau hanya terbangun satu kali, dan kembali dapat tidur dalam waktu 20 menit setelah terbangun.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidur  itu mempengaruhi kesehatan kita. Hal ini bisa dibuktikan dimana pada saat kuantitas dan kualitas tidur kita menurun, kita akan mengalami gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut antara lain:

  • menurunnya sistem imunitas,
  • menurunnya fungsi kognitif (meosi tidak stabil, kepercayaan diri menurun, menjadi lebih sembrono/teledor) dan serta menurunnya working memory span sebesar 38%,
  • rentan mengalami moodiness dan depresi,
  • membuat semakin besar kemungkinan mengalami kecelakaan,
  • membuat rentan mengalami penuaan dini, dan
  • meningkatkan selera makan junk food atau makanan yang tidak sehat.

Sering mendengar quote yang berbunyi “quality over quantity” ‘kan? Artinya adalah bahwa kualitas itu di atas kuantitas. Sebagaimana dipaparkan oleh dokter Inggrid bahwa sebenarnya yang mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan yang lebih dominan adalah kualitas tidur. Hal ini sudah dibuktikan melalui serangkaian penelitian yang dilakukan oleh US National Sleep Foundation bahwa:

  • Kualitas tidur itu lebih dominan dalam mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan daripada kuantitas tidur.
  • Kualitas tidur menjadi indikator yang lebih baik dalam menilai mood dan kepuasan hidup dibandingkan kuantitas tidur.

Lalu bagaimana kualitas tidur masyarakat Indonesia? Dokter Inggrid memaparkan bahwa di Indonesia pernah dilakukan survei terhadap 2.944 responden pada rentang usia 18-24 tahun. Hasil dari survei tersebut adalah lebih dari 2/3 masyarakat Indonesia mengalami kurang tidur.

Masalah tidur yang banyak dialami oleh masyarakat adalah insomnia. Dari prevalensi gangguan tidur di dunia sebesar 5-15%, 31-75%-nya sendiri berkembang menjadi masalah insomnia kronik. Insomnia adalah ketidakmampuan dalam menjaga atau mempertahankan kuantitas dan kualitas tidur yang baik. Sekitar 1 dari 3 orang di dunia kadang-kadang mengalami insomnia dalam derajat yang bervariasi.

Akibat dari insomnia antara lain adalah konsentrasi menurun, rasa lelah yang terus menerus, performance kurang bagus, pegal-pegal nyeri otot, gampang mual, gampang tersinggung.

Pengaruh pandemi terhadap kualitas tidur

Pandemi Covid-19 mempengaruhi kualitas tidur dan kesehatan psikologis. Menurut survey yang dilakukan oleh SleepHelp.org, sebanyak 22% orang menyatakan bahwa kualitas tidurnya memburuk karena adanya Covid-19 yang disebabkan karena stres, ketakutan dan kecemasan terhadap Covid-19. Hal tersebut tentu saja mempengaruhi aspek kualitas tidur, yaitu latensi tidur, durasi tidur, kualitas tidur subjektif, efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi siang hari. Demikian dikatakan oleh Dhamayanti, Faisal, Maghfirah, tahun 2019.

Jangan lupa bahwa penggunaan ponsel atau gawai yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa khawatir dan stres bisa berakibat mengganggu kebiasaan dan kualitas tidur masyarakat Asia Pacific (APAC) selama pandemi yang disebut dengan Coronasomnia atau Covidsomnia.

tidur berkualitas
Cara meningkatan kualitas tidur. (sumber: materi dokter Inggrid)

Bapak Victor menambahkan bahwa post covid atau long covid sangat mengganggu para penyintas covid, yaitu berupa gejala-gejala ikutan yang sering muncul. Hampir 45% dari penyintas covid itu mengalami gangguan tidur karena stres yang masih dialami. Bagi kita yang belum terkena Covid-19 pun menghadapi pandemi ini juga menjadi stres. Nah, tentu saja ini juga akan mengganggu kualitas tidur.

Post-covid atau long covid, menurut dokter Inggrid, adalah rasa tidak nyaman setelah sembuh dari Covid. Rasa tidak nyaman tersebut antara lain badan terasa tidak fit, juga insomnia. Seseorang yang pernah sembuh dari Covid paling banyak mengalami kecemasan dan insomnia. Insomnia dan kecemasan adalah kondisi yang saling terkait karena kecemasan biasanya menimbulkan insomnia dan insomnia sendiri menyebabkan kecemasan akan lebih meningkat.

Selain itu, ada beberapa faktor penyebab gangguan tidur, yaitu antara lain:

  1. Gangguan fisik, seperti sedang sakit kepala, nyeri sendi, nyeri perut, dan lain-lain.
  2. Isu medis, seperti sleep apnea (gangguan tidur yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti), dan lain-lain.
  3. Gangguan psikologik/psikiatrik, seperti stres, depresi, ansietas.
  4. Gangguan lingkungan, seperti lampu kamar terlalu terang, suara berisik, dan lain-lain.
  5. Genetik, seperti narkolepsi (gangguan sistem saraf yang menyebabkan rasa kantuk berlebih pada siang hari serta tertidur secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan tempat).
  6. Penuaan atau faktor usia.
  7. Obat-obatan, seperti obat hipertensi, antidepresi, obat mengandung kafein.
  8. Bekerja di malam hari, karena aktivitasnya berlawanan dengan biological clock.

Bagi penulis atau blogger seperti saya nih biasanya gangguan tidur terjadi akibat aktivitas nomor 8. Menurut pengamatan saya ini banyak dialami oleh perempuan yang memiliki kebiasaan begadang pada malam hari untuk menyelesaikan naskah atau artikel. Hal ini banyak dilakukan karena pada waktu-waktu itulah bisa mendapatkan waktu yang tenang sehingga bisa mengeluarkan ide-ide serta menghasilkan karya dengan baik.

Tidur berkualitas dan daya tahan tubuh pada pandemi Covid-19

Pola tidur (sleep cycle) terdiri dari Non Rapid Eye Movement 1 ke Non Rapid Eye Movement 2 merupakan sikuls tidur ringan. Kalau dua tahap ini sudah dikewati maka akan masuk ke tidur lelap (deep sleep) yaitu Non Rapid Eye Movement 3 dan Non Rapid Eye Movement 4. Lalu masuk ke Rapid Eye Movement. Siklus ini dalam satu malam bisa terjadi 3-4 kali.

siklus tidur
Siklus tidur / sleep cycle. (sumber: materi Bapak Victor)

Tidur lelap (deep sleep) bisa memerlukan waktu 90-120 menit atau kira-kira 2 jam. Jadi kalau bisa menikmati deep sleep sebanyak 3-4 siklus atau 6-8 jam maka tidur berkualitas itu bisa dicapai. Saat deep sleep inilah waktu yang paling penting dimana terjadi detoksifikasi, restorasi keluhan mental dan keluhan fisik, regenerasi sel, dan peningkatan sel-sel yang berkaitan dengan kekebalan tubuh kita.

Jadi kalau tidur kita berkualitas, selain kita mendapatkan daya tahan tubuh yang lebih baik, bangun fresh (segar), mood lebih baik. Kondisi tidur berkualitas inilah yang sangat didambakan setiap malam terutama di masa pandemi Covid-19 ini.

Perlu diketahui bahwa kurang tidur dapat menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit. Hal ini berkaitan dengan sistem innate daya tahan tubuh. Pada saat tidur lelap, Interleukin-1, Tumor Necrosis Factor (TNF) dan Natural Killer Cells (NKC) akan tinggi di dalam darah dan menurun ketika bangun. Hal  ini menunjukkan bahwa tidur yang berkualitas dapat meningkatkan sistem daya tahan tubuh.

Herbal memperbaiki kualitas tidur

Banyak cara yang bisa ditempuh untuk memperbaiki kualitas tidur. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan agar kita bisa tidur dengan berkualitas, yaitu:

  1. Melakukan meditasi.
  2. Tidur dengan mematikan lampu (di ruang yang gelap).
  3. Berolahraga
  4. Mematikan TV/komputer.
  5. Mandi air hangat.
  6. Membatasi minuman yang mengandung kafein.
  7. Membaca buku.
  8. Makan makanan yang kaya akan magnesium dan zinc.

Selain itu kita juga bisa lho dengan cara mengonsumsi herbal-herbal tertentu. Biasanya herbal-herbal tersebut mengandung ekstrak tanaman obat untuk mengatasi gangguan tidur, yaitu antara lain Valerian, Lavender, Hop, Chamomile, Hawthorn, St. John’s Wort, Rosemary, dan Passion Plower.

passion flower, valerian, jahe
Passion Flower, Valerian, dan Jahe. (sumber: materi dokter Inggrid)

Dalam vebinar kali ini dokter Inggrid menjelaskan tentang 3 (tiga) macam ekstrak tanaman obat saja yaitu Passion Flower, Valerian, dan Jahe.

  1. Passion Flower (Passiflora incarnata). Tanaman ini habitat aslinya adalah Amerika Serikat bagian tenggara, tepatnya di Florida – Texas. Hasil uji klinik pada subjek manusia menunjukkan bahwa ekstrak Passion Flower meningkatkan total sleep time (TST), efisiensi tidur dan memperbaiki wake after sleep onset (WASO) secara signifikan. Kesimpulannya, ekstrak passion flower bermanfaat pada gangguan insomnia.
  2. Valerian (Valeriana officinalis). Habitat aslinya adalah Eropa dan Asia Barat. Hasil systematic review dan meta-analysis tahun 2006 terhadap uji-uji klinik valerian menunjukkan bahwa Valerian memperbaiki kualitas tidur tanpa efek samping. Dan hasil terbaru tahun 2020 menunjukkan bahwa Valerian aman dan efektif menginduksi tidur dan mencegah gangguan tidur secara signifikan.
  3. Jahe (Zingiber officinale). Habitat aslinya adalah Asia Tenggara, Cina, India, Kepulauan Pasifik. Hasil uji in-vitro terhadap kandungan senyawa seskuiterpan dalam jahe menunjukkan bahwa jahe memiliki aktivitas anti-rhinovirus penyebab selesma / common cold / masuk angin.

Nah, ketiga ekstrak tanaman obat ini dapat dikombinasikan untuk mendapatkan efek sinergistik dalam menginduksi tidur, meningkatkan total sleep time, memperbaiki kualitas tidur serta membantu mencegah dan mengatasi efek buruk akibat kurang tidur seperti masuk angin dan penurunan imunitas.

Antangin Good Night solusi tidur berkualitas

Dengan mengkombinasikan ketiga ekstrak tanaman obat tadi, PT Deltomed Laboratories memproduksi herbal yang berfungsi untuk mengatasi gangguan tidur yaitu Antangin Good Night. Antangin Good Night adalah tablet herbal dengan logo jamu di sebelah kiri atas, sudah memiliki sertifikat halal dari MUI, dan memiliki izin edar yang dikeluarkan oleh Badan POM.

Selain mengandung tiga komponen utama yaitu passion flower, valerian, dan jahe tadi, Antangin Good Night  juga mengandung komposisi lainnya yaitu Myristica (Myristica fragrans) dan Sembung (Blumea balsamifera). Komponen-komponen tersebut sangat berkhasiat untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengatasi gangguan-gangguan atau gejala-gejala masuk angin.

Passion Flower, Valerian, dan Ginger, ketiganya secara sinergi dapat meningkatkan kualitas tidur dan mengatasi gejala-gejala atau gangguan masuk angin yang mengganggu kualitas tidur, Sehingga dengan demikian dua aktivitas ini secara sinergis akan meningkatkan kualitas tidur dengan lebih baik.

Selain concern atas khasiat dan keamanan dari Antangin Good Night, Deltomed Laboratories juga sangat concern dengan kualitas. Badan POM dalam memberikan persetujuan (approval), mempunyai 3 pertimbangan utama yaitu pertimbangan kualitas, efikasi, dan keamanan. Ketiganya sudah dipenuhi oleh Antangin Good Night. Hal ini didasarkan pada adanya sertifikasi cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB) yang sudah dimiliki oleh PT Deltomed Laboratories. Selain memiliki sertifikat CPOTB untuk bentuk sediaan padat tablet Antangin Good Night, PT Deltomed Laboratories juga memiliki sertifkat ISO 9001 (mutu produknya baik serta memenuhi persyaratan Badan POM).

antangin good night
Antangin Good Night

Khasiat dan kegunaan Antangin Good Night:

  1. Membantu meringankan gangguan sulit tidur.
  2. Membantu meredakan gejala masuk angin dan menghangatkan badan.

Khasiat ini dapat meningkatkan kualitas tidur, sehingga tidak mudah terbangun pada malam hari, dengan demikian total sleep time menjadi cukup dan masuk ke dalam siklus tidur.

Antangin Good Night ini baik dikonsumsi oleh orang dewasa dan lansia. Aturan pakainya adalah 2-4 tablet sebelum tidur. Pada prinsipnya dalam menggunakan Antangin Good Night ini adalah start low go slow, artinya gunakanlah dengan 2 tablet, nah kalau belum berefek sesuai yang diinginkan bisa ditingkatkan dosisnya secara bertahap.

Dimana bisa mendapatkan Antangin Good Night? Antangin Good Night bisa didapatkan di apotik, toko obat, dan e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada, Bukalapak, dan JD.ID. Harganya pun sangat terjangkau yaitu sekitar Rp 5.000 per strip berisi 4 tablet. Selanjutnya, untuk mendapatkan info lebih lanjut mengenai produk Antangin Good Night, jangan lupa untuk follow akun IG @antangin_id.

Penutup

Di akhir paparannya Bapak Victor menyampaikan pesan bahwa kalau ingin tidur kita berkualitas, bisa dikaitkan dengan daya tahan tubuh kita. Daya tahan tubuh kita bisa diperoleh dengan menerapkan pola hidup sehat seperti rutin berolahraga, mengonsumsi sayur dan buah, serta mengelola stres.

Ditambah dengan mengonsumsi herbal yang mengandung passion flower dan valerian yang terbukti membantu memperbaiki kualitas tidur. Serta mengandung jahe untuk mengatasi masuk angin dan menghangatkan tubuh. Ketiganya ini sudah diformulasikan ke dalam produk herbal Antangin Good Night.

Sekali lagi kesehatan dan produktivitas dimulai dari tidur berkualitas. Tidur berkualitas sangat penting untuk meningkatkan kesehatan fisik, fungsi otak, dan kesehatan emosional. Dengan demikian maka kreativitas akan lebih baik dan produktivitas akan meningkat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *