Membangun sebuah keluarga, diperlukan kerja sama yang baik antara suami dan istri. Untuk sebagian orang, berbagi peran dan beban tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan komitmen yang jelas serta diperlukan kemampuan mengatur waktu sebaik mungkin. Kalau tempo hari saya membahas tentang ibu bekerja multi peran, nah kali ini saya akan mengulas tentang bagaimana ibu bekerja berbagi peran dan beban dengan suami.
Peran Suami dan Istri
Pembagian peran antara suami dan istri idealnya seimbang. Bukan berarti tugas harus dibagi rata, ya. Berbagi peran di sini mempunyai arti kita harus mampu memahami profil pasangan. Ada suami yang lebih suka memasak, ada suami yang lebih telaten soal keuangan rumah tangga, dan ada juga suami yang lebih telaten soal kebersihan dan kerapian rumah dibanding istri. Kita harus memahami bahwa setiap orang berbeda.
Antara rumah tangga yang satu dan yang lain juga tidaklah sama. Pembagian peran antara keluarga dengan satu orang yang bekerja atau dengan dua-duanya bekerja pun akan berbeda. Peran yang seimbang adalah yang sesuai dengan profil individu, dan masing-masing harus merasa nyaman.
Berbagi peran dan beban biasanya akan diawali dengan membuat kesepakatan untuk meringankan beban suami istri. Kesepakatan tersebut didasari oleh rasa tahu sama tahu alias tidak ada perjanjian di atas kertas maupun secara lisan. Memang sih, ada pasangan yang cukup terbuka atau blak-blakan dalam mendiskusikan pembagian peran sebelum atau sesudah menikah.
Setiap keluarga pasti memiliki nilai sendiri, profil, keadaan ekonomi, jumlah anak, kondisi sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Dalam setiap rumah tangga, aspek-aspek tersebut tentu akan berbeda dan tidak bisa disamakan.
Pada umumnya, pembagian peran antara suami istri adalah suami mencari nafkah lalu istri mengurus rumah dan anak. Akan tetapi di era modern seperti sekarang sudah terjadi pergeseran gender. Banyak perempuan yang ikut mencari nafkah atas dasar kebutuhan ekonomi yang tinggi. Pembagian peran tetap bisa terjadi ketika suami dan istri sama-sama bekerja.
Misalnya saja hari ini suami yang mengurus anak dengan memandikan, menemani mengerjakan PR atau bermain, sementara istri mengurus rumah, seperti berbelanja ke supermarket, menyediakan makan malam, atau mencuci piring. Keesokannya istri yang mengurus anak dan suami yang mengurus rumah.
Komunikasi untuk Berbagi Peran
Untuk dapat berbagi peran dan beban, hal utama yang harus dilakukan oleh masing-masing pasangan suami istri adalah komunikasi. Sebaiknya aspek-aspek dalam kehidupan rumah tangga harus diperhatikan, ditelaah, dan dapat dibicarakan secara seksama untuk menghindari konflik.
Konflik dapat terjadi karena kurangnya komunikasi antara suami istri. Ada perbedaan kepribadian antara suami dan istri, yaitu temperamen dan karakter masing-masing. Apabila yang satu lebih santai, maka yang satu lebih disiplin. Hal seperti ini juga bisa menjadi masalah. Setiap pasangan harus memahami terlebih dahulu bahwa konflik merupakan hal wajar dan umum terjadi. Dengan diri sendiri saja masih suka konflik, apalagi dengan orang lain.
Konflik dengan pasangan bisa diatasi bersama. Sebaiknya tidak perlu terlalu meributkan dan membersarkan masalah untuk hal yang sepele. Ketika suami mau membantu menyiapkan sarapan meski sebenarnya dia tidak bisa memasak, tidak ada salahnya kita menghargai usahanya itu. Abaikan hal yang tidak penting, beri toleransi dan jangan menerapkan standar yang sama dengan apa yang biasa kita lakukan.
Kunci pernikahan yang berhasil adalah pernikahan yang individu di dalamnya bisa berkomunikasi dan saling mengingatkan dengan cara yang penuh cinta. Misalnya, ketika suami tidak mau berbagi tugas, sampaikanlah dengan cara yang mesra dan lembut, jangan marah-marah.
Kita tidak akan pernah bisa mengubah pasangan kita dan sebisa mungkin jangan menaruh harapan yang terlalu berlebihan. Sebab, segala sesuatu yang terlalu berlebihan akan menjadi hal yang tidak baik. Yang harus kita lakukan adalah menemukan cara terbaik untuk kita dan pasangan.
Ibu Bekerja Berbagi Peran dengan Suami
Sebagai seorang wanita yang menjalankan berbagai peran, pastilah terdapat beban lebih yang diterima dan dapat menimbulkan stres. Nah stres ini bisa terjadi apabila terdapat hal yang tidak sesuai antara yang kita harapkan dengan realita yang terjadi. Misalnya, seorang wanita sebagai ibu bekerja dan pengurus rumah tangga. Banyaknya pekerjaan yang harus ditanggung di kantor dan rumah dapat menimbulkan stres jika tidak berbagi peran dengan pasangan.
Kita dapat mengendalikan tingkat sres kita, khususnya untuk wanita dengan peran ganda, misalnya dengan melakukan hal-hal berikut ini:
- Menolak dengan tegas dan bijak untuk pekerjaan di kantor yang bukan job desc kita.
- Mendiskusikan soal pembagian tugas rumah tangga dengan suami.
- Mempekerjakan asisten rumah tangga untuk meringankan beban pekerjaan rumah.
Ketika bisa menangani hal-hal tersebut, kita akan mendapat apresiasi di tempat kerja. Selain itu, hubungan dengan pasangan akan lebih harmonis karena ada komunikasi dan kerja sama yang baik. Apabila kita merasa tidak bisa melakukan apa-apa, justru yang akan terjadi adalah sebaliknya. Kita akan rentan terhadap stres dan tidak bisa maksimal dalam menjalankan peran maupun tanggung jawab.
Ibu bekerja berbagi peran dan beban dengan suami akan menjadikan urusan rumah tangga menjadi lebih efektif. Perlu diingat bahwa peran dan beban tersebut tidak bisa dipukul rata, karena setiap keluarga dan setiap individu memiliki peran dan beban yang berbeda pula. Untuk mengetahui apakah pembagian peran antara kita dan pasangan sudah efektif atau belum, kita perlu membicarakannya dari hati ke hati dan mencari solusi terbaiknya.
Selamat menjelang akhir pekan, para ibu bekerja! Waktunya menikmati quality time bersama keluarga tercinta. Sampai jumpa di artikel selanjutnya tentang ibu bekerja.
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.