Lompat ke konten
Home » Ibu Bekerja » Bagaimana Strategi Ibu Bekerja Multi Peran?

Bagaimana Strategi Ibu Bekerja Multi Peran?

  • oleh
strategi ibu bekerja multi peran

Berbicara mengenai ibu bekerja multi peran, bagi saya tentu saja sangat menarik. Bukan untuk mengeluhkan situasi dan kondisi yang saya alami, tetapi untuk berbagi inspirasi bagaimana saya bisa menikmati dan menjalani multi peran ini.

Apa sih yang dimaksud multi peran di sini? Saya mengutip dari Jurnal Unpad:

Multi peran perempuan merujuk pada dua peran atau lebih yang dijalankan dalam waktu yang bersamaan; misal, sebagai ibu rumah tangga di ranah domestik sekaligus sebagai perempuan pekerja di ranah publik.

Multi Peran Seorang Ibu

Berbicara mengenai multi peran, pada dasarnya seorang ibu menjalani 3 (tiga) peranan penting sekaligus dalam keluarga, organisasi, dan masyarakat.

  1. Ibu adalah ibarat jantung dalam setiap rumah tangga, ketika dia berhenti bekerja maka berhentilah seluruh kehidupan di dalamnya. Dalam rumah tangga, ibu adalah menteri pendidikan, menteri kesehatan, menteri keuangan, dan juga manajer.
  2. Sebagai ibu bekerja, ia memiliki tugas dan tanggungjawab profesi dalam organisasi atau instansi tempat ia bekerja. Ibu dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya tanpa membawa-bawa statusnya sebagai seorang ibu.
  3. Ibu juga memiliki peran dalam kehidupan bermasyarakat misalnya turut serta dalam kegiatan rukun tetangga, rukun warga, gotong-royong.

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tahun 2021 saat masa pandemi, saya menjadi narasumber dalam sebuah acara talkshow melalui IG Live yang bertujuan untuk mengedukasi dan memotivasi para perempuan terkait tema yang akan dibawakan.

Berhubung tema tersebut belum pernah saya tulis di mana-mana, masih relate dengan beberapa artikel yang sedang saya bahas mengenai seputar ibu bekerja, dan tema ini juga tak akan lekang oleh waktu, maka izinkan saya berbagi di sini. Semoga bermanfaat.

peran penting ibu

Ibu Bekerja Multi Peran

Lebih spesifik lagi, topik yang diangkat pada waktu itu adalah berbincang mengenai perempuan multi-peran yang memiliki latar belakang profesi sebagai pegawai kantoran. Atau lebih singkatnya, ibu bekerja multi peran. Lalu apa saja yang dibahas dalam perbincangan tersebut? Simak yuk…

Menjadi Ibu Sekaligus Wanita Karir

Pertanyaan yang diajukan oleh host adalah: “Apakah mungkin seorang perempuan bisa menjadi seorang ibu sekaligus wanita karir?”

Tentu saja jawaban saya adalah: Bisa banget. Bukti konkritnya adalah saya. Saya ibu rumah tangga sekaligus ibu yang bekerja di luar rumah. Bekerja 5 hari dalam seminggu, dengan jam kerja resmi 8 jam sehari. Padahal faktanya, untuk urusan pekerjaan saya harus stand by 24 jam secara remote. Bolehlah dibilang wanita karir, meskipun sebenarnya sudah tidak mengejar karir lagi.

Sementara itu, banyak sekali perempuan yang menjalani profesi ganda seperti saya. Profesi ganda ini lebih dikenal dengan istilah multi peran. Nah, hebatnya seorang ibu, seberat apapun tugas dan tanggung jawab di rumah maupun di tempat kerja, ia mampu menjalani keduanya. Saking berat dan sibuknya, bahkan sampai tak ada waktu untuk mengeluh.

Ada banyak alasan atau motivasi yang mendorong perempuan menjalani peran ganda sebagai ibu rumah tangga sekaligus ibu bekerja. Motivasi ibu bekerja yang satu dengan yang lain bisa sama, namun tidak jarang yang motivasinya berbeda.

Sikap Terhadap Stigma Perempuan Tidak Boleh Bekerja

Pertanyaan berikutnya adalah: “Bagaimana pendapat narasumber terkait stigma perempuan tidak boleh bekerja karena masih banyak yang menganggap bahwa endgoal dari perempuan adalah menjadi ibu rumah tangga?”

Stigma, menurut KBBI, adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. Secara umum, stigma merujuk pada label negatif, stereotip, atau penilaian buruk yang melekat pada kelompok atau individu tertentu.

Adanya stigma itulah yang seringkali menimbulkan dampak negatif berupa nyinyiran terhadap ibu yang bekerja di luar rumah. Apalagi di sekitar kita masih banyak unit rumah tangga yang menggunakan sistem patriarki. Patriarki, menurut KBBI, adalah perilaku mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam masyarakat atau kelompok sosial tertentu.

Sayangnya, hingga detik ini praktik budaya patriarki masih ada dan berkembang di tatanan masyarakat Indonesia. Karena budaya ini telah mendarah daging dalam masyarakat kita sejak lama, bahkan sebelum masyarakat mengenal tulisan.

Bersyukur keluarga besar saya cukup demokratis, bukan penganut patriarki banget. Bisa dikatakan sudah bisa menerima situasi dan kondisi sesuai perkembangan jaman.

Sehingga ketika menghadapi stigma bahwa perempuan tidak boleh bekerja, saya memilih untuk tidak ambil pusing. Saya sendiri yang tahu situasi dan kondisi keluarga saya. Saya sendiri yang tahu apa solusi atas keberlangsungan hidup rumah tangga saya.

Jadi, lebih baik saya kembali kepada kesepakatan awal saya dengan suami. Selagi suami ridha saya tetap menjadi ibu bekerja, maka akan saya jalani dengan sebaik-baiknya. Bersyukur hingga hari ini pekerjaan lancar, demikian pula saya tidak melalaikan kodrat saya sebagai ibu rumah tangga.

Pandangan Suami dan Anak

Pertanyaan ketiga yang disampaikan oleh host adalah: “Bagaimana pandangan suami dan anak terhadap ibu bekerja multi peran?”

Lagi-lagi balik lagi ke komitmen awal saya dengan suami. Sejak awal suami sudah sangat mendukung saya menjadi ibu rumah tangga sekaligus ibu bekerja. Begitu memiliki anak, tentu saja kami berdua memberikan pengertian kepada anak-anak bahwa ibu tidak seperti ibu-ibu yang lain.

“Mungkin teman-teman di sekolah setiap hari diantar jemput oleh ibu mereka, tetapi kamu tidak, karena pagi sampai sore ibu harus bekerja di kantor, tidak bisa pergi-pergi sesuka hati,” itu antara lain yang kami beritahukan kepada anak-anak.

Bersyukur sampai hari ini, anak-anak tidak pernah protes setiap ditinggal ibunya kerja. Saat sesekali saya harus pulang malam pun, suami dan anak-anak bisa mengerti. Tak jarang mereka menyusul ke kantor untuk sekedar menemani atau membawakan makanan dan minuman. Atau kalau harus lembur kerja saat wiken, saya mengijinkan anak-anak ikut saya ke kantor.

Strategi Menyeimbangkan antara Karir dan Keluarga

Pertanyaan keempat yang dilontarkan adalah: “Apa kesulitan dalam menghadapi ibu bekerja multi peran dan bagaimana cara mengatasinya (strategi menyeimbangkan antara karir dan keluarga)?”

Tampaknya memang bukan sesuatu yang mudah untuk menyeimbangkan karir dan keluarga. Ada dilema di dalamnya. Namun, itu bisa diupayakan bahkan tanpa perlu mengorbankan salah satunya. Beberapa hal yang saya lakukan antara lain:

ibu bekerja multi peran

Membuat jadwal rutin

Tidak harus berupa jadwal yang “tharik-tharik”, dalam istilah jawanya, atau detail banget, tetapi cukup yang simpel saja. Karena yang terpenting kita mampu menjalaninya seoptimal mungkin.

Contoh jadwal sebelum ke kantor: bangun lebih awal (sebelum subuh), setelah subuh membereskan urusan domestik termasuk persiapan diri sendiri dan anak-anak untuk berangkat ke sekolah/kuliah, mengantar anak ke sekolah sambil berangkat kerja.

Contoh jadwal setelah pulang kerja: menjelang atau sekitar magrib saya tiba di rumah kemudian beberes diri sendiri, lalu makan malam bersama keluarga, menemani anak bermain dan belajar, hingga waktunya istirahat.

Momen mengantar ke sekolah sambil berangkat kerja, biasanya diantar oleh suami. Jadi pada momen tersebut ada bonding di antara saya dengan suami dan anak. Hal yang sama kami lakukan terhadap si kakak dan juga si adik, hanya berbeda masanya. Sehingga keduanya mendapatkan porsi yang sama.

Mengatur waktu sebaik mungkin

Saya selalu berusaha untuk tidak membuang-buang waktu, baik di tempat kerja maupun di rumah. Saat di rumah, waktu saya full untuk keluarga. Kalaupun ada proyek dari bisnis sampingan yang harus saya kerjakan, biasanya saya lakukan saat sudah pada tidur, misalnya di waktu dini hari hingga waktu subuh.

Saat berada di kantor, saya juga tidak membuang-buang waktu untuk hal-hal yang kurang penting. Jika ingin berkumpul dengan rekan kerja untuk berbincang-bincang, maka itu saya lakukan saat makan siang atau pada waktu istirahat.

Melalukan quality time bersama keluarga

Tidak jarang saya dan suami masak bareng. Dia tukang masaknya, sementara saya mendapat bagian untuk mempersiapkan bahan-bahannya. Sambil mengerjakan itu semua, kami berdua mengobrol atau berdiskusi tentang apapun. Saat menunggu anak les pun saya manfaatkan bersama suami untuk ngobrol atau jalan-jalan sampai waktu les selesai.

Menciptakan kegiatan khusus keluarga pada akhir pekan

Menjelang akhir pekan biasanya salah satu di antara kami akan bertanya atau punya ide besok Sabtu dan Minggu mau ngapain. Bisa jadi tiba-tiba kami pengin nonton bareng di bioskop, atau pengin jalan-jalan ke tempat wisata, atau pengin di rumah saja, atau cukup bareng-bareng mengantar si adik les, dan lain-lain.

Itu tadi beberapa contoh, hal-hal yang saya lakukan untuk menyeimbangkan antara karir keluarga. Masih banyak lagi yang bisa dilakukan, kita bahas lagi lain waktu ya…

Strategi untuk Diri Sendiri

Nah, ini pertanyaan terakhir dari host, yaitu: “Apa strategi untuk tetap memikirkan diri sendiri walaupun menjadi ibu bekerja multi peran?”

Memikirkan diri sendiri itu bukan berarti egois lho ya… Ini sangat penting, kenapa? Agar kewarasan seorang ibu tetap terjaga. Sekalinya ibu sakit atau bahkan kena mental, jangan harap dunia rumah tangga akan baik-baik saja. Semua pasti menjadi kacau.

Oleh karena itu, seorang ibu bekerja sekaligus ibu rumah tangga butuh banget yang namanya keseimbangan hidup. Istilah kerennya adalah work-life balance. Untuk itu banyak hal yang bisa dilakukan, tinggal disesuaikan dengan situasi dan kondisi, berikut ini antara lain beberapa hal yang bisa saya lakukan:

strategi untuk diri sendiri

Menerapkan pola hidup sehat

Ini prioritas. Tidak berarti harus mengikuti yoga, aerobik, dan sebagainya. Mulai saja dulu dari asupan yang masuk ke dalam tubuh kita. Makanlah makanan yang sehat. Yang penting jangan sampai sakit berat.

Punya Me Time

Tidak perlu lama atau seharian penuh tapi cukup satu hingga dua jam sehari. Misalnya berendam air hangat sambil membaca buku, menonton film di Netflix, menulis di blog, dan lain-lain.

Perempuan tidak bisa menjadi pasangan atau orangtua yang efektif jika tak bahagia, jadi luangkan waktu untuk merawat diri sendiri agar merasa rileks.

Tidak menunda-nunda pekerjaan

Buat saya, pekerjaan cepat selesai atau bisa selesai sesuai target itu membuat saya mendapatkan kepuasan tersendiri. Ada perasaan rileks yang kemudian muncul. Karena itu saya merasa sangat bahagia saat pekerjan bisa selesai tepat pada waktunya. Pencapaian tersebut membuat saya makin mantap untuk tidak menunda-nunda.

Ikhlas

Bersikap ikhlas berarti melakukan sesuatu tanpa mengharapkan sesuatu yang lain, atau menerima dengan lapang dada apapun yang sudah terjadi. Keikhlasan merupakan kata kunci dari kesuksesan, karena ketika merasa ikhlas kita dapat mengerahkan kemampuan terbaik yang kita miliki.

Bersikap ikhlas membuat saya lebih ringan melangkah, tidak merasa terbebani oleh tanggung jawab baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai ibu bekerja. Bagi saya itu adalah perjalanan yang harus saya lalui, skenario dari Tuhan yang harus saya mainkan.

Perempuan memang diciptakan luar biasa. Saat menjadi ibu, dia akan memegang begitu banyak peranan penting. Hebatnya, ibu tetap mampu menjalankan semua peran itu tanpa melalaikan kodratnya. Jadi, tak perlu takut jika kelak Anda pun menjadi ibu bekerja yang harus menjalani multi peran.

Lanjut baca artikel berikutnya ya, saya akan sharing mengenai Dampak Ibu Bekerja bagi Perkembangan Anak.

27 tanggapan pada “Bagaimana Strategi Ibu Bekerja Multi Peran?”

  1. Banyak sekali perempuan Indonesia yang bekerja multi peran. Bahkan ada juga yang ikut merawat orang tua. Tapi Insya Allah bila semangat menjalankan semua, maka semua akan berlangsung dengan baik dan lancar.

  2. Daku IRT tapi bisa merasakan yg kakak rasakan karena mamaku career woman dari tahun 80an sampai sekarang. Memang kudu tepat waktu, bangun pagii banget buat siap2 dll. Hebat banget lho ibu bekerja itu karena kerjanya juga double2, di kantor dan di rumah.

  3. Saya salut banget sama ibu yang memiliki multi peran. Nggak kebayang lelahnya seperti apa. Mengurus rumah sekaligus bekerja di luar rumah ????. Hebat banget sih ini. Majulah terus ibu-ibu hebat di Indonesia

  4. Kadang suka kurang sreg sama ucapan multi peran ibu karena dalam berumahtangga, harusnya sama-sama punya multiperan biar kompak hehe.. tapi memang kenyataannya seperti itu, ya, long live dan sehat selalu untuk semua ibu aktif di dunia ini 🙂

  5. Zaman sekarang sih menurutku mau engga mau IRT harus multiperan juga mencari penghasilan. Bisa di luar rumah, bisa dari rumah, sama aja. Suami juga harus multiperan juga sih, bantu-bantu juga urusan rumah tangga.
    Memang semuanya harus berperan manajemen waktu sih. Bapak-ibu bagi peran, anak juga harus mandiri.

  6. ibu yg multi peran itu termasuk wanita hebat, soalnya bisa membagi waktu antara pekerjaan dan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.. sehat selalu ibu2 hebat

  7. Keren banget kalau lihat ibu-ibu strong yang bisa multi peran, jadi ibu rumah tangga, jadi ibu pekerja juga jadi guru bagi anak-anak. Memang, pekerjaan seorang ibu itu pekerjaan mahal, gak bisa dinilai sama uang.

  8. Bisa banget donggg ibu jadi wanita karir dengan peran ganda. Banyak banget alasan dan motivasi ibu bekerja meskipun masih banyak stigma di masyarakat tentunya. Menurutku sendiri seharusnya IRT x working mom jangan saling nyinyiir, saling menyudutkan. Justri kita sesame ibu harus salong bergandeng tangan dan menguatkan. Karena tujuan kita emang sama: membahagiakan seisi rumah terutama anak2.

  9. Bagaimana menyeimbangkannya ya jadi kunci seorang ibu yang ingin tetap bekerja. Salut buat para ibu yang melakoni hal tersebut, sehat² selalu untuk para ibu

  10. Wah, keren banget, Bu! Jadi bener deh, ibu tuh emang superhero sejati dengan multi peran yang luar biasa. Dari urusan rumah tangga, pekerjaan di luar, sampe berkontribusi buat masyarakat, semuanya dikerjain dengan cinta dan dedikasi tinggi. Salut banget sama semangat dan kegigihannya! ??????????????????

  11. Eka Fitriani larasati

    yang multiperan gak hanya ibu bekerja diluar rumah sih, IRT juga termasuk IRT yang bekerja di rumah juga. Sama-sama punya tanggung jawab dan kewajiban yang gak bisa di abaikan. juga, harus sama sama punya quality time baik dengan keluarga maupun diri sendiri. hal seperti ini harus dikomunikasikan juga dengan pasangan

  12. Salut banget akutuh sama ibu bekerja multiperan. Dan memang harus bisa bagi waktu antara keluarga sama me time nya. Puter otak tapi tetep bikin bahagia.

  13. salut banget sama para buibu yang bekerja dan mengurus keluarga. keren banget. nggak kebayang gmn bagi waktunyaa. semangat para ibuuu!

  14. Anak2 saya sejak kecil sudah terbiasa ditinggal kerja oleh ibunya. Makanya pas ibunya sudah ga ngantor lagi, mereka malah bingung. Ibu kok ga kerja lagi, ntar ga bisa beliin jajan dong hehehee… Ada2 aja ya anak2 tuh klo berceloteh, lucuuu..

  15. Makanya aku sebagai anak pertama harus rela balik kampung agar ibuku nggak bekerja lagi. Jadi fokus masak aja kalo lagi longgar. Biarlah beliau ikut pengajian di kampung/ikut organisasi perempuan asal masih sesuai jalur.

    Biarkan beliau berkreasi dan bercengkerama dgn teman seusianya. Asal nggak banding2in kesuksesan anak org lain dgn aku aja. Hehe.

    InsyaAllah ibuku baik sih. Pengertian bgt. Dan smg istriku nanti tdk menjadi wanita karier yg melupakan kodratnya sbg perempuan. Syukur kl bs bekerja di rumah, yg kerjaannya ga sibuk bgt sampe melupakan utk mendidik si kecil.

  16. Di era modern ini, peran perempuan tidak lagi terbatas pada ranah domestik. Banyak perempuan yang memilih untuk berkarier dan menjadi tulang punggung keluarga, sekaligus tetap mengurus rumah tangga dan anak-anak. Menjadi ibu bekerja multi peran memang bukan hal yang mudah, tapi bukan berarti mustahil.

  17. Itu memangnya masih berlaku ya laranga ibu atau istri ga boleh bekerja di luar? Tapi bisa jadi sih masih ada. Cuma ya sekarang tergantung kita sebagai ibu sih harusnya, kalau pilihannya siap multi peran, kenapa nggak, kan?

  18. Menjadi ibu yang double job itu memang luar biasa, terlebih ada anak yang harus di perhatikan, pasti nggak mudah juga. Kecuali klo yang masih belum ada titipan, mungkin ini sendikit berbeda

  19. Memang nggak mudah ya jadi ibu itu, apalagi kalau punya peran ganda yang bekerja dan ibu rumah tangga. Rasanya keren banget bisa jadi keduanya, makanya memang butuh dukungan dari orang terdekat biar rumah tangga tetap langgeng.

  20. Sebenarnya, tantangan ibu bekerja itu besar. Mereka harus bisa bagi waktu untuk pekerjaan kantor, keluarga, juga diri sendiri. Perannya jadi double-double. Tapi kalau dimanajemen dengan baik, InsyaAllah mah semuakan akan lancar ya.

  21. Intinya adalah manajemen waktu. Baik itu ibu bekerja atau ibu rumah tangga biasa. Semuanya pny kelebihan dan kekurangan masing2.

  22. Novita Nurul Islami

    Selama ini sering galau karena merasa kurang bisa seimbang antara pekerjaan dan keluarga. Setiap hari selalu belajar manajemen waktu efektif, tapi masih saja merasa belum berhasil. Masih saja kehabisan waktu dan energi. hmmm… semoga suatu saat bisa hebat seperti ibu pekerja lain yang bisa seimbang perannya antara keluarga dan pekerjaan.

  23. Aku tuh benar-benar salut sama ibu bekerja soalnya jadi punya dua peran di satu sisi ibu rumah tangga di satu sisi pekerja. Dan emang butuh dukungan dari keluarga supaya semuanya bisa balance. Dan saya setuju juga kalau Ibu emang sebagai jantungnya keluarga kayak sumber yang bikin hidup suasana dan bikin hari hati tertata

  24. Sangat beruntung sekali berada di circle yang membolehkan ibu untuk bekerja. Di rumahku itu unik sekali, kak.. Karena Ibuku sendiri seneng kalau aku kerja remote, tapi buat para mantunya ((mostly anak ibuku cowok, cuma aku yang perempuan)) – ibuku seneng kalau kerja kantoran. Maksudnya, kerja yang punya office-hour.
    Jadi agak dualisme gitu ya..

    Tapi aku beneran salut sama ibu bekerja di ranah publik. Karena waktu bener-bener kudu dimanfaatkan secara optimal agar semuanya berjalan baik dan seimbang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *