Lompat ke konten
Home » Ibu Bekerja » Dampak Ibu Bekerja bagi Perkembangan Anak

Dampak Ibu Bekerja bagi Perkembangan Anak

dampak ibu bekerja

Berbicara tentang ibu rumah tangga yang sekaligus berperan sebagai ibu bekerja memang tidak ada habisnya. Salah satu topik yang selalu hangat menjadi perbincangan adalah mengenai dampak ibu bekerja bagi perkembangan anak.

Orang cenderung akan membandingkan antara anak yang diasuh oleh ibu secara full-time dengan anak yang diasuh oleh ibu secara part-time. Ibu rumah tangga adalah ibu yang ada secara penuh untuk anak-anak. Ibu bekerja hanya ada untuk anak-anak di waktu-waktu tertentu saja.

Dampak atau impak atau impact, menurut KBBI, adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif).

Perlu dipahami bahwa pola pengasuhan ibu sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Oleh karena itu, keputusan yang saya ambil untuk tetap menjadi ibu bekerja tentunya akan mempunyai dampak tersendiri bagi perkembangan anak-anak saya, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

Apa Saja Sih Dampak Ibu Bekerja bagi Perkembangan Anak?

Dalam kesempatan ini saya tidak akan membahas tentang dampak negatif, tetapi bagaimana meminimalisir kemunculannya. Selain itu, saya juga akan menyampaikan dampak positif yang dirasakan oleh anak dari seorang ibu bekerja.

Dengan harapan, dampak negatifnya semoga hanya menjadi efek samping yang bisa diatasi, bukan sesuatu yang dominan sehingga membuat ibu atau calon ibu takut memiliki anak padahal masih ingin bekerja.

Sementara itu, dampak positif yang ada bisa menguatkan ibu bekerja dan memberi inspirasi kepada ibu-ibu yang masih galau antara memilih jadi ibu rumah tangga saja atau sekaligus menjadi ibu bekerja.

Dampak Negatif dan Cara Mengatasinya

Dari membaca berbagai literatur, saya mencoba merangkum apa saja sih dampak negatif yang muncul pada anak dari seorang ibu bekerja. Berikut ini antara lain:

  1. Kehilangan momen bersama orangtua.
  2. Tidak percaya diri.
  3. Menjadi pendiam.
  4. Merasa kurang kasih sayang.
  5. Prestasi belajar rendah.
  6. Masalah tingkah laku.
  7. Kesulitan berkomunikasi.
  8. Merasa kesepian, merasa sendiri dan berpotensi akan lebih mementingkan urusannya sendiri.
  9. Anak berpeluang mencari perhatian ke tempat lain.
  10. Berpotensi mencari ulah untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
  11. Kemungkinan anak lebih dekat dengan babysitter.
  12. Menjadi tempat pelampiasan luapan emosi ibu.

Kedengarannya dampak-dampak negatif tersebut menakutkan ya…? Tidak jarang sih di film-film atau drama-drama keluarga, saya menyaksikan anak-anak yang mengalami seperti di atas. Artinya, bisa jadi memang di sekitar kita ada yang sampai demikian.

dampak negatif ibu bekerja

Oleh karena sebagai ibu bekerja saya tidak bisa menjadi ibu yang sempurna bagi kedua anak saya, maka saya berusaha untuk meminimalisir dampak-dampak negatif yang mungkin timbul. Tentu saja saya tidak sendirian, namun saling mendukung dengan suami.

Menempatkan diri saat kapan memikirkan pekerjaan dan saat kapan fokus kepada anak-anak dan keluarga adalah salah satu hal penting yang harus saya pegang teguh. Sebisa mungkin saya berusaha untuk selalu ada saat anak-anak membutuhkan ibunya.

Tentu saja diimbangi dengan memberi pengertian bahwa pada saat-saat tertentu ibunya tidak berada di samping mereka secara fisik. Mereka akan paham bahwa saat itu ibunya sedang bekerja di tempat lain. Nanti jam sekian baru ada di rumah. Tetapi ibu bisa dihubungi setiap waktu jika memang mereka butuhkan.

Kadang-kadang saya menyempatkan diri pergi berdua saja dengan salah satu anak. Saat itu saya manfaatkan untuk berbicara dari hati ke hati. Alhamdulillah anak-anak suka curhat ke saya tentang apapun. Ya, saya ingin anak-anak menjadikan ayah dan ibunya adalah tempat untuk berbagi suka dan duka.

Agar anak tidak lengket dengan pengasuh/babysitter, saya memilih menitipkan anak di daycare yang edukatif. Tapi itu hanya saya terapkan pada si kakak. Sedangkan si adik, full saya titipkan kepada ayahnya. Nah, agar si adik ini tidak hanya dekat dengan ayahnya, maka saat saya di rumah, sayalah yang full pegang si adik.

Sebagai ibu bekerja, pernah ada masanya saya meluapkan rasa capek dan emosi di rumah. Bukan dengan ngamuk-ngamuk ya, tapi dengan sikap yang tidak manis. Kalau sudah begitu, suami akan menegur, “Jangan bawa pulang masalah kantor.”

Oleh karena itu, menjelang pulang, saya akan membuat diri saya rileks terlebih dulu. Saya lepaskan semua urusan pekerjaan. Biasanya saya akan membaca buku atau menonton film di Netflix melalui ponsel sambil menunggu jemputan.

Dampak Positif yang Dirasakan oleh Anak dari Ibu Bekerja

Pengalaman pribadi nih, dimana saya merasakan sekali dampak positif memiliki ibu yang bekerja. Pernah saya share di artikel tentang motivasi ibu bekerja bahwa bapak saya PNS Guru sementara ibu saya bekerja dari rumah. Tanpa saya sadari ibu telah menjadi role model saya. Beliau seorang pekerja keras yang gigih dan giat.

Rupanya ibu mertua saya pun seorang ibu bekerja. Lebih hebatnya lagi, ibu mertua saya adalah seorang single parent dengan 5 anak laki-laki. Beliau adalah seorang pekerja keras dan orangnya sangat tegas. Ketika anak-anaknya masih kecil, mereka sudah dibiasakan membantu ibunya. Bahkan tidak jarang mereka harus menyiapkan makan mereka sendiri sebelum dan sepulang sekolah.

dampak ibu bekerja bagi perkembangan anak

Berikut ini saya rangkum beberapa dampak positif yang dirasakan dan dialami oleh anak-anak ibu bekerja:

  1. Mereka mendapat inspirasi dari ibunya bagaimana meraih mimpi dan ambisi.
  2. Menjadi tidak manja dan terdidik bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
  3. Anak laki-laki yang dibesarkan oleh ibu yang bekerja sering kali menunjukkan sikap yang lebih berempati dan dukungan terhadap kesetaraan gender.
  4. Anak perempuan yang dibesarkan oleh ibu bekerja cenderung akan bekerja saat dewasa dan memiliki pendapatan yang lebih tinggi.
  5. Anak-anak yang berada di daycare biasanya terbiasa dengan rutinitas harian yang terstruktur, yang dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan kontrol diri dan adaptasi.
  6. Anak laki-laki dari ibu bekerja lebih banyak yang terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, mereka mau berbagi tugas untuk mengasuh anak karena tidak melihat pengasuhan anak sebagai tugas ibu semata.
  7. Ibu bekerja dapat menjadi role model bagi anak-anaknya tentang bagaimana bertanggung jawab, berbangga terhadap pencapaian, serta pembentukan nilai-nilai akan pentingnya menjadi pribadi yang produktif, mandiri, dan percaya diri.

Saya pernah berpesan kepada si kakak (anak sulung saya), “Kelak kalau kamu menikah, lalu istrimu ingin tetap menjadi ibu bekerja, izinkanlah.” Kenapa? Karena saya mengalami sendiri dampak positifnya memiliki ibu yang bekerja dari rumah, ibu mertua yang pekerja keras, dan saya sendiri yang seorang ibu bekerja.

Penutup

Ketika mengambil suatu keputusan, saat itulah kita harus siap dengan segala konsekuensinya. Konsekuensi tersebut bisa berupa dampak negatif atau dampak positif. Yang perlu dipersiapkan adalah bagaimana caranya meminimalisir kecenderungan munculnya dampak negatif.

Bersyukur hingga hari ini tidak ada dampak-dampak negatif yang terjadi pada kedua anak saya yang memiliki seorang ibu bekerja. Keduanya tumbuh seperti anak-anak pada umumnya. Semoga dampak positiflah yang mereka rasakan yang akan turut andil membentuk mereka kelak.

Di artikel berikutnya saya akan berbagi kisah nyata seorang ibu bekerja yang menjadi inspirasi saya. Penasaran? Simak ya, klik saja: Bangga Jadi Ibu Rumah Tangga Sekaligus Ibu Bekerja di Rumah

32 tanggapan pada “Dampak Ibu Bekerja bagi Perkembangan Anak”

  1. Nggak sedikit sih yang memang merasa khawatir punya anak karena masih ingin bekerja. Kekhawatiran itu memang ada kaitannya sama dampak negatif anak dari ibu bekerja. Cuma kalau memang masih ada cara untuk meminimalisirnya ‘kan tidak masalah tetap bekerja meski punya anak. Apalagi pasangan bersedia membantu. Bukan pasangan yang masih menganut patriarki.

  2. Segala sesuatu pasti ada sisi enak dan tidak enaknya ya, Mbak. begitu juga dengan ibu bekerja yang kaitannya juga dengan perkembangan anak. Tapi pasti selalu ada cara untuk mengatasi hal ini. Misalnya kalau pas libur, maka usahakan menghabiskan waktu dengan anak, termasuk pergi berdua dengan anak untuk meningkatlan hubungan ibu dan anak.

  3. Asalkan ibu bekerja bisa membagi waktu untuk anak, pasti semua akan berdampak positif. Anak juga bisa belajar lebih mandiri

    1. Sebenarnya klo dari saya pribadi, kurang setuju ibu bekerja, apalagi setelah membaca dampak-dampak seperti diatas. Tapi bagaimana ya, kadang kondisi dan keadaaan yang memaksa kita seperti itu

  4. Di sisi lain Mbak, banyak juga kasus ibu yang tidak bekerja kantoran tapi anak-anaknya tetap terlantar. Apalagi kalau si ibu stres karena masalah ekonomi atau lingkungan yang toxic.

  5. bingung mau komentar apa di sini. sebagai ibu pekerja, saya juga tidak ingin kehilangan momen pertumbuhan anak saya. tapi kalau saya tidak bekerja, saya lebih khawatir kesehatan mental saya tidak aman. dan saya tidak ingin anak saya diasuh oleh ibu yang stres. dengan bekerja, setidaknya saya bisa menjaga kesehatan mental saya, jadi pas pulang, ketemu anak, hawanya malah jadi happy terus

    1. Dilema sih, tapi lalo istriku memang kemauannya dia buat kerja. Jadi mau ga mau aku ngikut aja yang penting dapur ngebul

  6. Setiap pilihan pasti ada sisi baik dan buruk nya. Dan saya setuju dengan mbak, sisi buruk itu bisa kita upayakan untuk kita kurangi.

  7. Saya salah satu yang tidak lagi bekerja karena memikirkan anak. Yah meski sekarang anak sudah besar, mau bekerja lagi itu susah banget. Udah kadung nempel sama anaknya susah ditinggalkan lagi.

  8. Ada plus minusnya ya ternyata buat ibu yang bekerja ini. Apalagi jadinya urusan bonding jadi agak kurang. Namun balik lagi kepada pilihan si ibu dan bagaimana kondisinya

  9. Setiap ibu memang punya pilihan ya baik itu mau bekerja maupun tidak bekerja. Apapun pilihannya itu pasti memiliki dampaknya masing-masing bagi anaknya.

  10. Bonding dengan anak tetap yang utama ya. Kadang meskipun ibu rumah tangga kalau bonding kurang ya tetap kekurangan yang dijelaskan di sini tetap akan terjadi.

  11. Setiap keputusan pasti ada konsekuensi masing-masing
    Pengasuhan juga urusan bersama
    Kerjasama antara ayah dan ibu jadi kunci sukses
    Mau ibu bekerja atau tidak

  12. Aku juga termasuk ibu bekerja (dulu) dan sering ninggal anak sama neneknya. Tapi alhamdulillahnya dampak negatif tak terjadi. Mungkin yang kesepian iya, anakku pernah mengeluhkan hal ini, mana lagi dia anak satu-satunya. Untungnya, kami bisa mengatasi hal ini bareng. Jadi saat aku bekerja, dia akan ikut kegiatan macam-macam gitu. Jadi pas aku pulang kerja, dia juga pulang, dan kami bisa bareng

  13. Salut sih sama ibu bekerja yg bisa atur waktu antara kerjaan sama keluarga. Dari dampak negatif yg muncul sekalipun, harusnya bisa diatasi baik² ya, Mbak.

  14. Dampak ibu bekerja bagi perkembangan anak tidak selalu hitam putih. Dampak yang terjadi sangat bergantung pada berbagai faktor, seperti usia anak, kualitas pengasuhan anak, dan dukungan yang diterima ibu dari keluarga dan lingkungan sekitar.
    Kunci utama dalam meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif adalah dengan menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan pengasuhan anak.

  15. Emg dilema bgt yak kalo orgtua sibuk bekerja tp malah meninggalkan anak. Anak justru kurang ksh sayang.

    Mereka hny dpt via pembantu/neneknya doank. Pas ortu sampe rumah, udh capek. Mereka hrs istirahat dan ga sempat ngajak anak main2 lg.

  16. Aku merasakan benar ada perbedaan signifikan antara anak dengan ibu bekerja dan tidak
    anak pertamaku benar- benar aku menjadi ibu rumah tangga, dia lebih manja tapi sisi positifnya si anak dekat banget denganku
    sebaliknya, anak kedua aku bekerja. Lebih mandiri tapi kedekatan memang aku merasakan ada yang kurang

  17. Sedih ya mbak, kalau keingetan dampak negatif yang dirasakan oleh anak. Jadi merasa bersalah.

    Semoga anak-anak kuat, mengerti, dan memahami

  18. Ibu bekerja di luar rumah maupun Ibu bekerja di dalam rumah, sama-sama mulianya. Makanya saya pribadi nggak pernah menghakimi mereka (ibu) yang memilih untuk berkarir di luar. Karena tentunya mereka sudah mempertimbangkan konsekuensinya.

  19. memang ada baik buruknya sih sama perkembangan anak, tapi ya balik lagi, gimana prioritas ibu untuk anak. bisa juga meski bekerja, tapi tetap “hadir’ meski gak secara fisik setiap saat. apapaun itu, semoga tetap gak ketinggalan tumbang anak ya

  20. Wahh bisa banget nih jadi pertimbangan yang tepat jika ingin menyeimbangkan antara ibu bekerja dan perkembangan anak.

  21. catatan saya ketika akan bekerja dan meninggalkan anak adalah jangan sampai urusan anak dan suami terbengkalai dan penting banget ada dukungan dari suami, semoga selalu dimudahkan segala sesuatunya ya mba

  22. Novita Nurul Islami

    Saya ibu pekerja dengan 3 anak yang semuanya saya sekolahkan dan titipkan di daycare. Salah satu tujuan saya bekerja selain mengejar penghasilan dan sebagai media pengembangan diri yaitu saya ingin menjadi role model positif bagi ke 3 anak perempuan saya.

  23. Meskipun ada banyak dampak negatif yang mungkin muncul dari ibu bekerja bagi anak. Tapi dampak positifnya juga nggak kalah banyak selama si Ibu bisa menempatkan diri kapan Harus bekerja kapan bersama keluarga. Saya setuju sih Kak kalau misalkan ibu bekerja itu bisa jadi role modelnya anak dan kalau anaknya laki-laki dia bisa memahami soal kesetaraan gender

  24. Dulu waktu masih bekerja di ranah publik, anak aku dititipkan di daycare Mbak. Sedangkan anak kedua full aku yang mengasuh. Keduanya sama-sama lengket dengan ibunya, tetapi anak pertama relatif percaya sama orang lain di luar keluarga inti. Sedangkan anak kedua ini termama-mama banget. Untuk kemandirian, kulihat mereka sama sih mbak di rentang usia yang sama.

  25. Jadi role model dan bisa lebih mandiri nih yang jadi prioritas. Aku udah melihatnya dari kedua anakku. Alhamdulillah

  26. bikin kontemplasi banget ini mbak tulisannya. bahkan aku yang belum nikah dan punya anak pun jadi kepikiran gimana nanti. karena aku ingin tetap kerja walau udah nikah, tapi dilema juga ya 🙁

  27. Semua hal pasti ada dampak baik dan buruknya. Ibu bekerja pun begitu. Yang memilih tidak bekerja pun begitu. Semua punya alasan masing-masing, dan tentunya setiap dampak negatifnya ada cara mengatasinya, dan itu yang terpenting. Sehingga, apapun pilihannya, tetap semuanya yang terbaik.

  28. Retno Kusuma Wardani

    Salut untuk ibu bekerja yang mampu membagi semua sesuai porsinya masing-masing. Kalau saya belum sempat bekerja sudah ada 3 balita di rumah, mau dititipkan ke Daycare semua atau dengan mbak di rumah kayanya mendingan saya yang momong sendiri. Karena jauh dari orang tua juga…

  29. Menjadi ibu bekerja memang bukan perkara mudah, khususnya dalam membagi waktu untuk keluarga dan anak-anak. Apalagi kalau anak-anak masih kecil-kecil. Jadi ada yang terlewatkan.

  30. Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga emang gak gampang, tapi Mbak udah tunjukin bahwa kesadaran dan komunikasi yang kuat bisa jadi kunci sukses. Pastinya, waktu berkualitas bersama anak-anak dan cara Mbak memprioritaskan kebutuhan mereka bakal jadi fondasi yang kuat buat hubungan keluarga yang harmonis. ??????????????????

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *