Minggu 3 Maret 2019, seperti biasa kalau libur diusahakan untuk jalan-jalan, demi Dimas tentunya. Kebetulan semalam sebelumnya suami sudah bilang bahwa besoknya mau ngajak jalan ke rumah temannya (Om Iswar) untuk mengambil buah delima yang ketinggalan. Kami pergi pagi-pagi karena niatnya mau sarapan dulu di Sop Pak Min yang ada di depan rumah Om Iswar. Ketika berangkat cuaca cukup mendung bahkan sedikit rintik-rintik hujan. Tetapi kami tetap pergi, toh biasanya hujan seperti ini enggak akan jadi hujan deras. Hihihi.. sok jadi peramal cuaca yaa…
Di dekat rumah Om Iswar, kebetulan ke arah rumah orang tua teman saya juga, ada satu bangunan bersejarah, yang namanya Candi Sari. Sebelum pulang saya ngajak suami kesana. Tapi kata Om Iswar disana sepi, mendingan ke Candi Sambisari saja. Namun demi memuaskan keinginan, tetap saya minta suami untuk melewati Candi Sari. Dan benar saja, suasana sepi di kompleks Candi Sari. Ya sudahlah, ga jadi mampir 🙂
Akhirnya kami jalan terus dengan mengendarai sepeda motor menyusuri jalan, melewati selokan, melewati sawah-sawah, melewati Restoran Jogja Airport Aeropark, dan lain-lain. Hingga akhirnya sampai deh di Candi Sambisari. Candi ini memang berada di dalam kampung, bukan di pinggir jalan besar seperti Candi Prambanan, sehingga banyak orang yang belum tahu keberadaan candi ini.
Sampai di Candi Sambisari sekitar jam 10-an. Sudah banyak wisatawan disana, tapi belum begitu ramai. Alhamdulillah masih mendung sehingga kami bisa jalan-jalan di sekitar Candi Sambisari dengan nyaman karena tidak kepanasan. Sampai disana, kami langsung beli tiket masuk yang harganya hanya Rp 5.000,- per orang. Murah banget ya? Iya, rata-rata harga tiket masuk ke candi untuk wisatawan domestik memang tidak mahal, berbeda dengan harga tiket untuk wisatawan asing.
Pertama kali saya mengunjungi candi ini sudah sekitar 20 tahun yang lalu. Dibandingkan dengan dulu, sekarang jauh lebih hijau dan tertata rapi. Cocok banget untuk berwisata bersama keluarga, terutama yang memiliki anak kecil, si anak bisa bebas bergerak bebas lari-larian kesana kemari.
Dimas menuruni tangga bersama ayah | Dimas paling suka bertelanjang kaki |
Hari itu Dimas merdeka banget hehehe.. Dia senang sekali bisa bebas bergerak karena tempatnya lapang dan hijau. Ah sayangnya ternyata saya tidak memotret Dimas yang sedang bermain bersama anak-anak pengunjung lain. Dimas ini sosialisasinya bagus, baru aja keluar rumah juga cepat dapat kenalan baru. Apalagi di tempat wisata seperti ini, pasti cepat dapat banyak teman 😀
Kompleks sekitar candi ini asri banget. Lihat aja hamparan rumputnya yang hijau dan terawat rapi. Asli bikin betah berlama-lama disini. Toiletnya juga bersih, berada di ujung tenggara kompleks candi. Kalo melongok ke kanan (dari toilet tersebut), Anda akan melihat parkiran Sop Djadoel. Hayooo.. udah pernah kesana atau belum? Saya pernah kesana, tapi saya tidak pernah menyangka bahwa rumah makan tersebut ternyata mepet Candi Sambisari 😀 .
Bagi Anda yang membawa kendaraan, tersedia tempat parkir motor di luar kompleks candi, yaitu di bagian selatan dan di bagian utara. Demikian pula tempat parkir mobilnya. Tapi tentu saja lebih luas yang di bagian utara. Itu lhooo.. yang dekat dengan Soto Bathok 😀
Begitu memasuki kompleks Candi Sambisari, setelah membeli tiket, Anda akan disambut oleh papan informasi tentang Candi Sambisari ini. Kebetulan hari itu saya tidak mampir ke kantornya, sehingga sekilas informasi mengenai Candi Sambisari hanya saya kumpulkan dari papan informasi tersebut.
Candi Sambisari merupakan candi yang dibangun sekitar abad ke-9. Candi ini terletak di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Sambisari ditemukan pada tahun 1966 yaitu ketika seorang petani sedang mencangkul tanah milik Karyowinangun dan cangkulnya terbentur batu ukir reruntuhan batu candi.
Berita tentang penemuan ini kemudian terdengar oleh kantor Arkeologi di Prambanan. Selanjutnya area sekitar candi diamankan. Akhirnya proses penggalian dan rekonstruksi selesai pada bulan Maret 1987.
Berdasarkan arsitektur dan bentuk ornamen, Candi Sambisari memiliki kemiripan seperti Candi Prambanan yang berlatar belakang keagamaan bersifat Siwaistis. Terdapat patung-patung dewa Hindu dan terdapat Lingga-Yoni di dalam candi utama. Lingga adalah salah satu perwujudan dari Sakti (istri Siwa). Selain itu terdapat patung Durga Manusasuramardhini (utara), Ganesa (timur), Agastya (selatan), serta Mahakala dan Nandiswara sebagai penjaga pintu.
Di depan candi induk terdapat tiga buah candi perwara. Perwara tengah berukuran 4,9m x 4,8m, perwara utara dan selatan berukuran 4,8m x ,8m.
Sebenarnya belum puas rasanya kemarin saya di Candi Sambisari. Saya pun kemarin enggak sempat turun untuk masuk ke dalam candi-candi. Lebih heboh mengejar Dimas yang merdeka bisa lari-larian kesana kemari hehehe… Nanti deh lain kali saya kesana lagi untuk mengeksplor habis-habisan 🙂 .
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Dulu pas ke Soto Bathok ngelewatin Candi Sambisari ini, tapi nggak mampir. Cakep ya mb buat foto-foto sekaligus mempelajari cagar budaya
Kalo aku justru cuma ngelewatin Soto Bathok, enggak mampir kesitu 😀 😀 😀
Waaaa Sambisari ini paling enak dinikmati pagi hari atau sore hari sekalian. Selain dekat rumah, hawanya jg masih seger kl ke sini.
Bener banget, jangan siang-siang kalo kesana, panassss…
Jadi pingin ke sini mbak. Kdg cuma lewat tapi gak pernah mampir. Ulasannya lengkap nih, thank rekomendasinya mbak ?
Pagi atau sore aja kalo kesana, enggak kepanasan gitu..
Kalau ke Candi Sambisari biasanya pada upload soto bathok mbak. Btw, apakah njenengan gak kesana?
Saya cuma lewat Soto Bathok, enggak mampir 🙂
Wah Dimas pasti senang sekali ya jalan2 ke candi. Apalagi candi nya cukup sejuk dan ga terlalu luas
hihihi.. merdeka diaaaa… bisa lari-larian bebas lepas..
Anak kecil diajak jalan-jalan apalagi sama ortunya pasti mereka akan bahagia sekali. Soalnya saya selalu ngajak anak jalan-jalan, nah kalau ke candi belum pernah. Semoga bisa kesampaian ketempat ini…
Kebanyakan lingkungan candi dibuat asri dengan tanaman-tanaman hijau, pas banget buat jalan-jalan bersama anak-anak 🙂
Selama ini tahunya Prambanan saja dan Borobudur. Padahal masih ada banyak candi lain yang juga tidak kalah bersejarah dan menarik untuk dikunjungi ya.
Kapan jadinya ke sana lagi? Mau ikut dong hehehe… Bawa anak bermain di suasana segar dan bersih sudah susah ya kalau di perkotaan.
Di Jogja banyak candi yang tidak dikenal 🙂
Saya pun penasaran pengin berkunjung ke semuanya..
Yuk mba ke Jogja.. kita ubek-ubek Jogja.. 😀
aku waktu ke yogya baru ke prambanan itu pun cuma di halaman depannya aja, belum puas ni main ke yogya, enaknya sambil nginep dan bawa kendaraan sendiri biar bisa muter2
Sebentar lagi liburan, ayooo ke Jogja lagiiii.. sewa mobil trus keliling Jogja 🙂
Candi Sambisari membuat kita kagum keindahan tuhan.padang rumput hijau dan tidak terlalu banyak naik anak tangga .kapan kapan ajak Mpo nyobain SOP jadoel ya
baru tahu soal candi sambisari ini mom wiwin.aku taunya dijogjahanyaprambanan saja. asri dan segarsekali lingkungannya. paling demen nih kalo anak anak diajak kecandi yang masih asri begini.
Wah aku baru pertama kali dengar bun soal candi ini. Dari fotonya Enak banget ya kayaknya tempatnya. Masih seger gitu kayaknya udaranya di sana dan cocok sekali untuk liburan keluarga yang kurang suka terlalu ramai. Soalnya kalau ke candi prambanan atau brobudur gitu. Pasti ramai banget dan itu bikin males
Asyik ya wisata murah meriah ke Candi Sambisari. Aku suka ke sini kalo sore, Mbak. Atau sekalian pagi jam 7-8 gitu biar nggak panas. Pulangnya mampir soto batok.
Kalau wisata sejarah seperti ini mah memang nggak bisa dalam waktu cepat mbak, seminggu mungkin baru puas, karena pasti banyak pengetahuan yang didapat
Aku Blum pernah nih kak ke Candi sambisari next mesti mampir klo traveling sambil ajak keluarga kelihatanya masih sepi y mba,, pdhl sering k jogja cuma tahunya prambnan mendut aja
Candi seperti candi Sambisari ini sekarang terawat rapi ya..
Senang mengunjunginya jadinya.
Semogq nanti ada paket kunjungan juga sekalian dari Prambanan, misalnya. Jadi orang tahu keberadaannya
Alhamdulillah terawat ya mbak.. seneng bener liatnya. anak2 bisa belajar dengan happy
Masih bagus sekali ya candi Sambisari ini, boleh juga nih kalau pas liburan ke Yogyakarta di mampiri. Karena pasti kalau liburan sama keluarga suka nyari tempat yang belum pernah kita datangi.
Weew, rekonstruksinya di Maret 1987? Hihihih, saya belum lahir ini. Candinya terawat ya Mbak, suka banget deh dengan suasana hijaunya. Adem. Anak-anak main disini pasti senang banget ya, bersih gitu pula, emaknya jadi tenang deh yah.
Wah ademnya disana mbak, cocok banget kalo mengunjungi pas pagi. Makasih rekomendasinya Kak, jadi pengen ajak anak sy kesana 🙂 pasti Luigi seneng nih
Enak banget ya di sana, apalagi pinya anak toddler. Seneng banget kayaknya, lari-larian heboh. Udah lama banget nih gak main ke Candi. Semoga nanti ada waktunya main-main ke Candi.
kayaknya di sekitar jawa tengah banyak banget ya candi kecil-kecil begitu. kalau di sini candinya ada 1 di kabupaten hulu sungai utara
Ankku oun paling senang diajak ke tempat yang punya lahan luas dan hijau. Bebaaaass lepaaasss…. hehehe
Komentar ditutup.