Social Distancing
Sebulan yang lalu anak saya yang sulung memberitahukan bahwa tanggal 21-22 Maret 2020 ia akan dikarantina lagi sebagai kelanjutan dari kegiatan pemilihan Duta Kesehatan Kabupaten Sleman beberapa waktu yang lalu. Namun dengan adanya wabah Covid-19 maka kegiatan tersebut dibatalkan. Padahal menurut saya, sebenarnya menarik untuk tetap diselenggarakan, karena bisa menjadi ajang untuk memberikan bekal kepada para Duta Kesehatan untuk bisa terjun mengedukasi masyarakat tentang pencegahan penularan virus Corona. Tapi ya sudahlah, ngikut aja petunjuk dari pihak penyelenggara.
Hari ini, saat saya menulis ini, saya masih bekerja di kantor (di luar rumah) padahal di banyak tempat sudah diberlakukan untuk bekerja di rumah saja. Sejauh ini rute perjalanan saya hanya rumah – kantor – rumah. Sesekali saja (seminggu sekali) saya mampir ke swalayan untuk belanja, itu pun swalayan yang berada dalam rute perjalanan pulang pergi saya. Di kantor bertemunya hanya dengan beberapa orang saja. Di rumah, saya tidak pernah main ke tetangga. Yes, saya orang rumahan banget. Selebihnya pekerjaan sampingan saya adalah proyek online yang tidak perlu bertemu dengan siapapun. Sehingga, so far saya sudah menjalankan himbauan untuk melakukan social distancing.
Social distancing atau pembatasan sosial adalah serangkaian tindakan pengendalian infeksi non-farmasi yang dimaksudkan untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular. Prakteknya adalah dengan mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain, mengurangi kontak tatap muka langsung. Langkah ini termasuk menghindari pergi ke tempat-tempat yang ramai dikunjungi, seperti supermarket, bioskop, stadion, dan lain-lain. Bila seseorang dalam kondisi yang mengharuskannya berada di tempat umum, setidaknya perlu menjaga jarak sekitar 1-2 meter dari orang lain.
Selama di kantor, untuk menjaga kebersihan dari dulu memang sudah disediakan hand soap serta hand sanitizer. Hanya saja sekarang persediaannya ditingkatkan karena frekuensi penggunaannya juga bertambah. Contohnya, saya yang dulunya suka malas menggunakan hand sanitizer, sekarang menjadi rajin. Sehari bisa belasan kali menggunakannya. Sedangkan di rumah, sejak dulu saya memang menyediakan hand soap. Jadi, sesampai di rumah (sepulang kerja) saya enggak langsung pegang anak, tetapi cuci tangan dulu menggunakan sabun. Juga ganti baju, tidak jarang saya juga sekalian mandi. Setelah itu baru deh nguyel-uyel si anak kedua yang sekarang berusia 2.5 tahun.
Menghebohkan memang, di saat musim hujan dimana curah hujan cukup tinggi bahkan di beberapa tempat mengalami banjir, tiba-tiba hadir virus Corona yang belum diketahui asalnya dari mana. Bukan virus Corona-nya yang akan saya soroti dalam tulisan ini, tetapi gimana caranya kita bisa menjaga daya tahan tubuh dalam kondisi seperti sekarang ini. Apalagi saya ibu bekerja full-time yang memiliki anak balita. Sehingga bagi saya, menjaga kesehatan itu harus karena saya adalah ibu yang tidak boleh sakit.
Tips Menjaga Daya Tahan Tubuh
Curah hujan yang cukup tinggi di bulan-bulan ini membuat mikroba lebih mudah berkembang biak dan bisa menginfeksi tubuh manusia. Jika tak pandai menjaga daya tahan tubuh maka kita akan lebih mudah terkena demam, flu, batuk, masuk angin, dan penyakit lain. Dengan kehadiran virus Corona, membuat kita harus lebih waspada lagi. Namun demikian, engga perlu panik, ya, ibu-ibu… 🙂
Saya pribadi berusaha mencari bekal ilmu dari para ahli kesehatan agar supaya saya tidak ikut-ikutan panik. Karena menurut saya, kalo pikiran saya kalut karena panik, maka penyakit apapun akan mudah masuk. Saran-saran dari para ahli pun saya jalankan, juga tips-tips menjaga kesehatan dari berbagai sumber. Tentunya yang masuk akal ya, bukan hoax. Menurut saya saran-saran dan tips-tips tersebut bermanfaat untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, tidak hanya untuk menangkal masuknya virus Corona. Ya, dengan daya tahan tubuh yang baik, insyaallah segala macam penyakit enggan mampir.
Nah, berikut ini saran dan tips untuk menjaga daya tahan tubuh yang saya rangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.
1. Melakukan aktivitas fisik
Perilaku kehidupan modern ditandai dengan kemudahan-kemudahan dalam kehidupan sehari-hari karena bantuan teknologi serta minimnya waktu karena banyak kesibukan. Hal ini menjadikan banyak orang menjalani gaya hidup yang kurang sehat. Kebanyakan orang menjadi malas beraktivitas fisik maupun berolahraga. Pengin makan minum tinggal pencet aplikasi GoFood atau GrabFood, pengin belanja tinggal login ke online shop, dan lain sebagainya.
Saya pribadi tetap melakukan aktivitas fisik yang saya mulai sejak bangun tidur (sekitar waktu Subuh). Tahu sendiri ‘kan ya, meskipun ibu bekerja tapi saya juga ibu rumah tangga yang tentunya di rumah juga bertanggung jawab untuk urusan domestik. Selain itu, saya juga menyempatkan jalan kaki ke warung dekat rumah jika kehabisan kebutuhan dapur. Sore hari sepulang kerja jika tidak hujan saya mengajak si anak kedua untuk sepedaan di lapangan depan rumah.
2. Mengkonsumsi makanan sehat dan memperbanyak buah dan sayur
Ini penting lho… Manfaat selengkapnya saya persilakan untuk mencari di internet yaaa.. Banyak banget yang mengulasnya.
Untuk makan siang di kantor saya lebih suka membawa sendiri bekal dari rumah. Entah kenapa mindset saya sudah terbentuk bahwa makan siang harus pake sayur hijau, gak mau pake menu daging (ayam, sapi, dan lain-lain). Karena itu setiap kali tukang sayur lewat, yang saya cari pertama kali adalah sayuran hijau. Setelah itu baru melirik yang lain-lainnya (tahu, tempe, ikan, dan lain-lain).
Sedangkan untuk buah, bisa bermacam-macam, yang penting masih segar dan bukan buah yang ekstrim seperti durian, nangka, dan sejenisnya. Kebetulan anak kedua saya suka banget dengan pisang dan jeruk, jadinya sering nyetok dua macam itu.
3. Tidak merokok
Jujur saja, ini satu tips yang susah saya terapkan. Bukan saya yang perokok lho yaaa…, tapi karena saya dan anak-anak adalah perokok pasif. Dalam arti, kami mendapat paparan asap rokok. Jadinya saya hanya pasrah dan berdoa semoga suatu saat Tuhan yang menghentikan kebiasaan merokok orang terdekat kami, sedangkan kami tetap diberi kesehatan.
4. Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
Minuman beralkohol itu memberikan efek buruk bagi kesehatan dan juga bagi lingkungan sosial. Meski alkohol dipercaya memiliki dampak positif bagi tubuh, namun dampak positif ini tidak sebanding dengan bahaya alkohol yang bisa ditimbulkan. Jadi lebih baik dihindari.
5. Seks yang aman
Seks yang aman itu memberikan kepuasan emosional dan juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bagi yang sudah aktif secara seksual harus menghindari seks bebas atau berganti-ganti pasangan. Tujuannya agar terhindar dari penyakit menular seksual yang bisa membahayakan kesehatan tubuh. Saran saya, milikilah pasangan yang sah 🙂
6. Cek kesehatan secara berkala
Hal ini meliputi cek tinggi badan dan berat badan (untuk mengetahui apakah berada dalam kondisi ideal atau tidak), cek lingkar perut (untuk lemak perut yang jika berlebihan bisa menyebabkan stroke, diabetes dan serangan jantung), cek tekanan darah (untuk mendeteksi resiko stroke, hipertensi hingga jantung), cek kadar gula (untuk mendeteksi resiko diabetes), tes pap smear (untuk mendeteksi resiko kanker leher rahim), tes sadari (untuk mendeteksi resiko kanker payudara), dan lain-lain.
7. Menjaga kebersihan lingkungan
Dalam skala rumah tangga bisa dimulai dengan pengelolaan sampah, membersihkan kamar mandi dan WC secara rutin, serta membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya. Hal ini akan mengurangi resiko kesehatan seperti mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan sekitar.
8. Menjaga kebersihan dan kesehatan diri pribadi
Untuk tips yang ini saya mengacu pada anjuran WHO saja yaa…, yaitu antara lain:
a. Mencuci tangan dengan benar
- Cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun setidaknya selama 20 detik. Pastikan seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan tisu, handuk bersih, atau mesin pengering tangan.
- Untuk pekerja komuter yang berada di dalam transportasi umum, bersihkan tangan dengan hand sanitizer. Gunakan produk hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% agar lebih efektif membasmi kuman.
- Cucilah tangan secara teratur, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan toilet, setelah menyentuh hewan, membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin. Cuci tangan juga penting dilakukan sebelum menyusui bayi atau memerah ASI.
b. Menggunakan masker
- Meski tidak sepenuhnya efektif mencegah paparan kuman, namun penggunaan masker ini tetap bisa menurunkan risiko penyebaran penyakit infeksi, termasuk infeksi virus Corona. Penggunaan masker lebih disarankan bagi orang yang sedang sakit untuk mencegah penyebaran virus dan kuman, ketimbang pada orang yang sehat.
- Ketika melepaskan masker dari wajah, hindari menyentuh bagian depan masker, sebab bagian tersebut penuh dengan kuman yang menempel. Setelah melepas masker, cucilah tangan dengan sabun atau hand sanitizer, agar tangan bersih dari kuman yang menempel.
c. Social distancing
- Khusus untuk bagian ini sudah saya jelaskan di awal tulisan tadi.
Nah, demikian tadi 10 tips menjaga daya tahan tubuh yang saya rangkum dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat. Terakhir nih pesan saya, dalam menghadapi wabah yang sedang melanda ini sebaiknya kita tetap waspada, namun tidak perlu ikutan panik. Perkaya diri dengan ilmu yang bisa didapatkan dari para ahli yang memang kompeten di bidangnya. Ilmu-ilmu tersebut bisa diakses dengan mudah lewat social media mereka. Ikuti saran dan petunjuknya agar kita bisa terhindar dari berbagai macam penyakit.
Kepada teman-teman yang seiman dengan saya, tips-tips tadi jika dilaksanakan adalah sebagai bentuk ikhtiar. Selanjutnya mari kita bertawakal kepada Allah dan yakin bahwa Allah akan menyelamatkan kita. Mari kita berdoa kepada Allah agar supaya Ia senantiasa menjaga diri kita, keluarga kita, kerabat kita dan orang-orang yang kita sayangi dari terkena wabah apapun.
Artikel ini diikutkan #TantanganBlogging yang diselenggarakan oleh Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Untuk bergabung dengan komunitas ini dipersilakan mengunjungi website: https://ibuibudoyannulis.com/
Salam sehat 🙂
Referensi:
– http://promkes.kemkes.go.id/germas
– https://www.alodokter.com/
– https://www.ptotoday.com/fitness-and-health-at-school
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.