Lompat ke konten
Home » Ibu Bekerja » Mau Ngapain Aja Sih Ibu Bekerja Usia Paruh Baya?

Mau Ngapain Aja Sih Ibu Bekerja Usia Paruh Baya?

  • oleh
ibu bekerja paruh baya

Sebagaimana manusia pada umumnya, tidak ada batasan usia untuk menginginkan sesuatu. Tidak melulu anak-anak dan remaja, usia dewasa bahkan paruh baya pun masih boleh memiliki banyak keinginan. Mungkin keinginan yang dari dulu sudah dirancang dan memang belum tercapai. Mungkin juga keinginan-keinginan baru yang muncul seiring berjalannya waktu. Nah, saya sebagai seorang wanita yang ditakdirkan menjadi ibu rumah tangga sekaligus ibu bekerja usia paruh baya ini masih mau ngapain aja sih?

Keinginan Ibu Bekerja di Usia Paruh Baya

Saat menuliskan artikel ini, saya sudah berada dalam rentang usia 40-60 tahun. Usia yang disebut dengan usia dewasa madya atau paruh baya, menurut ilmu psikologi. Pada kesempatan ini, mungkin saya akan berbagi saja tentang keinginan-keinginan apa yang ada pada diri saya di rentang usia tersebut, yang sudah tercapai maupun yang sedang dalam proses pencapaian.

1. Do my best di lingkungan kerja

Sebagai seorang pegawai swasta (kantoran), saya tahu bahwa performance di lingkungan kerja itu penting banget. Seseorang dinilai sebagai pegawai yang baik adalah dari cara dan hasil kerjanya. Ketika saya tahu bahwa pimpinan sudah cocok dengan performance saya, bukan berarti kemudian saya ngelunjak dengan minta kenaikan gaji. Tidak. Saya percaya bahwa rezeki sudah diatur oleh-NYA, sehingga saya hanya perlu bekerja dengan sebaik-baiknya.

Bersyukur saya berada di lingkungan kerja yang kondusif. Tingkat stres tidak tinggi. Stres hanya terjadi pada saat-saat tertentu ketika beberapa hal sekaligus minta diselesaikan dalam waktu yang bersamaan.

Saya juga bersyukur sejak mencapai usia kepala 4 saya merasakan bahwa saya bisa lebih bijak dalam menghadapi situasi dan kondisi di lingkungan kerja. Bagaimana saya harus bersikap kepada pimpinan dan teman-teman yang lain, bagaimana saya menghadapi tugas-tugas yang dibebankan, bagaimana saya menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya.

Seiring dengan saya memiliki tekad dan keinginan untuk do my best di lingkungan kerja, alhamdulillah semua beban tugas bisa saya selesaikan dengan baik, tanpa stres dan cara kerja saya pun menjadi lebih sistematis. Jika sistem sudah terbentuk, otomatis ke depannya menjadi lebih mudah. Perkara nominal gaji, saya serahkan kepada Allah SWT karena DIA yang lebih tahu kapan saat yang tepat untuk saya.

2. Tetap sehat, cantik dan enerjik

Jika berkumpul dengan teman-teman seusia saya, bukan bermaksud menyombongkan diri, alhamdulillah saya masih kelihatan imut, hehehe… Padahal siapa sangka di balik jilbab, rambut saya sudah banyak yang memutih, fisik saya pun mungkin sudah tidak sekuat dulu. Namun demikian alhamdulillah masih diberi sehat, cantik dan enerjik.

Sehat lahir dan batin saya rasakan ketika saya pindah ke tempat tinggal yang sekarang saya tempati bersama keluarga. Alhamdulillah tidak pernah sakit yang berarti. Sesekali masuk angin karena kecapekan atau sesekali flu karena perubahan cuaca, saya rasa itu hal biasa karena bisa ditangani dengan istirahat yang cukup saja.

di usia 40 mau ngapain aja
Saya di tahun 2002 (sebelah kiri) dan tahun 2018 (sebelah kanan)

Cantik fisik saya rasakan sebagai hasil dari saya mengenal produk-produk perawatan wajah dan tubuh sejak saya masih usia 30-an. Jujur, di usia 20-an saya belum menemukan produk perawatan yang cocok. Saya baru menemukannya kira-kira 17 tahun yang lalu. Produk alami yang berkualitas tinggi.

Selanjutnya berkah sejak awal saya menggunakan produk tersebut untuk perawatan secara rutin, alhamdulillah hasilnya nampak meskipun usia menjelang senja. Skincare adalah salah satu bentuk investasi jangka panjang dalam rangka mensyukuri karunia Tuhan.

ibu bekerja usia paruh baya
Foto terbaru saya edisi 11 Juli 2024 (bersama si Adik “Dimas”)

Selain itu, saya juga percaya pada ungkapan “you are what you eat”. Maka selain melakukan perawatan secara fisik dari luar, saya juga memperhatikan makanan yang masuk ke dalam tubuh saya. Bersyukur beberapa tahun yang lalu saya mengenal salah satu program diet sehat. Kebetulan programnya ini simpel banget sehingga cocok untuk saya yang suka praktis-praktis. Efeknya sudah saya rasakan juga.

Jadilah meskipun usia sudah paruh baya, tapi saya tetap percaya diri berbaur dengan mereka-mereka yang masih 30-40an. Jalan-jalan dengan si Kakak pun disangkalah kami seperti kakak dan adik, hehehe…

3. Punya bisnis sendiri

Saya pernah bermimpi untuk memiliki bisnis sendiri. Sembari menjalankan bisnis jualan produk kosmetik yang saya rintis sejak 2007 yang lalu, di tahun 2015 saya memutuskan untuk memiliki bisnis sendiri juga. Bisnis sendiri dalam artian modal sendiri, produk sendiri, manajemen sendiri, dan sebagainya serba sendiri.

Kebetulan suami saya memiliki bakat dan hobi memasak. Dengan modal seadanya, kami nekad memulai bisnis kuliner. Awalnya kami menawarkan produk kesana kemari secara online, alhamdulillah mendapat sambutan yang baik. Kemudian kami teruskan dengan menerima pesanan katering harian serta paket nasi kotakan, alhamdulillah juga mendapat pelanggan.

Selanjutnya berkembang dengan memanfaatkan lahan di sekitar rumah untuk disulap menjadi warung makan. Alhamdulillah berdiri kedai kuliner yang juga kami jalankan secara online bekerjasama dengan GoFood. Berawal dari memanfaatkan alat-alat yang ada di dapur, kemudian pelan-pelan kami bisa membeli freezer box, menambah kompor gas berikut tabungnya, menambah kulkas, membeli spinner, serta menambah peralatan-peralatan lainnya, plus bisa menggaji asisten.

Jadi, kalau di bisnis jualan produk kosmetik saya menjual produk milik suatu perusahaan, maka di bisnis kuliner ini saya menjual produk sendiri yang diproduksi oleh tangan suami saya sendiri.

Salah satu berkah dari berbisnis bersama suami ini adalah kami menjadi salah satu narasumber untuk penerbitan buku Couplepreneur Bikin Baper” yang ditulis oleh Fenny Ferawati dan diterbitkan oleh Peni Media.

4. Punya penghasilan dari ngeblog

Berbisnis online adalah impian saya dari dulu. Saya yakin bahwa bisnis online memiliki masa depan cerah. Kalau dulu saya ngeblog hanya sebagai tempat saya menumpahkan isi hati, memasuki usia 40 saya niatkan untuk serius mengoptimalkan blog sebagai salah satu ladang rezeki juga.

Seiring dengan niatan tersebut, alhamdulillah saya dipertemukan dengan komunitas-komunitas menulis dan komunitas-komunitas blogger yang kece-kece. Komunitas-komunitar blogger tersebut anggotanya beranekaragam latar belakang, namun sama-sama memiliki hobi ngeblog. Dan tidak sedikit dari mereka yang memiliki penghasilan dari blog.

Menjadi blogger ternyata juga membuka kesempatan untuk mendapatkan penghasilan dari mempromosikan produk pihak lain. Karena menjadi blogger itu sepaket dengan menjadi buzzer, influencer, dan product reviewer. Semua itu ada bayarannya.

Alhamdulillah, saya sudah merasakan mendapat penghasilan dari ngeblog. Memang sampai saat ini penghasilan tersebut belum bisa saya andalkan sebagai penghasilan rutin, tapi setidaknya sudah bisa untuk membayar perpanjangan domain name dan sewa webhosting. Saya ajari si blog membiayai dirinya sendiri. Satu lagi, juga bisa untuk membeli skincare, hehehe…

Namun saya yakin bahwa blog saya ini bisa menjadi aset masa depan, artinya ia akan memberikan penghasilan rutin pada saatnya nanti.

5. Menjadi ibu yang disayang keluarga

Setelah hidup bertiga dengan satu anak selama hampir 15 tahun, alhamdulillah saya diamanahi satu anak lagi pada 1 Oktober 2017. Jadi saya punya anak lagi di usia 40-an. Tentunya saya bersyukur sekali karena meskipun usia menjelang paruh baya, namun Allah SWT masih memberi kepercayaan kepada saya dan suami untuk mendidik anak lagi.

Kehadiran anak kedua tentunya membawa kebahagiaan tersendiri di dalam keluarga saya yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Memiliki bayi lagi di usia 40-an membuat saya menjadi ibu yang lebih bijak. Bagaimana tidak? Kalo biasanya saya hanya mengurus satu anak, kini saya mengurus dua. Tentunya dengan cara pengasuhan yang berbeda karena disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak. Dengan demikian, otomatis saya harus menjadi ibu yang bijak bagi keduanya.

Selain itu, memiliki dua anak, membawa berkah tersendiri buat saya. Saya merasa makin dekat dengan keluarga. Saya merasa bahagia menjadi ibu yang disayang keluarga.

6. Kuliah lagi di usia paruh baya

Sebenarnya saya sudah mengubur lama keinginan untuk kuliah lagi. Ya, sejak saya tidak menyelesaikan kuliah yang hanya tinggal mata kuliah Tugas Akhir saja itu. Beberapa waktu sebelumnya, big boss kembali mengingatkan saya untuk “kuliah lagi”, tapi hanya saya respon dengan senyum.

kuliah lagi
Jadi mahasiswa lagi, ini foto waktu pulang dari acara PKBJJ atau Pelatihan Keterampilan Belajar Jarak Jauh. (foto koleksi pribadi)

Entah mengapa tiba-tiba di bulan Juni 2024 kemarin, saat berulang tahun di usia yang benar-benar tepat paruh baya, saya memutuskan untuk menghadiahi diri saya sendiri dengan kuliah lagi. Tentu saja saya sudah mempertimbangkan banyak hal, termasuk konsekuensinya nanti. Bersyukur mendapat restu suami, izin dari anak-anak, dan juga ditambah restu juga dari kedua orang tua saya. Dan tentunya dukungan dari big boss dan rekan-rekan kerja.

Setelah survei ke beberapa perguruan tinggi swasta namun tidak ada yang sesuai kebutuhan saya, akhirnya pilihan saya jatuh pada Universitas Terbuka (UT). Mengapa? Karena saya tidak mau meninggalkan jam kerja. Selain itu, saya juga tidak mau menggunakan waktu sore-malam hari dan hari libur untuk kuliah tatap muka. Lain waktu saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saya kuliah di UT.

Oiya, mungkin ada yang bertanya saya ambil program studi apa? Tentu saja demi mendukung pekerjaan saya sehari-hari, saya mengambil prodi Akuntansi. Setelah belasan tahun praktek langsung, kini saatnya saya memperkaya ilmu tersebut dengan teori.

Dengan kuliah lagi, saya pun jadi memiliki ide-ide baru untuk beberapa tahun ke depan. Bagaimanapun akan tiba waktunya saya pensiun dari pekerjaan sekarang. Sementara itu saya masih memiliki tanggungan keberlanjutan pendidikan si Adik. Oleh karena itu, saya berharap ijazah sarjana nanti beserta ilmu dan pengalaman kerja selama ini bisa menjadi bekal saya untuk terus produktif.

Nah, itu tadi adalah beberapa keinginan saya yang sudah terpenuhi di usia paruh baya. Semoga sharing saya tadi bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi bagi ibu bekerja usia paruh baya lainnya. Anda juga boleh berbagi impian lho, mau ngapain di usia paruh baya nanti, sharing di kolom komentar, yuk…

22 tanggapan pada “Mau Ngapain Aja Sih Ibu Bekerja Usia Paruh Baya?”

  1. Saya ikut senang membaca pencapai-pencapaiannya, Mbak. Dan ini patut diacungkan jempol. Sebagai ibu pekerja plus mengurus rumah tangga, Mbak juga menjalankan bisnis. Terus tetap bisa ngeblog lagi. Keren, Mbak.

  2. Keren banget Mba Wiwin. Selain jadi ibu rumah tangga di rumah, ibu yang aktif memang punya segudang aktivitas utk ningkatin cuan dan produktivitas. Salut sih

  3. Semoga kuliahnya lancar ya Mbak
    Alhamdulillah meski usia paruh baya tapi semangat belajar tetap tinggi ya. Saya semakin termotivasi untuk terus belajar lagi juga
    Benar, ingin tetap produktif meski memasuki usia tua ini

  4. Wah inspiratif sekali mbaak tetap kerja dan belajar di usia paruh baya, namun jiwa muda, cantik dan tetap enerjik. Memang betul kok terlihat imut mbak, nggak kelihatan sudah usia paruh baya, hehe. Keren, semangat terus ya mbaaak.

  5. Luar biasa kegiatannya mbak. Sangat produktif, sehat-sehat ya mbak.

    Untuk kuliah lagi, saya masih belum kesampain. Kepingin banget. Moga suatu saat bisa kuliah lagi

  6. Wah udah sampai usia matang dan cantik ya kak. Semangat selalu ya, tetap jaga kesehatan dan berbahagia selalu dengan hobi ngebloging dan rutinitas sebagai ibu bekerja

  7. Sangat menginspirasi bu, sampean luar biasa. Setiap orang pasti pengen sukses begitupun juga saya, tapi qadarullah belum menemukan jalan yang tepat. Kuliah juga merupakan impian saya, tapi mungkin harus terkubur dalam-dalam. Tapi bagaimanapun anak saya harus bisa bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

  8. Mbak keren banget masih tetap semangat berkuliah. Orang lain di umur segitu biasanya udah melupakan keinginan untuk kuliah karena mau fokus saja pada anak-anak, atau alasan lainnya.

  9. ibuku banget nih. setelah tuntas ngurus anak-anaknya, sekarang malah berkarir lagi, balik ke dunia kerja. dan dia enjoy gitu

  10. Pingin euuii.. kuliah lagi.
    Bener bener, berasa self reward yaa, ka Win.
    Semoga kuliahnya lancar, pekerjaan lancar dan keluarga juga bahagia selalu.
    Jadi semua balance dan berjalan penuh keberkahan.
    Aamiin~

  11. MasyaAllah terharu, semoga selalu dimudahkan dalam segala urusan yaa mbaa. aku pun jadi merfleksikan diri, mau apa sih di umur segini? Huhu.. yang utama pengen disayang keluarga, benerr banget

  12. Keren Mbak Wiwin, bukti nyata jika ibu bekerja tetap bisa mengurus keluarga dab mencapai impian. Gak ada yang gak mungkin hanya karena alasan sibuk. Yang penting, pintar atur waktu.

  13. Ternyata banyak hal yang bisa dicapai meski sudah di usia paruh baya, ya. Dari berbisnis kuliner bareng suami hingga kuliah lagi, semua terasa inspiratif dan penuh semangat! Saya juga setuju banget dengan kata-kata Ibu tentang “you are what you eat” dan perawatan diri yang rutin. Semangat terus, dan semoga semua impian Ibu semakin tercapai ke depannya! ??

  14. MasyaAllah. Aih … saya senang sekali bacanya, Mba.

    Belakangan pun saya menyadari, orang-orang (terutama perempuan) yang memilih tetap aktif berkarir di usia matang, kelihatan lebih “hidup” dan muda dibanding yang memilih benar-benar berhenti. Mungkin ini hanya pendapat saya yang hanya punya sedikit pengalaman bersosialisasi dengan yang sudah berusia matang di saat ini sih.

    Wah, saya menunggu sekali nih, cerita tentang berkuliah di Univestitas Terbuka. Apalagi kalau jadi nggak perlu mengorbankan hari libur dan akhir pekan untuk tatap muka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *