Lompat ke konten
Home » Ibu Bekerja » Merancang Kegiatan Ibu Bekerja Setelah Pensiun

Merancang Kegiatan Ibu Bekerja Setelah Pensiun

  • oleh
ibu bekerja setelah pensiun

Di artikel-artikel sebelumnya saya sharing tentang usaha-usaha sampingan sebagai salah satu bentuk persiapan yang bisa dilakukan ibu bekerja menghadapi masa pensiun. Ketika sampai pada satu titik di mana saya memutuskan untuk kuliah lagi, muncul ide-ide baru di kepala saya. Membayangkan berbekal pengalaman sekian puluh tahun, dilengkapi dengan ijazah sarjana, merancang kegiatan ibu bekerja setelah pensiun menjadi agenda saya.

Dua hari lalu ada seorang teman, yang tinggal berbeda kota dengan saya, menelepon. Ia meminta saya untuk menjadi akuntingnya. Mengingat selama ini ia tidak mengelola keuangannya dengan benar. Uang pribadi dan uang bisnis campur aduk menjadi satu. Bahkan modal dari orang tuanya pun belum sempat dicatatnya. Ditambah lagi dia sudah memiliki rencana untuk membuat usaha berbadan hukum (PT).

Sejak awal dia menyampaikan secara sambil lalu pun sudah saya iyakan. Dengan senang hati saya siap membantunya. Buat saya, mendapatkan kepercayaan dari orang lain adalah rezeki dan anugerah tersendiri. Oleh karena itu, selagi saya mampu, saya pasti siap melakukan yang terbaik untuk orang yang memberi kepercayaan tersebut.

Lalu saya ngobrol dengan suami, saya bilang, “Yah, nanti kalau sudah mempunyai ijazah sarjana, ditambah dengan pengalaman puluhan tahun di bidang yang sama, insyaallah aku tetap bisa bekerja meskipun sudah pensiun. Karena profesi tersebut akan tetap dibutuhkan. Banyak lo, akuntan-akuntan yang sudah senior tapi masih laku. Kalau ada rezeki, siapa tahu aku bisa ambil kuliah profesi dan melanjutkan ke S2.”

Mendengar itu, tentu saja dengan senang hati suami sangat mendukung saya. Saya juga menyampaikan penawaran dari teman saya tadi, “Alhamdulillah nih, ada teman yang memintaku menjadi akuntingnya. Ke depannya aku tetap bisa bekerja meskipun jarak jauh (work from home).”

Jujur saja, bagi seorang ibu bekerja seperti saya, tak jarang bayangan masa pensiun itu cukup mengganggu. Iya sih memiliki keahlian, tetapi kalau tidak ada bukti otentik berupa ijazah kok rasanya bikin gak pede. Apalagi mengingat di Indonesia nih yang namanya ijazah masih selalu dipertanyakan. Itulah salah satu alasan kuat saya untuk memutuskan kuliah lagi di usia paruh baya ini.

Merancang kegiatan ibu bekerja setelah pensiun memang harus saya siapkan dari sekarang. Saya tidak ingin mengalami seperti para pensiunan kebanyakan yang ujung-ujungnya mengalami sakit komplikasi karena tidak memiliki aktivitas lagi. Entah karena tidak mempersiapkan diri, entah juga karena tak memiliki jabatan lagi.

Pensiunan yang menjadi role model saya adalah ayah saya sendiri. Meskipun sudah berusia tiga perempat abad, Bapak masih kuat dan sehat. Masih bisa menikmati hari tuanya bersama Ibu. Masih bisa mengelola kebun dan ladangnya. Masih bisa memperbaiki genteng bocor. Dan lain-lain. Salat pun lima kali sehari dilakukannya di masjid, bukan di rumah.

Pensiunan ala Bapak ini membuat saya makin semangat untuk tetap enerjik dan produktif setelah pensiun nanti. Apalagi saya juga seorang pembelajar yang tidak pernah bisa diam. Setidaknya saya harus bisa mengimbangi pengetahuan kedua anak saya. Saya pun harus selalu meng-upgrade diri saya sendiri.

Pensiun memang hanya masalah usia karena status pegawai dimana perusahaan mengikuti peraturan pemerintah yang tertuang di dalam undang-undang ketenagakerjaan. Tak jarang meskipun sudah berstatus pensiunan, namun tetap dipekerjakan di perusahaan atau lembaga yang sama dengan status pegawai kontrak, bukan lagi pegawai tetap.

Rencana Kegiatan Ibu Bekerja Setelah Pensiun

Dari sharing saya yang panjang tadi, berikut ini beberapa rencana kegiatan yang akan saya lakukan setelah pensiun nanti:

1. Menjadi mentor

Mentor adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dalam suatu bidang tertentu, dan bersedia membantu orang lain mencapai tujuan mereka. Mentor dapat membantu orang lain dalam berbagai aspek kehidupan, seperti karir, bisnis, pendidikan, kehidupan pribadi, dan lain-lain.

2. Menjadi konsultan

Konsultan adalah seorang profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang tertentu dan memberikan nasihat kepada individu atau organisasi. Konsultan membantu pihak lain menyelesaikan masalah dengan memberikan masukan berdasarkan bidang ilmu yang dikuasainya. Doakan saya siapa tahu nanti saya menjadi konsultan keuangan atau konsultan bisnis.

3. Menjadi blogger

Ini sih sudah mendarah daging, sudah bertahun-tahun saya jalani. Saya selalu termotivasi ngeblog karena:

  • Hobi saya menulis tersalurkan lewat blog.
  • Sudah ngerasain dapat duit dari blog. Sesimpel domain dan hosting saya sudah dibiayai sendiri oleh blog ini, jadi saya tidak perlu menyisihkan gaji untuk anggaran ini.
  • Rasanya bahagia ketika tulisan di blog saya bisa membantu atau memecahkan masalah orang lain.

4. Mengikuti pelatihan dan pengembangan diri

Saya belum memutuskan mau belajar apa lagi nanti. Tapi saya wajib mempersiapkan diri dari sekarang. Mungkin belajar piano lebih serius atau fotografi atau entah apa nanti.

Jika Allah SWT mengizinkan, saya ingin tetap bisa produktif di usia lewat paruh baya nanti. Biarlah pensiun tetap pensiun, toh memang status saya sekarang adalah pegawai. Buat saya, merancang masa depan bukan berlaku bagi yang muda saja, ibu bekerja pun berhak merancang masa depannya setelah pensiun nanti. Barangkali Anda tertarik untuk berbagi, silakan dituliskan di kolom komentar ya…

 

 

16 tanggapan pada “Merancang Kegiatan Ibu Bekerja Setelah Pensiun”

  1. Ngeblog nih salah satu kegiatan yang nantinya saya tekuni saat pensiun, makanya dari sekarang saya menyusun portfolio tentang ini, supaya nanti sudah terbiasa ngeblog dan lebih profesional lagi mengelola blog

  2. Salah satu kegiatan yang akan saya lakukan saat pensiun nanti adlaah ngeblog. Oleh karena itu dari sekarang sudah mulai cari ilmunya, supaya nanti saat pensiun sudah terbiasa ngeblog dan lebih profesional mengelolanya

  3. Memang bagus sekali kalau sudah memikirkan apa yang akan dilakukan setelah pensiun, Mbak. Jadi bisa dilaksanakan dari sekarang. Misalnya Mbak Wiwin sekolah lagi, biar ijazahnya digunakan sesuai kebutuhan. Apalagi sekarang kerja sudah dimudahkan. Bisa dilakukan dari rumah.

  4. Keren kak perencanaannya, karena setelah pensiun bukan berarti santai dan lepas kerja gitu aja ya, tetap harus mengikuti pelatihan juga biar bisa dibagikan lagi keilmuannya

  5. Jadi konsultan keuangan bisa jadi pilihan bagus nih Kak. Karena emang banyak yg membutuhkan jasanya. Semoga setelah pensiun makin bahagia ya dan tetap produktif.

    Alhamdulillah kalau ayahandanya di usia 75 masih sehat.

  6. Bener banget sih, rutinitas masa pensiun mesti direncanakan sejak sekarang, biar nanti bisa tetap produktif saat memasuki pensiun. Salah satunya ngeblog sih yang saat ini saya jalani. Semoga aja blog masih berjaya hingga kiamat tiba…

  7. Nah sepertinya pilihan saya bakalan jatuh oada menjadi blogger juga deh. Hehe
    Uni saya sudah tidak bekerja juga, di rumah ya sambil ngeblog kan
    Alhamdulillah, sedikit sedikit ada kehiayyg bermanfaat ya

  8. Ide-ide kegiatannya sangat variatif dan menarik! Ini menunjukkan bahwa pensiun bukan akhir dari segalanya, melainkan awal dari babak baru yang penuh dengan kesempatan. Sehabis pensiunpun masih banyak hal seru yang bisa dikerjakan

  9. Ibu bekerja setelah pensiun tetap bisa berkarya kok. Benar juga, menjadi konsultan atau blogger memang pilihan yang menarik sih.

  10. Pernah sih kepikiran sama orang² kalo udah pensiun bakal ngapain ya. Gak menutup kemungkinan ibu bekerja pensiunan masih bisa produktif ya, MbakWin. Semangatnya nular banget nih.

  11. Mengembangkan potensi setelah pensiun seperti menekuni dunia blogging bisa jadi ide keren sih. jadinya usia pensiun tidak jadi penghalang untuk tetap produktif, pastinya juga bisa jadi panutan para blogger lainnya untuk tetap bisa konsisten dan produktif

  12. MashaAllaa~
    Ka Wiwin produktif selaluu..
    Aku kadang sering berpikir, “Kenapa orang mau pensiun suka punya Post power syndrome?”
    Ternyata jelas bahwa ada perasaan yang sulit tergambarkan, namun ketika diurai satu per-satu, pasti ketemu akarnya. Salah satunya adalah merencanakan untuk tetap produktif meski sudah pensiun dan tetap memberikan banyak manfaat kepada sekitar.

    Barakallahu fiik~
    Sehat dan produktif selalu, ka Win…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *