Lompat ke konten
Home » Parenting » Rapor Pertama Dimas di SD

Rapor Pertama Dimas di SD

  • oleh

Hari Rabu tanggal 11 Desember 2024 adalah hari dimana saya harus datang ke sekolah Dimas untuk mengambil rapor. Yap, Dimas sudah menyelesaikan semua mata pelajaran semester 1 di kelas 1 Sekolahku-MySchool. Alhamdulillah, nilai-nilai di rapor pertama Dimas di SD cukup istimewa dan memuaskan.

Sebelum saya lanjutkan, ada baiknya saya jelaskan dulu apa itu rapor.

Rapor merupakan kata serapan dari bahasa Belanda, yaitu rapport. Rapor adalah buku yang berisi nilai kepandaian dan prestasi belajar murid di sekolah. Rapor berfungsi sebagai laporan guru kepada orangtua atau wali murid. Rapor biasanya diberikan oleh sekolah kepada siswa atau orang tua siswa dua kali hingga empat kali dalam setahun.

Sekolahnya Dimas menggunakan satuan waktu semesteran, jadi Dimas akan menerima rapor cukup dua kali dalam setahun. Rapor semester ganjil dan genap.

Rapor yang diberikan terdiri dari 2 macam, yaitu: (1) rapor yang berisi nilai angka pada tiap mata pelajaran dan (2) rapor yang berisi narasi Capaian Peserta Didik. Untuk rapor mapel belum diberikan dalam bentuk hardcopy, jadi saya hanya sempat memotretnya saja. Sedangkan rapor capaian diberikan dalam bentuk hardcopy.

rapor pertama dimas di sd
sumber: koleksi pribadi

.
Mungkin ada yang penasaran, mengapa saya bilang bahwa nilai Dimas cukup istimewa dan memuaskan padahal angkanya tidak ada yang 90 atau 100? Jawabannya adalah karena semua nilai yang tertera di dalam rapor tersebut adalah hasil usaha Dimas sendiri, tidak ada campur tangan ibunya sama sekali.

Kalau boleh saya bercerita, cara saya mendampingi Dimas dalam belajar sangat berbeda dengan cara saya mendampingi Satria (si kakak). Dulu, jamannya si kakak, saya selalu menemaninya belajar setiap hari. Menjelang ujian juga belajar. Si kakak dulu SD-nya di Muhammadiyah yang mata pelajarannya memang lebih banyak dari sekolah umum.

Sedangkan dengan Dimas (si adik), saya tidak pernah menyuruhnya untuk belajar. Saya hanya memastikan Dimas mengerjakan PR yang setiap hari diberikan oleh edukator. Jangan dikira setiap mata pelajaran ada PRnya lho ya… Biasanya PR Dimas hanya satu macam, misalnya menuliskan nama bilangan dalam Bahasa Jawa ngoko atau krama, mengurutkan bilangan dari terbanyak ke tersedikit, mencari kata-kata tersembunyi di dalam puzzle Bahasa Inggris, dan lain-lain.

pr dimas
Salah satu PR Dimas

.
Mengapa saya menerapkan cara yang berbeda dalam mendampingi belajar antara si kakak dan si adik?

Jaman si kakak dulu, saya merasakan banget bahwa siswa dituntut untuk berprestasi secara akademis. Meskipun tidak eksplisit, namun siswa dengan nilai tinggi akan berada satu kelas dengan siswa-siswa yang memiliki nilai tinggi pula. Terasa kok mana yang ranking tinggi dan mana yang sedang-sedang saja.

Saya pribadi sih tidak pernah memaksa si kakak untuk mempunyai nilai bagus. Bisa di atas KKM saja saya sudah bersyukur. Oleh karena itu, untuk menjaga mood dan kestabilan nilainya, saya mendampinginya belajar setiap hari. Hingga saat-saat ujian semesteran.

Sedangkan sekolah si adik lebih mengedepankan inkuiri dan inklusif.

Yang dimaksud dengan inkuiri yaitu rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sedangkan inklusif yaitu menerima keberagaman etnis, sosial, budaya, agama, dan latar belakang ekonomi siswa, tanpa terkecuali dalam memperoleh pendidikan.

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara rasional, logis, dan mendalam. Seseorang yang berpikir kritis memiliki kemampuan untuk:

  • Menganalisis, memeriksa, dan merumuskan penilaiannya berdasarkan pemikiran yang lebih mendalam.
  • Merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis.
  • Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi masalah yang terjadi di sekitarnya.
  • Mencari jawaban yang logis dan sistematis yang dapat diterima dan dipercayai.

Berpikir analitis merupakan langkah penting dalam proses berpikir kritis. Kemampuan ini dapat membantu seseorang untuk:

  • Mengumpulkan dan menganalisis data secara objektif.
  • Mengidentifikasi akar masalah dan mencari solusi yang efektif.
  • Beradaptasi dengan situasi yang baru dan kompleks.
  • Mengorganisir pemikirannya secara lebih terstruktur.
  • Menyampaikan ide dan argumen dengan jelas dan efektif.

Orang yang analitis cenderung berorientasi pada detail dan terampil dalam memecahkan masalah.

Setiap hari si adik selalu semangat pergi ke sekolah. Bersekolah bagi si adik adalah bermain sambil belajar. Selalu menyenangkan. Oleh sebab itu, saya tidak memiliki kekhawatiran atas progress si adik di sekolah. Saya yakin bahwa selama Dimas memahami konsep ilmu yang diberikan oleh para edukatornya, pasti ia tidak akan kesulitan saat menghadapi soal-soal ujian.

jadwal pelajaran dimas
sumber: koleksi pribadi

.
Maka dari itu, begitu menerima jadwal ujian semesteran, saya santai saja. Saya tanya si adik, “Adik, biasanya kalau ada kuis dari Miss, adik bisa mengerjakan?” Kuis adalah semacam ulangan harian. Si adik menjawab, “Bisa.” Dari situ saya simpulkan bahwa si adik pasti juga sudah siap menghadapi soal-soal ujian. Sehingga yang penting bagi saya adalah membuatnya happy sebelum dan selama masa-masa ujian.

Oiya, sejak masih di TK B, Dimas memang sudah saya ikutkan les membaca agar siap ketika masuk SD. Dan benar banget, soal-soal ujian anak SD kelas 1 jaman sekarang sangat berbeda jika dibandingkan dengan jaman dulu. Anak SD kelas 1 harus sudah bisa memahami soal yang notabene berupa kalimat. Artinya, tidak terlalu berlebihan jika sebelum masuk SD saya ikutkan les membaca terlebih dulu.

Bersamaan dengan pembagian rapor, wali kelas Dimas juga membagikan hasil ujian dan portofolio selama semester 1. Alhamdulillah, Dimas bisa mengerjakan soal-soal ujian. Memang sih belum sempurna, tidak ada yang nilainya 100. Akan tetapi Dimas mampu mengerjakan secara mandiri itu saja saya sudah sangat bersyukur.

Berikut ini nilai murni ujian Dimas: Matematika 70, PKn 84, Bahasa Jawa 66, IPA 80, Bahasa Indonesia 80, IPS 92,5, dan Agama Islam.

Waktu bertemu dengan wali kelas saya agendakan untuk menanyakan tentang progress Dimas selama di sekolah. Wali kelas bilang bahwa di awal-awal memang Dimas masih didampingi, namun tak berapa lama kemudian Dimas sudah mandiri. Kemajuan besar dibanding di TK B dulu adalah sekarang Dimas sudah lebih fokus mengerjakan tugas dan selesai tepat waktu.

Pengalaman dengan si kakak membuat saya lebih berhati-hati dalam memilih sekolah untuk si adik. Bersyukur dapat yang pas, yaitu sekolah berbasis inkuiri dan inklusif.  Lokasinya pun tidak jauh dari tempat tinggal kami. Tepatnya di tengah-tengah antara tempat tinggal kami dan tempat kerja saya.

Sekolah untuk si adik tidak harus sama dengan sekolah si kakak. Buat saya, tidak ada istilahnya si adik harus mengikuti jejak si kakak. Karena mereka masing-masing tumbuh di masa yang berbeda. Pun mereka adalah pribadi-pribadi yang berbeda.

Begitulah sharing pengalaman saya mendampingi si adik sampai ia terima rapor pertama di SD, rapor semester 1.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *