Skip to content

Biaya Pendidikan di SMA Negeri

biaya pendidikan sma negeri

Sudah lama sebenarnya saya ingin ngomongin biaya pendidikan di SMA Negeri, tapi baru kesampaian sekarang. Hari ini tanggal 13 Juni 2020, anak saya baru saja sehari kemarin selesai menjalani PAT, yaitu semacam ujian kenaikan kelas atau ujian akhir semester. Tidak terasa sudah hampir satu tahun duduk di kelas X dan sebentar lagi naik ke kelas XI. Harapan saya sih tidak ada kesulitan mengenai kenaikan kelas di sekolah negeri ini. Toh secara administratif juga sudah beres, gak ada tunggakan biaya pendidikan. Sedangkan secara akademis, saya dukung si anak berjuang.

Tidak saya pungkiri bahwa dengan anak masuk di SMA Negeri itu harapan saya adalah akan meringankan beban biaya pendidikan yang harus dikeluarkan. Bukannya saya pelit dengan biaya pendidikan, tapi kalo ada yang gratis mengapa tidak. Karena sejak TK, SD, hingga SMP, anak saya bersekolah di sekolah swasta. Bahkan pernah satu tahun duduk di bangku SMK swasta.

Jadi, begitu ada keputusan bahwa anak saya tidak lanjut bersekolah di bangku SMK, saya langsung mengurus kelanjutan sekolahnya di SMA Negeri. Karena pemilihan sekolah adalah berdasarkan alamat yang tertera pada Kartu Keluarga (KK), mau tidak mau anak saya harus menghapus impian bersekolah di dalam kota. Alhamdulillah ada SMA Negeri di wilayah kecamatan kami dan anak kami lolos PPDB.

Setelah beberapa saat masuk sekolah barulah saya tahu bahwa di semester pertama ada biaya-biaya yang harus dibayarkan ke sekolah. Keputusan penarikan biaya ini dilakukan bersama dengan Komite Sekolah. Jadi, memang sekolah sudah diberi anggaran oleh pemerintah, tetapi masih ada beberapa program lain yang tidak dicover oleh anggaran. Karena itulah sekolah melalui Komite Sekolah menarik biaya pendidikan yang harus dilunasi maksimal 31 Desember 2019.

biaya pendidikan sma negeri
Surat Kesanggupan pembayaran biaya pendidikan. (koleksi pribadi)

Alhamdulillah biayanya masih jauh dari angka Rp 10 juta (ini biaya pendidikan di SMK Swasta dulu), yaitu kisaran Rp 5 juta jika dihitung dengan seragam sekolah dan buku-buku pelajaran. Itu pun boleh diangsur sebanyak 3 kali. Tentu saja ini sebuah rezeki buat kami. Sekolahnya bagus baik fisik maupun non fisik, programnya juga keren-keren, maka biaya tersebut bagi saya sangat wajar dan sangat terjangkau. Oiya biaya yang harus dibayarkan tersebut adalah untuk mengcover:

  1. Sumbangan peningkatan mutu pendidikan
  2. Sumbangan peningkatan fisik sekolah

Sebelumnya saya sempat underestimate dengan sekolah negeri. Ternyata dugaan saya keliru. Memang koq, tak kenal maka tak sayang. Anak saya, meskipun secara akademis termasuk anak yang tidak pernah masuk 10 besar bahkan 20 besar, tapi kemampuannya yang lain tetap bisa terasah di sekolah ini. Jadi, meskipun tak ada piala atau trophy, anak saya memiliki prestasi di bidang yang dikuasainya.

Kembali saya teringat pepatah yang mengatakan tak ada makan siang gratis atau no such free lunch. Biarpun bersekolah di SMA Negeri, saya enggak keberatan membayar biaya pendidikan, karena itu semua jelas perhitungan dan peruntukannya.

Jadi, kalau Bapak/Ibu ingin menyekolahkan anak di sekolah negeri, sebaiknya tetap sediakan dana. Buang jauh-jauh pikiran “sekolah gratis”. Insyaallah biaya pendidikan di SMA Negeri sangat terjangkau, masih di bawah biaya jika menyekolahkan anak di sekolah swasta apalagi di sekolah internasional.