Ada satu musuh besar yang harus bisa dikalahkan oleh ibu bekerja untuk mewujudkan semua impian yang dimiliki. Perkenalkan, musuh licik tersebut bernama procrastination alias kebiasaan menunda pekerjaan. Dalam kesempatan ini saya akan mengajak ibu bekerja stop menunda pekerjaan. Bagaimana caranya? Simak sampai selesai ya…
Oiya sebelum lanjut, jika Anda pernah membaca tulisan saya tentang motivasi ibu bekerja, disana tertulis beraneka macam keinginan seorang perempuan memilih menjadi ibu bekerja. Keinginan itu di sini saya bahasakan menjadi impian. Nah, keinginan atau impian tersebut tentunya hanya bisa terwujud jika ibu bekerja melakukan langkah atau aksi yang nyata.
Alasan Gemar Menunda Pekerjaan
Langkah nyata untuk mewujudkan impian dan rencana tidak pernah akan terjadi bila sikap menunda-nunda ini memonopoli perilaku Anda.
- Mau menambah kompetensi diri untuk menjadi seorang manajer yang profesional? Nanti dulu ah, kerjaan yang sekarang saja belum selesai-selesai.
- Mau menjadi profesional yang tidak gagap teknologi dan tampil total saat bekerja dengan dukungan teknologi terkini? Ah, nanti saja, kepala mendadak dapat migrain kalau sudah urusannya dengan komputer dan sebangsanya.
Atau bahkan mungkin untuk satu masalah yang sangat sepele, yaitu ibu bekerja kelewat malas untuk menyelesaikan tumpukan kerja yang makin lama semakin menggunung, sementara kalender sudah berganti bulan dan deadline pun sebentar lagi habis!
Apapun jawaban dan alasan yang diberikan sebagai pembenaran kenapa hal tersebut belum atau tidak dilakukan akan membuat seorang ibu bekerja akan tetap berjalan di tempat.
Berikut ini beberapa alasan yang biasanya dikemukakan oleh orang-orang yang gemar menunda pekerjaan:
- Menggampangkan, karena merasa bahwa pekerjaan tersebut mudah untuk dilakukan, makanya bisa dilakukan nanti-nanti saja.
- Menghindar, karena merasa pekerjaan tersebut tidak menyenangkan untuk dilakukan, entah karena dirasa susah, melelahkan, atau apapun.
- Takut gagal, dan belum-belum merasa tidak mampu untuk melakukannya.
- Mengkambinghitamkan suasana hati, yang seringkali merasa dibenarkan untuk menunda melakukan sesuatu karena sedang tidak mood.
- Ilusi dan keyakinan semu bahwa selama ini ibu bekerja sangat cukup sibuk dengan banyak hal, sehingga masih tak bisa disalahkan kalau sampai menunda suatu pekerjaan.
Apapun pembenaran yang dimiliki seorang ibu bekerja, sebetulnya orang lain tak punya kepentingan di dalamnya. Dalam artian, jangan membawa-bawa orang lain. Alasan apapun yang dibuat sebetulnya ditujukan untuk diri sendiri.
Nah, jika alasan tersebut ternyata adalah alasan yang dicari-cari ataupun alasan yang tak membuat diri kita bisa makin maju, sebetulnya orang pertama yang dirugikan dan dibohongi adalah diri sendiri.
Langkah-langkah agar Ibu Bekerja Stop Menunda Pekerjaan
Tanpa membaca tulisan ini pun sebetulnya siapapun sudah tahu bahwa punya kebiasaan menunda adalah tidak menguntungkan. Sekarang bagaimana caranya untuk menghilangkan atau melawan kebiasaan ini? Bagaimana caranya agar ibu bekerja stop menunda pekerjaan? Simak yuk…
1. Lakukan Pemanasan
Perlakukanlah diri kita seperti mobil dengan mesin diesel yang memerlukan pemanasan sebelum dapat berlari kencang. Untuk itu, doronglah diri sendiri untuk memulai melakukan sesuatu yang memang perlu untuk dilakukan.
Dimulai dari hal-hal terkecil dan termudahnya dulu saja, 5-10 menit sehari. Cobalah melakukan langkah-langkah kecil itu secara konsisten, lama-lama percepatannya akan terlihat. Dari 5-10 menit, tiba-tiba kita sudah tenggelam dalam pekerjaan tersebut sejam perharinya. Begitu sudah mulai terlihat hasilnya, kita juga akan semakin menikmati prosesnya.
Strategi ini dipercaya bisa menggempur kebiasaan menunda, karena sebetulnya kita tak punya alasan yang kuat untuk menunda melakukan hal-hal kecil selama 5-10 menit per harinya. Ingat pepatah kuno yang sebetulnya tidak pernah basi: sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit?
2. Berbagi Impian Anda
Libatkan orang-orang terdekat dalam hidup kita untuk berbagi impian. Obrolkan apa yang ingin kita miliki, ingin jadi seperti apa, ingin mencapai apa dalam hidup, dan seterusnya. Jangan lupa informasikan juga bagaimana rencana kita untuk mewujudkannya dan kapan hal tersebut ditargetkan untuk dicapai.
Nah, dengan sudah berbagi impian seperti itu, di saat kita menunda-nunda untuk bergerak mencapai impian tersebut, orang-orang terdekat akan membantu mengingatkan dan memotivasi. Kalau mau memanfaatkan energi tersembunyinya, sebetulnya bisa memanfaatkan energi MH atau Malu Hati.
Jadi, kalau Anda sudah berbagi impian dengan orang-orang terdekat tersebut, Anda akan merasa malu hati jika angan-angan itu tak kunjung terwujud. Tapi, kalau kebiasaan menunda ini juga dibarengi dengan tebal muka, ya, berarti strategi ini tak bisa dijalankan.
3. Tegas pada Diri Sendiri
Memang, mau tidak mau harus bisa tegas pada diri sendiri. Coba refleksi sejenak, apakah tahun lalu dengan sekarang diri ini sudah menjadi individu yang lebih berkembang atau jalan di tempat? Dan, apakah tiga tahun dari sekarang mau tetap sama seperti di tahun ini?
Mudah-mudahan jawabannya adalah “tidak mau”, karena kalau jawabannya “tidak masalah”, berarti harus siap bahwa ini bukan masalah siapa-siapa, melainkan masalah diri sendiri.
Angan atau impian boleh saja melenggang cantik di lobi kantor dan menikmati decak kekaguman saat kita presentasi. Tapi kalau itu hanya sekedar impian, hmm…, maaf ganti saja satu huruf “a” di kata angan tersebut dengan “i”, sehingga menjadi kata “angin”, dan buat perjalanan hidup kita sebagai angin lalu yang tidak meninggalkan bekas.
Last but not least, beri motivasi pada diri sendiri untuk menyelesaikan tugas sesuai target. Jangan lupa untuk selalu membuat skala prioritas. Dengan begitu, Anda bisa lebih fokus saat bekerja.
Di artikel selanjutnya, simak yuk, saya akan mengulas tentang Tantangan Ibu Bekerja: Sumber-sumber dan Solusinya. Penasaran?
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga, dan freelance blogger. Baginya blog adalah ruang berbagi inspirasi dan media menulis untuk bahagia. Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Sebagai ibu bekerja, pasti banyak sekali tanggung jawab yang harus dipikul. Mulai dari pekerjaan rumah tangga, mengurus anak, hingga menyelesaikan tugas kantor. Tak jarang, kesibukan ini membuat kita menunda-nunda pekerjaan, yang akhirnya malah membuat stres dan semakin menumpuk. Kudu tegas ama jadwal yang udah dibuat
Sepertinya siapapun orangnya kalau udah menunda pekerjaan, maka nggak asik sih ya karena kurang profesional. Walau memungkinkan semisal orangnya bisa sebelum deadline malah dianggap kurang oke juga hehe
Nggak cuma untuk ibu bekerja, urusan menunda-nunda pekerjaan pasti bikin ribet nantinya. Kerjaan numpuk dan akhirnya kelimpungan sendiri
Kenapaaa postingan ini relate sekalii huhu.. kadang niatnya tuh bukan nunda pekerjaan sih, tapi lebih kepada merasakan beban yang overload lalu memutuskan untuk refreshing sebentar.. tapi nggak jarang juga hal ini malah jadi kebablasan
Bener banget, mood memang sering jadi alasan. Dan mengembalikan mood dengan scroll medsos adalah tesalahan terbesar (bagiku). Malah sering jadi kesel dan makin nggak mood. Paling bener (bagiku) adalah ngungsi ke tempat yang bisa bikin semangat kerja naik lagi.
Janganan bagi ibu pekerja, saya saja kalau menunda pekerjaan, past keteter. Apalagi ibu pekerja tugasnya ganda di kantor dan di rumah. Jadi memang harus disiplin ya, Mbak. Kalau kerjaan segera selesai, bisa lanjut menyelesaikan kerjaan berikutnya.
?ni aku banget ini, alasan menunda mungkin karena malas aja sich. Padahal klo di lakukan pun ngga butuh waktu lama luh.
pemanasan di pagi hari itu jujur saja bikin semangat melakukan aktivitas berikutnya, bukan lelah dan gampang loyo..emang kudu banyakin olahraga biar ga suka menunda yaa
kalau aku nunda pekerjaan mungkin karena males mulainya. udah keburu males dulu. padahal tuh, kalau udah dimulai aja, akan selesai juga. cuma buat memulainya butuh effort besar
Tim bapak-bapak juga kadang-kadang ikutan menunda-nunda pekerjaan. Walhasil pas waktunya mepet banyak deadline dan panik dah. Memang harus mulai tegas dengan diri sendiri nih ya biar disiplin dalam melakukan setiap pekerjaan
Kadang alasan suka menunda pekerjaan tuh karena malas. Pinginnya rebahan. Nonton drama favorit. Baca novel atau buku pilihan.
Tapi akibatnya ya itu. Pekerjaan nggak kelar. Hehehe
Zaman masih bekerja di luar rumah dan anak-anak belum mandiri, bener-bener pak-pik-puk atur waktu. Ada hal-hal yang harus disegerakan, ada juga sih…yawdalah emang engga kepegang juga sih. Biasanya sih bikin to-do-list aja…
Aku nih yang kadang mengkambing hitamkan suasana hati. Lagi gak mood lah, lagi pengen sendiri dulu lah dan alasan lainnya. Kayaknya emang aku harus bisa mengendalikan diri dengan tidak menuruti mood. Bahaya kalau perasaan kayak gitu dipelihara. Harus mulai tegas sama diri sendiri nih.
Wkwkwkw, saya kesentil nih. Bener banget alasan menunda kerjaan ya gitu. Kadang ya saya gitu. Apalagi kalau suasana hati gak enak, jadi malas, malas. Udah gitu ditambah ada masalah. Pengennya lariii, udah tahu hasilnya mau gimana gitu. Tapiii ya, kalau gak segera dikerjakan bakalan numpuk dengan kerjaan lainnya.
Terkadang emang sulit banget nih buat ngalahin kebiasaan nunda-nunda. Tapi, bener juga sih, mulai dari hal kecil aja kayak 5-10 menit sehari bisa bantu banget. Terus, kalo udah sharing impian sama temen deket, jadi ada semacem ‘pressure’ positif gitu buat kita. Intinya, kita harus tegas sama diri sendiri dan ingetin terus tujuan kita biar ga nyasar di tengah jalan.
Menunda pekerjaan kalau menurutku adalah karakter ya. Kurangnya disiplin waktu dan manajemen waktu amburadul. Sehingga terkadang lelah sendiri dengan jadwal yang padat.
Ini dulu aku banget dan efeknya biasanya nanti pasti numpuk di belakang, bikin emosi, dan sering begadang
Bahaya banget kak kalo menunda pekerjaan. Bs seisi rumah berantakan tuh kalo ibu males ngerjain rutinitas. Ya emg bkn tugas ibu aja sih. Seisi rumah ya harus bahu membahu meringankan tugas ibu.
Apalagi kan tugas ibu tuh banyak bgt. Ga mgkn dong ngerjain semuanya sendirian.
Hihihi, ayuk jangan suka nunda pekerjaan. Pengingat juga buat saya yang masih suka nunda-nunda pekerjaan.
Duh, merasa tertampar akutuh, hehe.. Walau memang bukan ibu bekerja, tapi beberapa ada yg relate soal tunda menunda pekerjaan ini. Rasanya memang kudu tegas ya sama diri sendiri.
Ibu bekerja pastinya lelah lahir batin dunia akhirat… Tapi kembali ke team support dan komunikasi yang baik.
Tugas ibu ditambah bekerja jadi berlipat-lipat ya kesibukannya
kalau dalam bahasa sunda biasanya ada istilah, GIBRIGKEUN MEH CENGHAR, itu semacam motivasi sih biar kalau lagi mager terus bangkit dan maksain diri ngerjain. artinya kurang lebih, apa yaaa kalau dalam bahasa indonesia, hehehe. ehhmm mungkin….”kebaskan biar wake up!” eh gimana sih ya, hahaha. yaak pokoknya kek maksain diri bangkit dari ke-mageran gitu deh
Betuuul banget! Sebaiknya tidak menunda pekerjaan ya, karena ketika menunda, maka pekerjaan akan menumpuk. Semakin sering menunda, tumpukan pekerjaan semakin banyak :((
menjadi ibu itu sudah banyak banget pekerjaannya. Mulai dari mengurus anak hingga mengurus rumah. Jadi perlu membagi waktu dengan baik agar kerjaan tidak tertunda dan menumpuk
Aku juga sering gini, nih. Kebiasaan nunda dengan alasan ingin menghindar, padahal kenyataannya nggak baik kan, ya.
Sebagai ibu bekerja memang tegas pada diri, atau membangun diaipplin adalah hal yang harus ada. Tidak boleh tidak ada, karena akan sangat mengganggu waktu jika tidak disiplin
Nggak cuma Ibu bekerja, emak-emak rumahan pun jangan suka menunda pekerjaan. Dan memang sih kudu tegas sama diri sendiri karena kalau lembek sama diri sendiri, kita sendiri yang bakalan repot…
Kaaak, aku ngerasa tersentil karena walaupun bukan ibu bekerja aku cukup sering nunda pekerjaan karena gak mood dan kadang ngerasa gak pede, takut yang aku kerjain jelek huhu. Keknya aku harus mulai nerapin tips kakak biar gak nunda pekerjaan nih