“Dek, nenek meninggal.”
13 September 2017 pagi Subuh saya terima SMS dari kakak ipar yang isinya demikian. Malam sebelumnya kakak ipar baru aja ngobrol dengan suami saya yang intinya ngasih tahu kalo nenek tidak mau minum dan dipasang oksigen.
Ya, nenek adalah ibu mertua saya. Tiga setengah bulan yang lalu, tepatnya 30 Mei 2017 belio kembali ke Biak Papua setelah sekian lama, katanya, mau kembali menetap di Yogyakarta (tepatnya di Parangtritis). Tapi entah kenapa tiba-tiba bulan puasa itu belio maksa banget pengin kembali ke Biak. Ya sudah, saya bantu kasih tiket Sriwijaya untuk pulang ke Biak.
Sebelum kembali ke Biak, sempat 3 kali nenek dirawat di RS ketika masih di Parangtritis. Dirawat di RS Elizabeth Ganjuran karena kecelakaan, ditabrak motor di depan rumah. Dirawat 2 kali di Puskesmas Kretek karena penyakit gula dan tekanan darah tinggi. Kembali ke Biak, saya tidak tahu apa kegiatan nenek. Kalo dulu masih suka bikin-bikin makanan (snack) untuk dijual, tapi 3,5 bulan ini setahu saya tidak melakukan kegiatan apa-apa, jadi benar-benar istirahat.
Tiba-tiba beberapa hari yang lalu kami terima kabar dari kakak ipar disana bahwa nenek opname di RS. Informasinya sih gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, dan ada sedikit masalah dengan ginjalnya. Kami para menantu yang ada di Jogja dan Bekasi hanya bisa kirim doa sambil memantau perkembangan nenek. Dan endingnya Rabu pagi itu kami menerima berita meninggalnya nenek.
Selamat jalan, nenek.. semoga diampuni segala khilaf dan dosa nenek di dunia, dilapangkan kubur nenek, dan nenek mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT.
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.