Pengalaman Pertama Pap Smear – Mengapa saya sebut sebagai pengalaman pertama? Karena seumur-umur baru kali ini saya berani menjalani pap smear. Apa alasan yang membuat saya berani pap smear? Apakah pap smear itu sakit? Simak saja sharing saya berikut ini ya, pengalaman pertama pap smear di Kucala Medical Center, Yogyakarta.
Awalnya, Nyeri di Perut Kanan Bawah
Bulan Maret lalu beberapa hari saya mengalami nyeri yang amat sangat pada bagian perut kanan bawah. Rasanya seperti mau datang bulan. Setelah saya observasi sendiri, rasa itu timbul setiap kali saya banyak jalan. Keseharian saya memang hanya di kantor dan di rumah. Saat sedang di kantor, nyeri yang timbul masih tidak terlalu saya rasakan (bisa saya tahan), tetapi saat di rumah saya tidak sanggup lagi. Rasa nyeri itu makin terasa parah ketika saya banyak bergerak, bolak balik dari posisi jongkok ke posisi berdiri.
Ketika rasa nyeri itu menyerang, pertolongan pertama yang saya lakukan adalah berbaring. Badan diluruskan, lalu saya melalukan relaksasi. Relaksasinya ya hanya baring-baring saja. Dengan melakukan ini, rasa nyeri tersebut lambat laun hilang. Tentu saja tidak kilat, butuh waktu kurang lebih satu jam baru bener-bener hilang.
Mengingat saya pernah beberapa kali mengalami ISK, saya memiliki kekhawatiran jangan-jangan itu sudah menjalar ke ginjal. Maka sambil berbaring relaksasi, saya mencari tahu lewat internet dimana posisi ginjal dan apa yang dirasakan saat ada masalah dengan ginjal. Bersyukur nyeri hebat yang saya rasakan tidak ada hubungannya dengan ISK dan ginjal.
Tapi kalo tiap hari seperti itu, saya tidak sanggup. Saya punya banyak kegiatan yang membutuhkan posisi duduk dan berdiri. Lalu saya putuskan untuk periksa ke dokter. Karena hari itu adalah hari Minggu sehingga tidak ada dokter spesialis yang praktek, jadinya saya perika ke dokter umum di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
O iya, sedikit info buat Anda yang akan periksa ke dokter umum di RSPR, ruang prakteknya bukan di gedung baru. Ruang praktek dokter umum ada di gedung lama, di sebelah timurnya Unit Gawat Darurat, di dekat apotek lantai satu.
Begitu sampai di ruang praktek dokter, hal terpenting yang pertama saya sampaikan ke dokter adalah bahwa perut saya sudah mengalami operasi sebanyak 3 kali. Pada tahun 2001, saya pernah mengalami operasi usus buntu. Pada tahun 2002, saya pernah mengalami operasi caesar saat melahirkan anak pertama. Dan pada tahun 2017, saya mengalami operasi caesar lagi saat melahirkan anak kedua. Yang saya khawatirkan adalah adanya komplikasi pasca sekian tahun mengalami ketiga operasi tersebut.
Setelah melalui pemeriksaan fisik dan interview selama kurang lebih 30 menit, alhamdulillah tidak ditemukan apa-apa. Kata dokter, tidak ada masalah. Untuk mengurangi rasa nyeri, dokter meresepkan 3 (tiga) macam obat yaitu Diclofenac Potassium, Braxidin, dan Neurosanbe Plus. Selain itu, dokter juga menyarankan 2 (dua) hal, yaitu:
- Jika nyeri datang, lakukan kompres pada bagian perut bawah tersebut menggunakan air hangat yang dimasukkan ke dalam botol atau alat kompres jika ada.
- Lakukan pap smear untuk melihat masalah yang ada, agar bisa segera tertangani, barangkali mulut rahim perlu dibersihkan dan sebagainya.
Untuk saran pertama, tentu saja akan saya lakukan jika sewaktu-waktu rasa nyeri itu muncul. Alhamdulillah sih sampai saat saya menulis ini, rasa nyeri tersebut tidak muncul lagi. Semoga demikian seterusnya. Aamiin…
Pengalaman Pertama Pap Smear
Menjelang habisnya obat dari dokter, saya bilang ke suami untuk pap smear saja. Suami sih mendukung banget. Jujur saja, selama ini saya saja yang parno sehingga tidak pernah skrining serviks melalui pap smear padahal itu sangat penting bagi perempuan yang sudah aktif secara seksual.
Setelah mantap pap smear, saya memutuskan untuk mencari informasi tentang pap smear di Kucala Medical Center. Disini jadwal pap smear ada setiap hari Senin-Sabtu, kecuali hari libur. Pap smear ternyata ada dua metode yaitu pap smear konvensional dan pap smear liquid. Tentu saja harganya berbeda. Tarif untuk pap smear konvensional (conventional smear) adalah Rp 216.600 dan untuk pap smear liquid (liquid based cytology) adalah Rp 736.800.
Jadilah hari Sabtu 27 Maret 2021 saya diantar suami ke Kucala Medical Center di Jl, Suroto No.18 Kotabaru, Yogyakarta. Hari itu buka jam 9-12 WIB dan 16-18 WIB. Supaya lebih santai, kami kesana sore hari. Begitu masuk, saya langsung mendaftarkan diri. Lalu menunggu kurang lebih 15 menit untuk mendapatkan giliran pemeriksaan.
Tadinya saya mau ambil yang pap smear konvensional. Biasalah, emak-emak pasti mikirnya nominal yang kecil. Ekonomis katanya, hehehe… Tetapi setelah bertemu dan konsultasi dengan dokternya langsung, akhirnya saya memutuskan untuk pap smear liquid. Apa sih bedanya?
Pemeriksaan dengan Conventional Smear (CS):
- Sel didapat dari lendir serviks menggunakan cyto brush.
- Cyto brush langsung disapukan pada kaca obyek, termasuk lendir dan darah yang mungkin ikut.
- Cyto brush langsung dibuang (sebagian sel terbuang).
- Kaca obyek disemprotkan fiksatif dan dinilai di bawah mikroskop.
Pada pemeriksaan metode CS ini banyak faktor yang dapat mengganggu penilaian sehingga mempengaruhi kondisi pasien yang sebenarnya.
Pemeriksaan dengan Liquid Based Cytology (LBC):
- Sel didapat dari lendir serviks menggunakan cyto brush.
- Sel yang menempel pada cyto brush langsung dimasukkan ke dalam cairan, tidak ada sel yang terbuang.
- Sampel dikirim ke lab untuk diproses.
- Sel tersebar dengan baik di kaca obyek, bersih dan jelas untuk penilaian.
Pemeriksaan dengan metode LBC ini meningkatkan kesempatan mendapatkan perubahan sel abnormal.
Kesimpulannya, menurut artikel penelitian yang berjudul Deteksi Dini Convensional Smear dan Liquid Based Cytology dalam Upaya Pencegahan Kanker Serviks: Systematic Review yang diunggah di jurnalugm.ac.id, sensitivitas deteksi kanker serviks pada LBC (88%) jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan pada CS (20-30%).
Sakit atau tidak sih ketika diambil sampel? Hehehe… sakit sih enggak. Hanya tidak nyaman saja. Kalau Moms pernah melakukan pemeriksaan kehamilan per vaginam, ya mungkin seperti itulah rasanya. Lagipula pengambilan sampelnya hanya sebentar koq.
Di Kucala Medical Center, sebelum dilakukan pap smear, payudara saya juga sekalian dicek. Alhamdulillah tidak ada masalah. Keduanya baik-baik saja. O iya kenapa saya memilih periksa disini? Karena disini memang khusus perempuan.
Setelah pengambilan sampel pap smear, dilanjutkan konsultasi dengan dokter. Menurut dokter, dari pemeriksaan secara visual saat pengambilan sampel, tampak bahwa serviks saya masih normal. Tidak ada masalah sama sekali. Nah, untuk lebih detailnya akan dilihat pada hasil pap smear yang baru bisa diambil seminggu kemudian. Jadi enggak saat itu juga. Mengingat sampel tadi harus diperiksa dulu di laboratorium.
Hari Senin tanggal 5 April 2021 kemarin saya mengambil hasilnya. Pengambilan hasil disertai konsultasi dengan dokter. Bersyukur banget saya tidak mengalami masalah apapun dengan serviks. Lega rasanya. Berarti masalah nyeri di perut bawah itu tidak mengkhawatirkan, mungkin saya hanya kecapekan.
Berhubung tidak ada masalah, maka saya kontrol atau pap smear lagi masih nanti 2 (dua) tahun lagi.
Tips dari saya untuk Moms yang pengin pap smear:
- Tidak sedang haid.
- Tidak melakukan hubungan seksual selama 2 hari sebelum pemeriksaan.
- Tidak menggunakan tampon selama 2-3 hari sebelum tes.
- Jangan membersihkan vagina dengan douche selama 2-3 hari sebelum pemeriksaan.
- Tidak menggunakan pelumas (cairan lubrikasi) selama dua hari sebelum tes.
- Hindari obat-obatan, spermisida, krim, atau gel yang dimasukkan ke dalam vagina selama 2-3 hari sebelum tes. Hal-hal ini dapat menghilangkan sel-sel abnormal yang mungkin terdapat di serviks.
- Siapkan mental.
Demikian sharing pengalaman pertama pap smear dari saya, semoga bermanfaat 🙂
Referensi:
– https://journal.ugm.ac.id/jkr/article/download/42627/25399
– https://www.sehatq.com/artikel/pap-smear-pemeriksaan-penting-untuk-deteksi-kanker-serviks
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Makasih mbak ….
Aku masih serem disuruh pap smear. Dulu tuh pernah pemeriksaan per vaginam dua kali,.dan nggak nyaman banget. Masih trauma. Tapi kayaknya memang perlu ya. Gimana aja mencegah lebih baik daripada mengobati