Skip to content

Refleksi Pendidikan Indonesia di Antara PJJ dan PTM

antara pjj dan ptm

Refleksi Pendidikan Indonesia di Antara PJJ dan PTM – Sebenarnya saya sedih melihat anak saya sudah setahun ini tidak bisa menikmati bangku sekolah. Tidak bisa bersenda gurau dengan teman-teman sekelasnya. Tapi ya, sebagai orang tua saya tidak bisa berbuat apa-apa, selain memotivasi anak saya agar mau tidak mau harus bisa menikmati proses pembelajaran jarak jauh. Toh kita semua juga belum tahu kapan pembelajaran tatap muka sepenuhnya dimulai.

“Belajar dari rumah anak-anak bisa terhindar Coronavirus tapi mamaknya kena hipertensi.”

“Baru dua hari lockdown anak-anak sudah bisa ngambil kesimpulan bahwa guru di rumah lebih garang dari guru di sekolah.”

“Gimana rasanya belajar di rumah?” — “Aku tak sanggup lagi, mamaku lebih galak dari ibu guru di sekolah.. Bawaannya marah-marah melulu..”

“Saya mah daripada suruh ngajarin anak belajar, lebih baik ngurusin cucian satambruan dah.”

Demikian sebagian kecil keluhan hingga lelucon yang muncul di masyarakat kita. Tentunya masih banyak lagi dan beraneka ragam.

Hari Sabtu 5 Juni 2021 yang lalu saya mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Faber Castell dengan mengangkat thema Refleksi Pendidikan Indonesia di Antara PJJ dan PTM. Webinar melalui zoom ini dipandu oleh host Andri Kurniawan (PR Manager Faber-Castell) dengan menghadirkan dua orang narasumber yaitu Saufi Sauniawati (Pemerhati Pendidikan) dan Christian Herawan (Product Manager PT Faber-Castell International Indonesia).

Melalui webinar ini saya mendapatkan banyak wawasan tentang pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan pembelajaran tatap muka (PTM) beserta permasalahan yang ada di dalamnya. Demikian juga mengenai sistem evaluasi pembelajaran yang tentu saja ini berhubungan erat dengan pelaksanaan ujian.

webinar faber-castell

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Hybrid Program

Kita semua merasakan bahwa proses belajar mengajar secara daring memiliki sejumlah tantangan. Tidak hanya tantangan infrastruktur namun juga ada tantangan lain seperti faktor psikologis anak hingga faktor kemampuan orang tua dan guru yang harus dapat mengakselerasi proses belajar mengajar secara daring.

Menurut Litbang BertaSatu, permasalahan belajar daring antara lain adalah:

  1. Tidak semua punya ponsel cerdas (smartphone). Benar sekali, salah satunya adalah karena harganya yang tidak murah. Minimal Rp 1 juta itu pun terhitung hanya memiliki spesifikasi yang sangat sederhana.
  2. Kalau ada ponsel cerdas, harus juga ada paket internet. Benar sekali, ponsel cerdas itu lebih dominan digunakan untuk kegiatan online, jika tidak ada internet maka mubazir fitur-fiturnya dong…
  3. Orang tua harus secara intensif membantu proses belajar daring dari rumah. Ini yang merepotkan, khususnya bagi ibu bekerja seperti saya, apalagi saya bekerjanya di luar rumah. Bersyukur anak sulung saya sudah SMA, sehingga sudah bisa mandiri. Sedangkan adiknya belum masuk sekolah.
  4. Anak sudah bosan belajar secara daring. Benar sekali, anak saya sudah berkali-kali bilang sudah bosan PJJ. Karena itu kalau ada kesempatan berkegiatan di sekolah, walau hanya sebentar, anak saya senang sekali.
  5. Kurikulum dinilai belum cukup mendukung model PJJ. Benar sekali, karena selama ini pendidikan di Indonesia sudah merasa nyaman dengan kurikulum yang begitu-begitu saja yang menurut saya cenderung textbook. Maka begitu harus menjalankan PJJ secara digital, sebagian besar merasa kalang kabut.

Metode belajar daring yang tengah diberlakukan pemerintah dikeluhkan para orang tua / wali murid lantaran masih banyak yang belum memahami mengoperasikan gawai dan jaringan internet yang kurang memadai.  Selain itu ekstra pengeluaran yaitu pulsa kuota internet menjadi keluhan  para orang tua / wali murid di tengah pandemi Covid-19.

Sejumlah orang tua / wali murid menyebut jaringan internet yang kurang memadai menjadi kendala terbesar saat anak-anak melakukan pembelajaran jarak jauh (daring). Hal ini mengganggu proses belajar mengajar antara guru dan murid. Bahkan sejumlah murid justru kurang memahami apa yang disampaikan gurunya.

paradigma pjj

Paradigma pembelajaran jarak jauh sebenarnya bagus, Di tengah pandemi Covid-19 tetap diselenggarakan pendidikan agar mengapatkan hasil berupa kualitas pendidikan yang terjaga. Masalahnya pembelajaran jarak jauh ini memiliki beberapa kendala, antara lain:

  • Kesulitan mengakses sinyal  internet di pelosok.
  • Fasilitas gadget yang dimiliki siswa tidak sama.
  • Masih banyak siswa yang punya handphone biasa yang tidak mendukung belajar daring.
  • Keterbatasn kuota internet.
  • Beban biaya yang memberatkan.
  • Makin boros karena orang tua harus rutin mengisi kuota setiap bulan.
  • Materi setiap pelajaran yang disampaikan guru kurang dapat dicerna.

Kendala-kendala tersebut tanpa disadari akan memberikan dampak yang tidak diinginkan, yaitu:

  • Komunikasi antara siswa dengan guru terbatas jarak.
  • Siswa kesulitan menangkap isi materi setiap mata pelajaran.
  • Pengawasan lemah jika siswa belajar daring di rumah.

Dengan demikian permasalahan pembelajaran daring bisa disimpulkan sebagai berikut:

  1. Bagi siswa: Lemahnya motivasi belajar, pemberian tugas dirasakan berat karena berbeda antara tujuan pengajar dan orang tua. Kemampuan anak menggunakan perangkat pembelajaran minim. Distorsi dengan permainan online ketika belajar menggunakan gadget. Paradigma tidak pergi ke sekolah adalah libur masih tertanam pada siswa. Kurangnya sosialisasi sehingga membuat pembelajaran terasa berat. Monotonnya pemberian tugas.
  2. Bagi orang tua: Orang tua terkendala dalam penyiapan fasilitas, belum mengetahui secara rinci platform dan troubleshooting, kendala perilaku anak, perbedaan pola target pembelajaran antara guru dan orang tua, belum dapat menjadi motivator, beratnya menerapkan disiplin pada anak, waktu  yang terbatas.
  3. Bagi guru: Fungsi dan pemberian pola pemberian materi dengan berbagai platform, namun belum memahami troubleshooting, pembelajaran masih belum bisa menciptakan bonding karena pembelajaran jarak jauh, kreativitas guru beragam, pembelajaran belum menarik dan menyenangkan.

Agar terbentuk sinergi antara ketiganya, ada dua indikator mutu pendidikan yang menjadi sorotan, yaitu:

  1. Standar penilaian
  2. Standar proses

Oleh karena itu, harus diperjelas peran masing-masing orang tua, guru (wali kelas), dan siswa.

peran orang tua

peran guru wali kelas

peran siswa

Di balik masalah dan kendala yang timbul pada kegiatan pembelajaran jarak jauh, ada pula dampak positif pandemi di bidang pendidikan. Istilahnya, kita harus meyakini adanya hikmah di balik musibah. Dampak positif pandemi di bidang pendidikan, antara lain adalah:

  1. Pengembangan karakter anak, dimana anak belajar softskill seperti beberes rumah.
  2. Anak semakin kreatif, contohnya mengerjakan tugas dengan menggunakan alat elektronik.
  3. Portal pendidikan berkembang pesat, misalnya dengan munculnya portal rumah belajar dan tayangan TVRI belajar dari rumah.
  4. Orang tua mengenal lebih dalam kemampuan belajar anak, yaitu semakin banyak dukungan orang tua untuk anak.

Selanjutnya di 2021 ini mulai diterapkan Hybrid Program, sebuah metode baru pembelajaran. Metode ini secara bertahap juga diterapkan di Yogyakarta Independent School, tempat saya bekerja. Hybrid program atau hybrid learning adalah pembelajaran yang menggabungkan berbagai pendekatan dalam pembelajaran yakni pembelajaran tatap muka (PTM atau face to face), pembelajaran berbasis komputer dan pembelajaran berbasis online (PJJ atau internet dan mobile learning).

Pembelajaran Tatap Muka (PTM)

Metode pembelajaran tatap muka atau face to face inilah yang ditunggu-tunggu. Namun pandemi yang belum jelas kapan berlalunya ini, membuat penerapan metode ini maju mundur, bahkan membutuhkan persiapan yang benar-benar matang. Selain itu, tidak semua daerah bisa diberlakukan sama atau serentak. Hingga kemudian keluar Surat Keputusan Bersama 4 Menteri.

Ada dua hal  penting yang digarisbawahi pada Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Satu, pemeritah senantiasa mengkaji kebijakan pembelajaran pada masa pandemi sesuai dengan konteks perkembangan pandemi dan kebutuhan pembelajaran. Prinsip penyelenggaraan pendidikan selama pandemi Covid-19 adalah:

  • Kesehatan dan keselamatan prioritas utama dalam penetapan kebijakan dan penyelenggaran pendidikan.
  • Mempertimbangkan tumbuh kembang dan hak anak selama pandemic Covid-19.

Mulai Januari 2021, apabila pemerintah daerah sudah memberikan izin dan satuan pendidikan memenuhi semua syarat berjenjangnya, maka PTM diperbolehkan, namun tidak diwajibkan.

Dua, pembelajaran tatap muka secara terbatas perlu diakselerasi dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Nah, poin penting yang bisa diambil dari SKB 4 Menteri tersebut adalah:

  1. Tatap muka sudah diperbolehkan sejak Januari 2021.
  2. Sekolah yang sudah divaksin wajib membuka kelas tatap muka terbatas.
  3. PTM terbatas mengkombinasikan pelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh.
  4. PTM maksimal 50% dari jumlah siswa per kelas.
  5. Orang tua dapat memilih bagi anaknya untuk melakukan tatap muka terbatas atau PJJ.
  6. Wajib mematuhi protokol kesehatan.

Sebelum PTM tersebut benar-benar bisa terlaksana, ada beberapa hal-hal yang harus dipersiapkan oleh orang tua dan anak, yaitu antara lain:

  1. Carilah aturan tatap muka terbatas di kota Anda.
  2. Mulai mendisiplinkan kembali jam tidur dan jam bangun.
  3. Orang tua masih tetap harus mengawasi PJJ dan tetap memfasilitasi kebutuhan PJJ dengan lebih cermat dan cerdik.
  4. Ajarkan protokol kesehatan, tekankan pada anak jangan minta makanan dan minuman bekar teman, jangan berpelukan, jangan bergantian masker.
  5. Mengurangi main game, mulai memberikan kegiatan after school activity offline.
host dan narasumber
Host dan narasumber webinar

Di luar persiapan oleh orang tua dan siswa, tentu saja banyak pula hal-hal yang harus dipersiapkan oleh sekolah. Apa saja itu? Antara lain sebagai berikut:

  1. Kondisi kelas

Untuk jenjang SMA, MA, SMK, MAK, SMP, MTs, SD, MI, dan program kesetaraan harus ada jarak minimal 1,5 meter dan maksimal 18 peserta didik per kelas. Untuk SLB dan PAUD harus ada jarak minimal 1,5 meter dan  maksimal terdapat 5 peserta didik per kelas. Satuan pendidikan juga dapat memanfaatkan ruang terbuka sebagai tempat berlangsungnya pendidikan.

  1. Jumlah hari dan pembagian rombel

Jumlah hari atau rombongan belajar ditentukan dari satuan pendidikan dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan.

  1. Perilaku wajib di seluruh lingkungan sekolah

Yang wajib dilakukan adalah memakai masker tiga lapis, sering mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak minimal 1,5 meter, dan menerapkan etika batuk atau bersin.

  1. Kondisi medis warga satuan pendidikan

Semua warga satuan pendidikan yang mengikuti PTM harus dalam kondisi sehat dan tidak memiliki gejala Covid-19 termasuk orang yang serumah dengan warga satuan pendidikan.

  1. Kantin

Pada masa ini kegiatan di area kantin tidak diperbolehkan. Warga satuan pendidikan disarankan membawa makanan dan minuman dengan menu gizi seimbang.

  1. Kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler

Pada dua bulan pertama, kegiatan olahraga dan ekstra kurikuler tidak diperbolehkan. Tapi tetap disarankan untuk melakukan aktivitas fisik dari rumah.

  1. Kegiatan selain pembelajaran

Selama masa transisi tidak diperbolehkan adanya kegiatan selain pembelajaran. Kegiatan itu meliputi orang tua yang menunggu di sekolah, masa orientasi, hingga pertemuan orang tua.

  1. Pembelajaran di luar lingkungan satuan pendidikan

Kegiatan guru kunjung diperbolehkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Mari sama-sama kita berdoa semoga tahun ajaran yang akan datang ini pembelajaran tatap muka sudah bisa dilaksanakan. Andaipun belum bisa tatap muka 100%, setidaknya program hybrid bisa berjalan dengan lancar. Sehingga kebutuhan siswa bisa terakomodasi dengan baik. Mungkin banyak siswa yang sudah bisa menikmati belajar secara online jarak jauh, namun tidak sedikit siswa yang hanya bisa belajar dengan baik jika tatap muka langsung dengan guru. Perlu disadari oleh semua pihak bahwa kebutuhan dan kemampuan tiap siswa itu berbeda-beda, tidak bisa disamaratakan.

Sistem Evaluasi Pembelajaran dan Paket Belajar Online Faber-Castell

Sebagaimana dalam kegiatan belajar mengajar sebelum ada pandemi, sistem evaluasi pembelajaran juga tetap dilaksanakan meskipun pembelajaran dilaksanakan secara daring. Evaluasi pembelajaran dilakukan secara harian, praktek, dan ujian.

sistem evaluasi pembelajaran

Berikut ini contoh tugas saat PJJ:

contoh tugas PJJ
Contoh tugas PJJ yang disampaikan melalui WA. (sumber: materi ibu Saufi Sauniawati)

Ini adalah contoh-contoh soal PJJ:

contoh soal PJJ
Contoh soal PJJ. (sumber: materi ibu Saufi Sauniawati)

Di akhir semester seperti biasanya akan dilaksanakan ujian. Ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan dilaksanakan dalam bentuk:

  • Portofolio berupa evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap/perilaku dan prestasi yang diperoleh sebelumnya (penghargaan, hasil perlombaan, dan sebagainya)
  • Penugasan
  • Tes secara luring atau daring, dan/atau
  • Bentuk kegiatan penilaian lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan

Sedangkan bentuk penilaiannya adalah:

  • Portofolio: merupakan kumpulan nilai rapor semua mata pelajaran baik pengetahuan maupun keterampilan.
  • Tes tertulis: Diujikan pada semua mata pelajaran, bentuk pilihan ganda diberikan melalui Google form dan dilaksanakan secara virtual melalui Zoom.

Dalam kondisi sekarang PJJ sekarang ini tentunya tidak sedikit orang tua harus direpotkan dengan mencetak (ngeprint) materi yang didapatkan dari guru/pengajar. Saya pun pernah mengalami itu. Nah, menurut Ibu Saufi Sauniawati hal ini tidak akan terjadi jika materi evaluasi maupun pembelajaran tersebut dapat langsung dijawab melalui gawai yang dipakai.

paket belajar online faber castell
Paket Belajar Online Faber-Castell

Menjawab permasalahan ini, Faber-Castell menghadirkan Paket Belajar Online yang memang diciptakan berdasarkan hasil survey yang ada di masyakat khususnya terkait proses pembelajaran jarak jauh, dimana gawai sebagai perangkat utama Pembelajaran Jarak Jauh dinilai kurang optimal dalam mendukung kegiatan pembelajaran. Paket Belajar Online Faber-Castell ini sendiri  terdiri atas alat tulis yang lengkap seperti pensil, penghapus, ballpoint yang dibutuhkan saat belajar, serta dilengkapi dengan stylus.

Christian Herawan, Product Manager Faber-Castell Indonesia, mengatakan bahwa stylus yang berada di paket belajar online ini memiliki banyak fungsi dan keunggulan, diantaranya dapat membantu saat menjawab pertanyaan yang sifatnya pilihan maupun esai. Selain itu juga berfungsi untuk menggeser layar serta menulis, sehingga sangat cocok untuk segala jenis ujian.

stylus
Stylus Faber-Castell

Kelebihan stylus yang ada di paket Belajar Online dibandingkan sejenisnya adalah:

  • Menggunakan karet stylus yang bertekstur lembut sehingga tidak akan merusak layar smartphone.
  • Bisa dipakai untuk menulis, tanda tangan, scroll halaman dan memilih jawaban pilihan ganda.
  • Bisa dipakai di semua merk smart phone.

Menurut Christian Herawan, Paket Belajar Online Faber-Castell ini telah tersedia di official store Faber-Castell di Tokopedia, Blibli, Bukalapak, Lazada serta toko-toko dan supermarket terdekat dengan harga yang sangat murah dan ekonomis yaitu sekitar Rp 30.000 – Rp 35.000.

Saya pribadi sudah menggunakannya. Meskipun saya bukan siswa yang menjawab soal-soal ujian secara online, namun kadang-kadang saya harus mengisi Google form untuk ikut penawaran job-job untuk blogger. Juga terpakai saat saya diminta mengisi form survey online. Yap, stylus ini keren abis, tanpa harus beli mahal-mahal 🙂

Untuk info lebih lanjut, yukkk kunjungi website Faber-Castell:
https://www.faber-castell.co.id/

pakai stylus
Agar nyaman dipegang, saya masukkan pensil ke dalam tangkai stylus. (koleksi pribadi)

Penutup

Setelah menyimak paparan mengenai Refleksi Pendidikan Indonesia di Antara PJJ dan PTM tadi, bisa disimpulkan bahwa metode Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia masih belum bisa maksimal. Indonesia belum siap dalam menghadapi PJJ, berbeda dengan negara lain, demikian disampaikan oleh Ibu Saufi Sauniawati. Sebagai orang tua, tugas kita membimbing, memotivasi, mengawasi, dan memfasilitasi anak, salah satunya dengan menyediakan Paket Belajar Online Faber-Castell. Harapan saya selanjutnya adalah Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bisa terlaksana di tahun ajaran mendatang ini.

Referensi:
– materi paparan Ibu Saufi Sauniawati dan Faber-Castell
– berbagai sumber di internet

 

22 thoughts on “Refleksi Pendidikan Indonesia di Antara PJJ dan PTM”

  1. Masalah yang nyebelin dari pendidikan kita tu mo ganti kurikulum kayak apa, mo ganti istilah n metode kayak apa juga tetep aja hasil yang dikejar adalah penguasaan materi pembelajaran dan itu bener2 kena batunya di masa pandemi yang bikin akhirnya siswa susah memahami n ngawang karena materinya abstrak

  2. Pandemi ini memang bikin kita semua harus beradaptasi di semua bidang baik itu pekerjaan, aktivitas sehari-hari, kesehatan, peribatan hingga pendidikan
    UDah setahun lebih anak-anak belajar jarak jauh. Kendalanya tentu saja tak sedikit, tapi ini semua demi keamananan dan kesehatan bersama. Makanya ya semua pihak terkait (pemerintah, orang tua, guru dan murid) harus saling mendukung

  3. Banyak meme tentang kegalakan ibu saat PJJ, ya. Wkwkwkwk. Mau tidak mau jadi tertawa. Seperti menertawakan diri sendiri karena ada kalanya kesal juga dan tanpa sadar jadi bentak, padahal ga bermaksud ggitu. Wkwkwkwk
    Memang sih, pelaksanaan PJJ sulit untuk dikatakan berhasil, untuk mayoritas siswa.

  4. Untuk anak kedua yang masih SMP, kami sudah bersedia PTM terbatas. Hanya saja sepertinya ditinjau kembali nih karena angka covid di kota kami naik lagi tapi kalaupun PJJ lagi, anak saya tidak keberatan malah dia suka wkwkwk. Dia jadi punya keahlian ngedit video krn ada tugas2 yang mengharuskan dia setor video sampai suatu malam kami patungan beli versi premiumnya karena sudah 3 hari dia seriusi bikin videonya tapi terkendala aplikasi. Orang tua memang perlu menyiapkan fasiltas ya, seperti stylus yang dari Faber-Castell itu, memang keren banget.

  5. Beberapa sahabat saya yg mantan wartawan sampai-sampai bikin buku, judulnya “Guruku Momster” saking hipertensinya mungkin mendampingi anak PJJ di rumah. Hehehe.

    Webinar dari Faber Castell ini sangat dekat dengan kondisi kita saat ini. Bisa dibayangkan orang tua anak-anak di daerah yang bahkan mencari signal operator saja susahnya minta ampun, boro-boro bisa buka Zoom online buat anaknya. Belum lagi anak udah bosan, sebab hampir setahun belajar dari rumah. Wuih, bisa kebayang repotnya.

    Asiknya PJJ didukung peralatan keren kayak Faber-Castell ini. Semakin canggih saja sekarang ya tools buat anak-anak kita.

  6. Kesuksesan PJJ salah satunya ada di ortu sih ya. Dan memang terlihat timpang sekali, antara satu keluarga dari kelas tertentu dengan keluarga lainnya. Karena realitanya, ngga semua ortu, anak, dan guru siap untuk PJJ. Tapi saat kita adaptif, bukan tidak mungkin kita bisa berkembang melalui PJJ. Semangat ya…

  7. Ortunya kena hipertensi…wkwkw… tentu bukan lelucon ya. Faktanya begitu; orang tua sudah kewalahan membimbing anaknya. Tapi gimana lagi, kondisi yang tidak memungkinkan. Apalagi, rencana Juli gelar PTM akan ditunda juga. Semoga tetap sabar dengan kondisi ini. Belajar menggunakan stylus enak juga kayaknya. Perlu dicoba. Hehe..

  8. Orang tua yang bekerja keduanya tidak akan bisa mengontrol anaknya, sehingga yg terjadi sang anak asal2an belajarnya, cepat2an ngerjakan tugasnya agar bisa cepat main game. ????????

  9. Bener2 deh, PJJ dan pandemi ni menguras emosi, tenaga, jiwa raga.
    Tapi yaa, apapun itu… Alhamdulillah ‘alaa kulli haal.
    Faber castell cihuy ya mba, sangat bs diandalkan untuk ber-PJJ

  10. Kalau saya lihat yg paling sibuk itu Ibu, bebannya tambah tambah, tapi sepertinya udah biasa juga sih, dah setahun lebih kan. Cuma sisi lain ada anak anak tetangga yg cuek aja macam gak sekolah. Ortunya pun nyerah hehe

  11. Kemarin anak-anakku sempat tatap muka terbatas selama sebulan, tetapi karena angka penderita covid meningkat kemarin. mereka jadi balik PJJ lagi deh. Tapi kayaknya bagus PJJ aja dulu deh.

  12. Bener nih Mbak Wiwin, anak-anak butuh Styluss ini nih buat membantu memudahkan melihat tugas-tugas PJJ yang diinstruksikan guru, bakal lebih semangat sepertinya kl searching materi pelajaran dari guru pakai stylus pen ini

  13. Awalnya karena keadaan, akhirnya pemerintah memberlakukan PJJ untuk semua jenjang pendidikan. Perubahan mendadak dari PTM ke PJJ ini tentu saja memberikan kejutan pada masyarakat, selain ketidaksiapan sarana pendukungnya.

    Kini sepertinya pemerintah telah mulai membenahi satu demi satu sehingga pemberlakukan PJJ ini semakin baik.

    Stylusnya faber castell ini keren ya, mungil tapi juga nggak gampang ilang karena bentuknya “agak gendut” cocok buat anak-anak, buat orang tuanya juga bisa

  14. Alhamdulillah dengan adanya Stylus dari Fabercastell semoga mempermudah anak belajar ya. Senang lihat ada produk seperti ini, lebih praktis sepertinya

  15. Kendala terparah dari pjj dialami guru, ada sebagian dari mereka yang mendekati masa pensiun super gaptek. Yang susah malah anaknya. Harus membantu ortunya ngajar jarak jauh. He he …. Terima kasih ananda Wiwin.

  16. Infonya lengkap sekali nih, Mbak. Jadi lebih memahami tentang tantangan PJJ dan PTM. Secara, saya ‘hanya’ menghadapinya selama kurleb 4 bulan ketika si sulung yang di pondok dipulangkan ke rumah.
    Waktu itu lumayan banget emang sibuknya.

    Sementara, si bungsu baru tahun ini mau masuk TK. Deg2an apakah akan kena PJJ juga. Emaknya harus siap siaga. Boleh juga nyobain Faber Castell stylus, nih.

  17. Tantaangan PJJ dan PTM nih sepertinya sdh jadi makanan para bunda ya di rumah khususnya yang punya ananda usia sekolah.. karena tugas guru sekarang di transfer sebagian ke para bunda di rumah..semangat ya bund ..jangan lupa gunakan Faber Castell sebagai alat tulis tepercaya

  18. Di masa pandemi gini,pastinya membawa dampak yang sangat besar untuk kita semua ya mba.
    Tentu bagi anak anak yang masih bersekolah sudah sangat merindukan suasana dikelas.
    Selain itu,para orang tua pun juga double kerjaan nya karena selain kerja domestik dirumah juga harus memantau anak saat belajar.

Leave a Reply to Sani Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *