Karena Pandemi Dimas Nyaris Tidak Sekolah, Akhirnya Lulus PAUD! – Ini adalah cerita tahun ajaran 2021-2022 lalu yang belum pernah saya tuangkan di blog ini. Hanya sesekali saya tuliskan di media sosial. Benar sekali, karena pandemi, Dimas nyaris tidak sekolah. Hingga pada suatu hari, mantan teman sekolah saya di SMP, yang kebetulan adalah seorang kepala sekolah PAUD meminta Dimas menjadi muridnya. Hingga akhirnya Dimas pun lulus dari PAUD.
Juli 2021 adalah awal tahun ajaran 2021-2022. Saat itu usia Dimas sudah layak masuk PAUD. Tetapi PPKM gara-gara pandemi Covid-19 membuat saya galau antara menyekolahkan Dimas atau tidak. Kalau sekolah, pastinya kegiatan belajar mengajar masih dilakukan secara online. Bagaimana bisa? Sedangkan saya masuk kerja terus secara full time. Siapa yang akan mendampingi? Tapi kalau tidak sekolah, kasihan juga… Sudah waktunya Dimas bersosialisasi dan mengenal dunia sekolah.
Benar juga, tiga bulan pertama di PAUD mau tidak mau harus dilalui secara daring. Pendaftaran hanya melalui WA dengan mengirimkan akta kelahiran dan kartu keluarga. Setelah itu kegiatan belajar mengajar pun dilakukan melalui WA group, di mana guru Dimas hanya memberikan tugas-tugas harian. Ya Allah, sedangkan saya tidak menguasai metode pembelajaran untuk anak usia dini.
19 Juli 2021
Selamat pagi anak” ku. Hari ini bunda akan memberikan tugas untuk 2 hari ke depan ya.untuk klas B.
1.Aku bisa menghafal/menirukan doa mau belajar
2.Aku bisa menghafal Q.S Al Fatihah
3.yuks kita meniru huruf dari nama sendiri dengan benda yang ada di rumah
4.Aku bisa menulis angka sesuai usiaku
5.Aku bisa menggambar lilin sesuai usia kuNah ini kegiatan di rumah yang bisa kalian pilih untuk tugas hari ini & besok ya.Tetap semangat belajar di rumah selalu patuhi prokes jgn lupa jaga kesehatan olah raga & berjemur. Trimakasih
Itu tadi adalah salah satu contoh tugas yang diberikan oleh gurunya Dimas. Mungkin bagi ibu-ibu yang lain itu hal sepele, tapi berat buat saya. Saya hanya ada di rumah saat bangun tidur hingga jam 9 pagi dan setelah waktu magrib hingga waktu tidur malam. Terbayang, kapan saya ada waktu mendampingi Dimas untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut. Waktu-waktu efektif di mana Dimas bersemangat belajar, di saat mood-nya sedang bagus, namun saya ada di kantor.
Alhasil, setiap hari Dimas hanya mengisi presensi melalui WA. Selebihnya, tugas-tugas hanya dikerjakan yang bisa dikerjakan. Mengumpulkan tugas banyak bolongnya, karena lebih banyak tidak mengerjakan tugas. Saya sih pasrah saja, daripada mengumpulkan tugas tetapi saya yang mengerjakan 😀 😀 😀
Alhamdulillah pada bulan Oktober 2021, pembelajaran tatap muka pun dimulai meskipun secara terbatas. Sejak itu, dengan semangat 45 setiap hari Selasa dan Kamis Dimas berangkat ke PAUD. Berangkatnya saya yang mengantarkan menggunakan ojek online, pulangnya dijemput oleh ayahnya. Meskipun hanya 2 kali dalam seminggu dan 1,5 jam dalam sekali pertemuan namun itu sudah sangat membahagiakan saya dan Dimas.
Bersyukur Dimas sudah terbiasa mengenakan masker dimana-mana, sehingga saat di sekolah harus menerapkan protokol kesehatan pun Dimas tidak mengalami kendala.
Jarak lokasi PAUD lumayan jauh dari tempat tinggal kami yaitu 11 kilometer. Alhamdulillah bisa dilewati Dimas hingga lulus. Apakah tidak ada lembaga PAUD yang dekat rumah? Mungkin ada dan mungkin banyak. Tapi sekali lagi, gara-gara pandemi saya tidak berniat menyekolahkan Dimas di PAUD. Niat saya nanti saja-lah langsung TK, itu pun yang dekat-dekat rumah saja. Namun takdir berkata lain, Dimas menjadi murid teman sekolah saya, di PAUD SPS Mutiara Hati yang berlokasi di daerah tempat tinggal saya semasa duduk di bangku SMP. Tepatnya di Masjid Nurul Fatah dusun Purworejo Jalan Kaliurang Km 20,5 Hargobinangun Pakem Sleman.
Jarak yang cukup jauh dari bawah ke atas menuju Gunung Merapi menyisakan kenangan yang indah saat-saat mengantar Dimas ke sekolah. Salah satunya yang tak terlupakan adalah saat kabut tebal menyelimuti wilayah Yogya utara. Sepanjang jalan menuju sekolah Dimas, kabut sangat tebal, hingga driver ojek terpaksa meraba-raba untuk bisa menembus kepekatan kabut itu. Ketika sampai di Pakem sempat saya bertanya, “Gimana, Pak? Kabutnya tebal sekali, apakah lanjut atau balik saja?” Bapak driver menjawab untuk lanjut saja. Alhamdulillah akhirnya sampai juga di sekolah Dimas.
Menjelang selesai PAUD, ada 2 kegiatan yang sangat berkesan buat Dimas dan juga saya. Yaitu, pertama, adalah saat piknik di Merapi Park. Di sana ada The World Landmark, Dino Park, juga Kids Water Park.
“Jam Bigben, ibu! Ada Jam Bigben, ibu!”
As always, Dimas pasti heboh ketika melihat sesuatu yang pernah dikenalnya lewat buku atau yutub. Maka saat class outing pada hari Kamis 19 Mei 2022 itu menjadi momen yang istimewa bagi Dimas. Belum ada rezeki ke negara aslinya, untuk sementara Dimas bisa melihat langsung replika the world landmarks. (Dalam hati ibu berdoa agar kamu suatu saat nanti bisa keliling dunia, nak!).
Tak kalah serunya Dimas bisa bermain dengan Marsha & The Bear meski hanya sebuah patung, hehe… (Coz biasanya cuma lihat di yutub juga). Selain ke The World Landmarks, Dimas dan kawan-kawan juga jalan-jalan ke Dino Park, tapi sayang hasil foto-fotonya gak bagus, yang motret kepanasan plus keringat membanjir. Nahhh, acara jalan-jalan berakhir di Kids Waterpark. Berenangggg sepuasnya! Emaknya selonjoran, ternyata pegel juga ngikutin anak-anak keliling Merapi Park. Tapi puas dan senang melihat Dimas dan kawan-kawan begitu happy!
Yang kedua adalah saat acara tutup tahun dan pentas seni pada tanggal 25 Juni 2022 yang diselenggarakan di Gubug Lor Ndeso. Ini adalah kali pertama Dimas pentas. Dimas menari jaranan bareng kawan-kawan. Dimas antusias banget karena memang anak ini suka banget dengan kuda lumping. Saat itu sedang senang-senangnya nonton kuda lumping dan barongan di yutub. Maka saat mendapat kesempatan pentas, tentu saja bocah ini excited banget!
Ini juga kali pertama Dimas mengenakan pakaian daerah. Bersyukur lembaga PAUD SPS Mutiara Hati memiliki busana tersebut, sehingga kami tidak perlu menyewa di luar. Alhamdulillah juga ada ukuran yang pas untuk dikenakan Dimas. Maklumlah Dimas badannya paling gede di antara teman-temannya.
Akhirnya, Dimas lulus dari PAUD! Pakai toga, dapat trophy. Senangnyaaaa!!! Terima kasih, Bunda Tutik, Bunda Hani, Bunda Ika, dan Bunda Sari yang telah mengabdikan diri untuk mendidik anak-anak, terutama Dimas. Terima kasih telah menyayangi Dimas seperti menyayangi anak-anak kalian sendiri. Terima kasih memberikan kenangan indah untuk Dimas dan kawan-kawan.
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.