Jum’at 7 Desember 2018 saya sudah merasa sangat tidak enak badan setelah beberapa hari mengejar deadline pekerjaan penting. Kalo tidak salah pekerjaan tersebut saya kebut dalam waktu 3 hari saja. Alhasil hari Jum’at di kantor rasanya malas dan ‘les-lesan’, akhirnya saya pulang cepat sekitar jam 3-4 sore.
Hari Sabtu saya masih menikmati tidak enak badan saya. Mulut sudah terasa pahit dan itu artinya saya sudah benar-benar jatuh sakit. Obatnya hanya butuh makan enak dan istirahat. Meskipun demikian saya tetap momong Dimas sekuat tenaga saya. Alhamdulillah tidak ada masalah.
Hari Minggu, entah kenapa dari pagi Dimas muntah-muntah terus. Saya pikir palingan dia juga ikut masuk angin seperti saya. Badannya sedikit anget sih.., tapi tetap mandi pagi seperti biasanya, dan Dimas tetap aktif. Kejadian muntah-muntah ini berlangsung terus hingga tengah hari sekitar waktu Dzuhur. Setelah itu muntahnya sembuh dan Dimas kembali normal dan ceria seperti biasanya.
Hari Senin, pagi-pagi saya kirim pesan di WA grup teman-teman front office. Saya bilang bahwa saya tidak berangkat kerja karena sakit. Dan memang pagi itu kaki saya masih sakit karena jatuh pada hari Minggunya ketika jalan sambil gendong Dimas. Fix hari Senin itu saya tidak ke kantor.
Mungkin sudah skenarionya demikian ya, ternyata di hari Senin tersebut Dimas mengalami diare! Sedihnya sejak pagi hingga malam hari Dimas pupnya cair terus dan itu frekuensinya sering banget. Setengah hari di awal saja kalo saya hitung sudah lebih selusin clodi + pospak + celana yang kotor kena pup. Total sampai malam ada kalo 20-an kali Dimas pup cair.
Dalam kondisi tersebut, saya kurangi minum susunya, saya ganti dengan teh, jus dan air putih. Bersyukur Dimas enggak rewel, minum apa saja dia mau dan selalu habis. Tapi kemudian jusnya saya stop karena ketika googling saya menemukan informasi bahwa salah satu penyebab diare adalah minum jus.
Jam 7-an malam Dimas ngajak bobok. Dia naik duluan ke tempat tidur. Tapi baru beberapa saat berbaring ehhhh harus turun lagi ke kamar mandi karena pup cair. Itu terjadi dua kali. Lalu saya bilang ke suami saya untuk bawa Dimas ke dokter besok pagi (Selasa), tapi suami saya menjawab: “Sekarang saja ke rumah sakit, jangan nunggu besok, kalo memang harus opname ya opname saja.”
Malam itu segera saya telpon ke Panti Rapih barangkali masih ada dokter anak, syukur-syukur Dokter Tintin, namun sayang dokter anak sudah selesai semua prakteknya. Ya sudah, akhirnya pasrah ke dokter umum. Sampai di rumah sakit, tidak pake ngantri, Dimas langsung saya bawa ke ruang praktek dokter. Tanpa memeriksa, dokter hanya membaca dari kronologi yang saya ceritakan ke suster, lalu bertanya: “Mau one day care dulu atau langsung rawat inap?” Saya balik bertanya: “Sebaiknya gimana, Dok?”. Dokter bilang: “Karena ini sudah dehidrasi, sebaiknya rawat inap saja. Bisa biaya sendiri, bisa juga pake BPJS, karena ini masuk kategori darurat.” Alhamdulillah bisa pake BPJS, akhirnya saya setuju rawat inap saja.
Proses pengurusan rawat inap cukup memakan waktu. Dimas sampai nangis karena gerah dan dia pengin pup. Jadi sambil nunggu dapat kamar, Dimas sempat pup encer satu kali. Sebelum masuk ke kamarnya, Dimas dipasangi infus dulu di ruang persiapan rawat inap. Dan bagian ini yang paling ga enak, karena Dimas nangis terus ketika dipasangi jarum infus.
Malam itu Dimas dapat kamar di Carolus Anak kamar Executive 212. Jatah BPJS sih kelas 1, tapi berhubung penuh semua ya harus rela upgrade ke kelas yang lebih tinggi. Namun saya bersyukur dapat kelas Executive karena satu kamar untuk sendirian, fasilitasnya lengkap, sehingga Dimas bisa beristirahat dengan nyaman, demikian pula ibunya ini. Fasilitas lengkap tersebut antara lain kamar ber-AC, bed pasien, bed penunggu, 2 kursi sofa, 1 kursi kayu panjang, televisi, kulkas, air mineral 1 galon + dispenser, 2 buah meja, lemari makanan, lemari pakaian, dan ada sarapan pagi untuk penunggu. Pasien bisa dibezoek setiap saat asalkan masuk menggunakan kartu tunggu yang berlaku 1 kartu untuk 1 orang. Kemarin saya dikasih 3 kartu tunggu.
Selama dirawat di RS, Dimas enggak pernah rewel. Setiap kali pup, saya gandeng tangannya ke kamar mandi, enggak pake digendong. Meskipun enggak bawa mainan, Dimas enggak boring, karena bagi Dimas apapun bisa dijadikannya mainan. Suster-suster dan dokter senang dengan Dimas karena anaknya “pemberani”, enggak takut dengan suster dan dokter maupun orang-orang baru. Setiap kali ada yang bezoek, Dimas happy banget karena ada teman. Kalo ga ada yang bezoek Dimas hanya berdua dengan ibu, jadi ya sepi… 🙂
Selama rawat inap, tidak banyak obat yang diberikan kepada Dimas. Hanya infus sejak datang hingga pulang, kalau tidak salah sih total 4 kantung infus, dan Protexin serta Orezinc. Protexin adalah suplemen kesehatan pencernaan pada bayi dan anak. Suplemen ini mengandung 7 bakteri probiotik yang merupakan flora normal yang baik terhadap kesehatan saluran cerna. Suplemen ini diberikan hanya sekali pada siang hari. Ia berfungsi membantu menjaga kesehatan fungsi pencernaan pada bayi dan anak, seperti diare, sembelit, serta ketidakseimbangan flora usus yang disebabkan oleh alergi, infeksi, maupun oleh pemberian terapi antibiotik. Pemberian suplemen ini gampang karena bisa ditambahkan pada makanan, air, susu maupun jus buah. Untuk Dimas, saya masukkan saya ke dalam dotnya, dicampur dengan air putih. Sedangkan Orezinc adalah terapi tambahan dalam pengobatan diare pada anak dikombinasi dengan garam rehidrasi oral. Nah ini sediaannya cair dengan rasa yang manis, sehingga anak-anak pasti doyan.
Kondisi Dimas semakin membaik ketika susunya saya ganti, dari susu biasa ke susu soya (kedelai). Dokter menyarankan demikian. Bersyukur Dimas enggak rewel ketika harus berganti susu. Ga pake coba-coba, rasa susu apapun dilahapnya. Padahal rasanya jelas-jelas beda banget antara susu sapi dengan susu kedelai.
Sebelum fix pindah ke susu soya, saya sempat beli susu free lactose yaitu NAN kids pHPro 3 dari Nestle. Ceritanya biar sama-sama Nestle karena sebelumnya susu Dimas juga dari Nestle yaitu LactoGrow 3. Tapi ternyata salah! Untunglah ketika beli susu tersebut di Clandys Grosir Jalan Magelang, saya sekalian beli susu SGM Eksplor Soya, dengan maksud untuk jaga-jaga siapa tahu harus pindah ke susu kedelai. Dan ternyata benar, yang tepat untuk Dimas adalah susu soya! Finally, fix dari susu LactoGrow 3 pindah ke susu SGM Eksplor Soya untuk usia 1-5 tahun.
Alhamdulillah hari Jum’at Dimas sudah boleh pulang. Tapi karena urusan administrasi agak lama, akhirnya baru bisa meninggalkan rumah sakit menjelang malam hari. Jadi pada hari terakhir tersebut Dimas masih dapat jatah snack sore, mandi sore dan makan malam.
Sekarang, ketika saya posting ini, Dimas sudah sehat meskipun berat badannya susut (entah berapa kilo saya belum tahu karena belum nimbang lagi). Dimas makin pintar sekarang, dalam banyak hal. Makannya juga lebih mudah, asalkan dikasih makan di saat Dimas lapar. Boboknya juga mulai teratur lagi. Kamarnya udah di-setting seperti di hotel dan di rumah sakit, yaitu berasa sedingin AC meskipun hanya pake kipas angin. Berkat jasa ayah iniii… 🙂 Oiyaaa.. Dimas susah bobok kalo gerah atau udaranya panas. Sebaliknya, kalo udaranya dingin, Dimas mudah bobok dan betahhhh.
Selamat kembali ke rumah ya, nakkkk.. semoga sehat terus, enggak sakit-sakit lagi 🙂
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga, dan freelance blogger. Baginya blog adalah ruang berbagi inspirasi dan media menulis untuk bahagia. Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Paling panik itu memang kalau anak sakit ya mbak. Apalagi muntah dan diare seperti ini, bersyukur Dimas bisa ditangani dengan cepat. Semoga kondisi Dimas cepat pulih seperti sediakala dan berat badannya naik lagi.
Benar sekali, apalagi anaknya belum bisa ngomong, duhhh kadang ga ngerti dia mau bilang apa 🙁
Alhamdulillah sekarang sudah sehat, udah lari-larian, udah tambah berat lagi 🙂
Jadi kemarin dimas tu alergi susu to mb? Jd susunya ganti yang soya? Semoga tambah sehat ya dimas…. ?
Sepertinya sih bukan alergi susu. Susu soya ini hanya salah satu solusi untuk menghentikan diarenya.
Wah syukurlah sudah sehat kembali.
Rasa susu sapi sama susu kedelai memang jauh banget bedanya. Saya aja nggak suka susu kedelai. Hihihi, untungnya Dimas gampang ya. Anak hebat deh!
Saya kadang-kadang beli susu kedelai, menurut saya rasanya lebih segar daripada susu sapi. Mungkin itu yang membuat Dimas mau.
Halo Dimas, sehat selalu ya anak ganteng. Skrg solusi susu alergi banyak ya mak, jadi tenang..
Aamiin, makasihhh, tante Ima..
Dimas ganteng banget sih mbak…
sehat-sehat ya dimas ganteng…
Aamiin, terimakasih, tante Nisya 🙂
Alhamdulillaaaah Dimas udah sehat lagi yah? Semoga setelah ini makin aktif dan lebih sehat lagi yaaah
Aamiin, terimakasih, tante Hanifa ?
Oalah alergi susu bisa sakit gitu yambak wah semoga sehat selalu ya dek
Efek dari alergi susu itu bermacam-macam. Beda anak beda penyakit yang muncul.
Sehat sehattt yaaa adek dimass
Aamiin, terimakasih, tante Vera ?
Dimas ganteng banget siih.. emang salah satu dilema besar emak2 itu memilih susu yaa, kalau salah resikonya bisa fatal. Sehat2 terus yaa Dimas :*
Komentar ditutup.