Skip to content

Mindful Eating di Gadjah Wong Garden Restaurant

gadjah wong

Mindful Eating di Gadjah Wong Garden Restaurant – Orang lain banyak yang bilang saya ini orang sibuk. Seringkali saya makan hanya untuk memenuhi kebutuhan agar tetap memiliki energi untuk bekerja dan mengurus rumah tangga. Nah, saat-saat dimana saya bisa menikmati waktu makan dengan sepenuh hati atau mindful eating adalah pada waktu menikmati hidangan makan malam atau dinner dengan menu  a la carte.

Mengutip dari lemonilo.com nih ya, bahwa mindful eating adalah kondisi saat makan dimana Anda memberikan perhatian penuh pada setiap detil yang terdapat pada makanan Anda, seperti rasa, aroma, tekstur, suhu, hingga penampilan. Mindful eating tidak berarti Anda sedang diet, pun juga tidak menjamin mampu mengurangi berat badan.

Sedangkan menu a la carte, saya kutip dari travel.dream.co.id, adalah susunan menu dimana makanan dan minuman dicantumkan per item dengan harga terpisah. Menu semacam ini juga berlaku di berbagai restoran pada umumnya. Anda perlu sedikit bersabar saat memesan menu a la carte, karena menu baru dimasak setelah dipesan. Menu ini berasal dari Perancis dan dikenal sejak abad 19 yang artinya “according to the menu” atau sesuai menu.

Dinner di Gadjah Wong Garden Restaurant

Pengalaman seperti ini saya alami saat makan malam di Gadjah Wong Garden Restaurant. Malam Minggu malam yang dihiasi rintik-rintik hujan membuat suasana menjadi syahdu. Sehingga saya bisa menikmati saat-saat makan malam, mulai dari hidangan pembuka hingga penutup.

Saat disuguhi daftar menu dinner malam itu, sebenarnya saya bingung mau makan apa. Bukan karena tidak tahu, tetapi karena semuanya pengin dicobain. Hehehe… Tapi ‘kan tidak mungkin, manalah muat ini perut nantinya. Di malam hari, Gadjah Wong Garden Restaurant menyajikan menu India, Italia, dan Indonesia.

bitterballen samosa
Samosa dan Bitterballen

Ada dua jenis makanan pembuka (appetizer) yaitu Beef Bitterballen dan Samosa. Bitterballen yang berasal dari Belanda ini adalah makanan favorit saya dan anak-anak. Bitterballen rasanya mirip dengan kroket, bentuknya kecil bulat-bulat sekitar 3 sampai 4 cm. Makanan ini di Gadjah Wong Garden Restaurant dibuat dari daging sapi. Kemudian dibalut dengan tepung roti dan digoreng dalam minyak panas. Setelah itu disajikan menggunakan saus mustard.

Sedangkan Samosa adalah pastri goreng berbentuk segitiga. Isi berupa daging kambing cincang berbumbu rempah-rempah dicampur kacang kapri, bawang bombay, daun ketumbar, dan kadang-kadang paneer. Makanan ringan ini masuk dalam menu India. Saat menggigit makanan ini, rasa rempah-rempahnya langsung terasa. Cocok banget dimakan dengan saus chutney yaitu saus berbumbu rempah-rempah yang dibuat dari sayuran segar atau buah-buahan yang dilumatkan.

creamy tomato with basillicum and frend bread
Creamy Tomato with Basillicum and Frend Bread

Setelah menikmati Bitterballen dan Samosa, berikutnya kami menikmati menu soup. Ada tiga macam menu soup yang ditawarkan. Saya sendiri memilih Creamy Tomato with Basillicum and Frend Bread. Ini adalah sup dari tomat yang dibuat creamy secara homemade.

Kelihatan teksturnya sangat halus ‘kan… Juga warnanya khas warna tomat. Bener-bener dibuat manual di restoran ini. Untuk makan soup ini jangan lupa ditemani dengan rotinya. Caranya, potong kecil roti dengan tangan lalu dicocolkan ke soup ini. Hmm… yummy…

Home-smoked Spring Chicken
Home-smoked Spring Chicken

Berikutnya yang sangat dinanti-nantikan adalah makanan utama atau main course. Menu yang tersedia yaitu Indonesia, India, dan Italia. Saya, bingung dongggg… Lhaaa semua pengin dicobain karena pasti enak 😀

Akhirnya saya memilih menu berupa daging ayam. Saya memesan Home-smoked Spring Chicken. Ini adalah ayam muda asap yang empuk banget, yang disajikan dengan brokoli, wortel, dan kentang tumbuk (mashed potatoes). Makan menu ini, semuanya dapat. Protein hewani dan nabatinya ada. Karbohidratnya juga ada.

Saat menu ini tiba di meja saya, rasanya wow gitu… Kenapa? Karena bentuk dan ukuran ayamnya itu lho… Mantap. Gede banget kalo untuk ukuran saya. Lengkap pula separuh ayam dari dada hingga ke paha. Saya sampai pesan ke teman saya, hayooo.. siapin tempat untuk main course-nya lhooo.. Dan kami pun tertawa 😀

main course
Detik-detik menikmati menu utama dinner.

Beneran enak banget, empuk dan gurihnya terasa banget. Rasanya jadi pas banget saat dipadukan dengan nanas dan saus yang menjadi toping menu ini. Hmmm… Jujur, saya jadi bisa bener-bener menikmati yang namanya makan berat. Mulai dari setiap sayatannya, kemudian menggigitnya, mengunyahnya, hingga saat menelannya. Asli puasss banget!

Betewe, betewe, dari ukurannya yang tampaknya besar tadi, tidak membuat kekenyangan lho… Ternyata pas. Sangat cukup. Sekali lagi, mungkin karena saya sangat menikmatinya sejak appetizer tadi. Mindful eating deh pokoknya 🙂

home-made ice cream of ginger cinnamon and vanilla
Home-made Ice Cream of Ginger Cinnamon and Vanilla

Setelah appetizer dan main course, terakhir adalah dessert. Untuk dessert atau makanan penutup kali ini Gadjah Wong Garden Restaurant menawarkan Tiramisu dan Home-made Ice Cream of Ginger, Cinnamon and Vanila. Karena udah sering makan yang Tiramisu, maka kali ini saya memilih Home-made Ice Cream of Ginger, Cinnamon and Vanila.

Es krim ini disajikan dalam 3 skop dengan 3 rasa yang berbeda, yaitu rasa jahe (warnanya kekuningan), rasa kayu manis (warna kecoklatan), dan rasa vanila (warna putih). Yang rasa jahe ini dibuat dari jahe emprit. Jika dirasa-rasakan di tengah-tengah satu skop rasa jahe ini seperti ada potongan-potongan kecil jahe. Nah, potongan-potongan kecil ini adalah potongan jahe gajah.

Ginger Lemongrass Mint Tea
Ginger Lemongrass Mint Tea

Dari tadi ngomongin makanan melulu, apa enggak minum? Ya minum dong… Untuk menu minuman (beverage), Gadjah Wong Garden Restaurant menawarkan 3 macam minuman, yaitu fresh juices, mixed juices, dan hot drinks. Fresh juices sendiri terdiri dari 6 macam jus buah. Mixed juices terdiri dari 3 macam jus buah campur dan 1 lemon squash. Hot drinks terdiri dari 2 macam minuman teh dan 1 kopi tubruk.

Karena suasana dingin akibat hujan seharian saya memilih minuman panas. Kali ini saya memesan Ginger Lemongrass Mint Tea. Jadi, ini adalah minuman teh yang dilengkapi dengan jahe, sereh dan mint. Rasanya? Jangan ditanya! Yang jelas rasa pedes-pedesnya ada. Dan yang pasti adalah bikin hangat di badan.

Oiya, kalo pengin manis, saat penyajian disertakan juga gula batu di samping gelas tersebut. Tinggal dicemplungin terus diaduk supaya semua rasa tercampur. Seruput. Nikmati. Mantapppp 🙂

Mindful Eating di Gadjah Wong Garden Restaurant

Dari petualangan saya berkunjung ke berbagai rumah makan, rasanya saya bisa menikmati mindful eating ya baru disini. Benar-benar saya bisa menikmati dari suapan pertama hingga terakhir. Dari makanan pembuka, makanan utama, hingga makanan penutup.

Memang tampaknya banyak banget dan porsinya lumayan itu makanan yang disajikan. Tapi, jangan khawatir. Saat kita benar-benar bisa menikmatinya, pada akhirnya tidak akan merasa kekenyangan apalagi sampai begah. Sampai pulang pun perut tetap aman dan nyaman.

Menurut saya, ada beberapa faktor yang mendukung saya bisa menikmati mindful eating di restoran ini, yaitu antara lain:

  1. Suasana restoran yang tenang, dengan penyinaran yang temaram di waktu malam.
  2. Makanan dan minuman yang dibuat hanya setelah dipesan (fresh, made by order).
  3. Semua makanan diolah sendiri oleh owner Gadjah Wong, tanpa menggunakan bahan pengawet maupun MSG.
  4. Pelayanan yang menyenangkan.
  5. Keramahtamahan dari owner Gadjah Wong yang sekaligus merangkap sebagai chef utama.
gadjah wong dinner menu
Fine Dining Menu

Gadjah Wong Garden Restaurant

Mungkin masih banyak diantara teman-teman disini yang belum pernah tahu atau mendengar nama Gadjah Wong Garden Restaurant. Sebenarnya restoran ini sudah sangat tidak asing lagi di kalangan pejabat, artis, agen-agen wisata, dan lain-lain.

Restoran terkenal di Yogyakarta ini terletak di Jl. Affandi No.79D, Soropadan, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281. Lokasinya sangat strategis. Bisa masuk lewat pintu depan maupun pintu belakang. Tersedia tempat parkir di kedua pintu masuk tersebut.

Lahan tempat berdirinya restoran ini dulunya adalah bantaran sungai Gadjah Wong yang sangat tidak terawat. Hingga tahun 1995 hanya menjadi tempat pembuangan sampah yang mengakibatkan polusi udara, air, tanah, dan lingkungan.

Lalu mulai 1996, Ibu Yani (owner Gadjah Wong Garden Restaurant) mulai melakukan penataan, pembersihan, dan penghijauan kembali di lahan tersebut. Kemudian berubahlah lahan tersebut menjadi lingkungan yang hijau dan asri. Dan didirikanlah restoran Gadjah Wong di tempat itu yang kemudian resmi dibuka pada tanggal 25 Desember 1997.

Kenapa diberi nama Gadjah Wong? Nama restoran ini diambil dari nama sungai tadi. Gadjah Wong nama lainnya adalah Ganesha. Ganesha memiliki bentuk tubuh manusia dengan kepala gajah. Bagi pemeluk Hindu, Ganesha adalah Dewa Pengayom.

lorong gadjah wong
sumber: Instagram @gadjahwong

Bangunan pada restoran Gadjah Wong ini memadukan tiga macam budaya yang berbeda yaitu Jawa, Bali, dan Eropa. Gaya bangunan Jawa diwakili dengan bentuk bangunan joglo. Gaya bangunan Bali diwakili dengan lanskap kebun, banyaknya tanaman bumbu, buah dan bunga. Dan gaya Eropa diwakili dengan style balkon, lorong, serta pintu dan jendela yang melengkung.

Oiya, lahan di pinggir sungai tersebut sengaja tidak ditutup tanah. Justru pembuatan bangunan restoran itu mengikuti kontur tanah yang ada. Karena itu cocok banget dibuat bangunan dengan menggunakan tiga gaya bangunan yang saya sebutkan tadi. Dengan demikian tanah tetap kuat menahan berdirinya bangunan.

Hingga saat ini, restoran Gadjah Wong menyediakan tiga ruang favorit yang dilengkapi dengan hiburan musik. Ruang-ruang tersebut adalah:

  1. Ruang Gajah, dengan hiburan musik country. Ruangan ini berada di bawah, tepatnya di depan dapur. Di ruangan ini pengunjung bisa menikmati makanan sambil mendengarkan musik sekaligus bisa melihat kesibukan di dapur.
  2. Ruang Kura-kura, dengan hiburan gamelan Jawa. Ruangan ini berada di atas, lumayan terbuka. Ada gazebonya juga.
  3. Ruang Bebek, dengan hiburan musik klasik. Ruangan ini berada di belakang. Kalau sudah pasti mau di ruangan ini, sangat praktis kalau masuknya lewat belakang.
gamelan gadjah wong
sumber: Instagram @gadjahwong

Sejak berdirinya hingga pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, restoran Gadjah Wong hanya buka di malam hari yaitu mulai jam 18:00 hingga jam 22:00. Kemudian sempat enam bulan tutup karena pandemi. Barulah di bulan September 2020 kemarin buka kembali. Sejak saat itu, restoran buka mulai jam 12:00 siang hingga jam 21:00. Khusus untuk hari Senin, restoran ini tutup.

Karena dibuka mulai siang hari, maka menu yang disajikan pun berbeda antara siang dan malam

  • Untuk siang hari (lunch time), mulai jam 12:00 hingga jam 17:00 disajikan menu Mexico dan Indonesia.
  • Untuk malam hari (dinner time), mulai jam 18:00 hingga jam 21:00 disajikan menu India, Italia, dan Indonesia.

Restoran ini memiliki konsep sendiri untuk dapurnya. Jadi, konsep dapur Gadjah Wong adalah mengolah dan menyajikan makanan maupun minuman alami yang bermanfaat untuk membantu menjaga kesehatan tubuh untuk jangka panjang. Artinya, bahwa makan tidak cukup hanya kenyang dan enak, tetapi juga harus sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Hal tersebut dijelaskan oleh Ibu Yani, owner sekaligus chef di Gadjah Wong Garden Restaurant. Nah, untuk mendukung konsep tersebut maka banyak tanaman bumbu yang ditanam di kebun milik restoran tersebut. Dan yang pasti semua makanan mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup diolah di dapur sendiri tanpa bahan pengawet maupun MSG.

Penutup

Nah, setelah mengenal lebih dekat tentang Gadjah Wong Garden Restaurant terutama tentang konsep dapurnya, maka enggak salah kalo saya benar-benar bisa menikmati mindful eating disini. Paling asyik menikmati lunch atau dinner di restoran ini bersama keluarga atau teman-teman dekat.

Kalau teman-teman ingin mengeksplor lebih dulu tentang restoran ini, teman-teman bisa mengunjungi websitenya di https://gadjahwong.com atau mampir ke akun instagramnya di @gadjahwong. Dan untuk reservasi, teman-teman bisa langsung menghubungi WhatsApp +6281227404433 atau telepon di nomor (0274) 588294.

Semoga sharing saya bermanfaat, selamat menikmati mindful eating 🙂

 

18 thoughts on “Mindful Eating di Gadjah Wong Garden Restaurant”

  1. Semua makanan yang diceritakan Mbak bikin saya ngiler. Juga es grimnya. Kangen mudik Jogja. Jadi pengen ke Gadjah Wong. Biasanya akhir tahun selalu pulang ke Jogja, tapi karena coronces ini belum berani keluar kota. Gadjah Wong ini sudah terkenal banget dari zaman saya kuliah di Jogja.

  2. Wow, favorit banget ada samosa. Jarang banget dapet samosa yg nendang rasanya. Dan ituu…mbak Win, ayamnya meringkuk gitu. Endez banget. Dan aku baru tahu ada ice cream rasa jahe. Dingin tapi anget kalik yah. Bener-bener mindfull eating deh…

  3. Aku nih mbak perlu mindful eating kapan aja pas makan. Masih sering punya kebiasaan buruk makan disambi-sambi. Sambi hapean lah, sambi baca buku, dll. Rasanya emang kurang menikmati kalo kayak gitu.

  4. waduh mbak enak enak semua itu….
    lengkap ya sajiannya, dari makanan pembuka sampai makanan penutup
    klo mindful eating kita kadi bisa lebih menikmati makanan ya

  5. Akutu suka banget menu yang pas sajiannya untuk orang dewasa gini..
    Jadi gak menyisakan makanan kan yaa…
    Dan suka banget kalau ayamnya pakai karbo mashed potato kaya gitu…lezaaatt~

  6. Pertama kepo kok namanya Gadjah Wong Restaurant ternyata karena lokasinya ada di bantaran Sungai Gadjah Wong…Dan ini baik tempat, menu, dan konsep alami yang ditawarkan beneran mendukung mindful eating yang memang pola makan yang akan menunjang kesehatan tubuh kita. Apalagi layanan penunjang lainnya. Bakalan betah deh saya menikmati makan di sini…

  7. Ya ampun, aku ya jadi lapar lihat makanannya. Berasa kenikmatannya udah di mulut aja. Kalau berjodoh, semoga bisa menyicipi langsung ke sana ya. Secara, saya di Sumatera ini, harus benar-benar dijadwalkan untuk ke luar pulau.

Leave a Reply to lendyagasshi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *